Sukses dengan ParkirQ Setelah Ide Recehnya Ditolak

“Bisnis bukan soal uang dan keuntungan, tapi tentang bagaimana kita bisa memberikan sumbangsih untuk menyelesaikan masalah yang ada,” tutur Moh Aliyul Adhim, mahasiswa semester 5 sekaligus Direktur Utama Aplikasi ParkirQ. Anak muda yang masih berusia 19 tahun yang lebih akrab dipanggil Abi ini bersama dengan tiga temannya yaitu Fando Adila, Isabel Casie Natalia, Rakha Hendra Maryanto satu jurusannya mendirikan bisnis startup yang baru saja di launching pada bulan Oktober 2018 ini.

Berawal dari mata kuliah Creativity and Innovation semester 2, dimana setiap mahasiswa diwajibkan memberikan ide bisnis yang kreatif dan Inovatif, banyak ide bisnis disampaikan namun semua ide itu ditolak oleh dosen pembimbing bahkan idenya dianggap receh. “Saya bingung dan merasa buntu, tidak punya ide lagi”, aku Abi. “Disaat itu saya pergi ke mall, dan susah dapat parkir. Jengkel rasanya. Tapi justru saat itu ide muncul yaitu membuat aplikasi booking parkiran secara onlne”, imbuhnya. “Andai ada aplikasi ini, kan tidak buang-buang waktu untuk cari parkir”, jelasnya.

Perjalanan membuka bisnis tidak semudah yang dibayangkan. Pertama kalinya (tahun 2017) bisnis yang diberi nama E-Parking ini, idenya “dicuri” oleh vendor program yang adalah rekanan setelah pengerjaan selama 2 bulan. Vendor tersebut men-launching aplikasi E-Parking milik Abi dan tim. Hal ini membuat kecewa dan down. “Pelajaran bagi kami bahwa hak paten sebuah ide bisnis sangat penting,” terang Abi.

Dengan bimbingan Bapak Tommy Kaihatu untuk sisi bisnisnya dan Bapak Adi Suryaputra untuk sisi sistem informasi berikut penggunaan teknologinya, maka Abi dan tim bangkit dan semangat lagi memulai bisnis startup dengan ide baru berlabel ParkirQ. Cara kerja aplikasi tersebut sederhana. Ia memiliki empati alur utama. Ada top-up yang berfungsi untuk pembayaran. “Sekarang masih free.” tegas Adhim. Ada juga menu booking yang berfungsi untuk memesan tempat parkir. Kemudian, menu check-in digunakan untuk men-scan QR-code atau verifikasi pesanan saat sampai di lokasi. Yang terakhir, menu check-out berfungsi untuk mengkonfirmasi setelah menggunakan tempat parkir atau akan keluar dari spot parkir.  “Kami memang merancang dengan empat komponen itu saja biar nggak ribet dan bisa digunakan siapa saja,” tutur Adhim.

ParkirQ di Jawapos, 28 Oktober 2018

Aplikasi ParkirQ tersebut diluncurkan pada 22 Oktober 2018. Vendor pertamanya adalah Universitas Ciputra. “Dukungan dari UC sangat maksimal dengan memberikah wadah untuk mengaplikasikan ParkirQ disini,” jelas Rakha.  Meski aplikasi itu baru seminggu diluncurkan, sudah ada investor yang tertarik menanamkan modalnya. PT Mahakarya Entrepreneur Indonesia telah memberikan seed funding kepada ParkirQ yang nilainya Rp 1,5 miliar.

Tahun depan ParkirQ akan diaplikasikan di Balikpapan yaitu di Mall Super block dan apartemen. Selain mempersiapkan kerja sama dengan vendor di Balikpapan dan Pekanbaru, mereka menyempurnakan aplikasi. Penyempurnaan meliputi rancangan hardware yang bisa digunakan untuk palang pintu parkir otomatis. Nanti tidak dibutuhkan pegawai lagi. Masyarakat juga tidak takut kehilangan kendaraan karena palang parkir bekerja otomatis berdasar sistem verifikasi dalam aplikasi.

Artikel lain