Cemas dan takut merupakan respon emosi alami seorang manusia saat menghadapi ancaman. Seperti halnya saat kamu merasa cemas ketika akan melakukan presentasi, menemui dosen, atau saat akan melakukan sidang skripsi. Namun, bagaimana jika kita merasa cemas berlebih tanpa suatu sebab yang jelas? Kecemasan yang berlebih dapat menjadi salah satu gejala anxiety disorder. Gangguan ini dapat mengganggu aktivitas lainnya apabila tidak diatasi dengan baik. Lalu bagaimana cara kita mengatasi anxiety disorder?

ericaburnsphotography.com

 

Yuk intip tips dari Riliv dan PSY UC yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi anxiety disorder dibawah ini!

Pola Tidur Yang Baik Dapat Mengatasi Anxiety Disorder

Tidur dengan kualitas tidur yang baik dan waktu tidur yang cukup dapat membantu kamu meredakan kecemasan. Buatlah jadwal untuk mengatur tidurmu. Usahakan untuk tidur selama 8 jam sehari. Jika kamu kesulitan untuk tidur, cobalah untuk menghilangkan berbagai pikiran. Kamu dapat melakukannya melalui meditasi pernafasan sederhana, kemudian posisikan dirimu senyaman mungkin, dan tidurlah di kasur yang empuk.

Berolahragalah

pinterest.com

 

Olahraga adalah penghilang stres dan penghilang kecemasan yang alami. Penelitian menunjukkan bahwa olahraga sedikitnya 30 menit selama tiga hingga lima kali seminggu dapat meredakan kecemasan yang berlebih. Untuk mencapai manfaat yang maksimal, usahakan untuk melakukan berolahraga setidaknya satu jam setiap hari.

Lakukanlah Relaksasi

Dear, kamu dapat melakukan beberapa teknik relaksasi untuk meredakan kecemasan. Dengan melakukan teknik relaksasi seperti mindfulness meditation atau progressive muscle relaxation secara teratur, dapat mengurangi kecemasan dan meningkatkan emotional well being.

Biofeedback

Biofeedback menggunakan beberapa peralatan untuk mengukur fungsi fisiologis tertentu – seperti detak jantung, pernapasan, dan ketegangan otot – dan dapat digunakan untuk mengajarkanmu mengenali respon fisiologis akan kecemasan. Setelah itu kamu dapat mempelajari bagaimana cara mengendalikannya menggunakan teknik relaksasi.

 

Dear, jika kamu mengalami kecemasan berlebih saat akan presentasi, menemui dosen untuk bimbingan, atau mungkin saat akan melakukan sidang skripsi, cobalah untuk mengkonsultasikannya kepada psikolog profesional. Kamu akan mendapatkan diagnosis dan penanganan khusus darinya.

Nah, dibawah ini adalah jenis penanganan berupa terapi dan pengobatan yang sering diberikan ahli kepada seseorang dengan anxiety disorder:

Psychological Therapy

trnty.edu

 

Cognitive Behavioral Therapy (CBT) adalah terapi yang paling banyak digunakan untuk gangguan kecemasan. Penelitian telah menunjukkan bahwa terapi ini efektif dalam menangani gangguan panik, fobia, gangguan kecemasan sosial dan gangguan kecemasan umum, dan banyak kondisi lainnya.

CBT membahas pola dan distorsi negatif bagaimana kita memandang dunia dan diri kita sendiri. Seperti namanya, ini melibatkan dua komponen utama:

Terapi kognitif yaitu meneliti bagaimana pikiran negatif, atau kognisi, berkontribusi terhadap kecemasan.

Terapi perilaku memeriksa bagaimana individu berperilaku dan bereaksi dalam situasi yang memicu kecemasan.

Premis dasar CBT adalah bahwa pikiran kita — bukan peristiwa eksternal — dapat mempengaruhi perasaan kita. Dengan kata lain, bukan situasi yang menentukan perasaanmu, tetapi persepsimu tentang situasinya -lah yang menentukannya.

Pharmacotherapy

Selain pemberian cognitive behavioral therapy. Seseorang dengan gangguan kecemasan akan diberikan resep oleh psikiater atau dokter. Obat – obatan yang diberikan dapat membantu meredakan kecemasannya.

Oke Dear, segitu dulu penjelasan tentang bagaimana mengatasi anxiety disorder. Ingat! Jangan suka mendiagnosis diri sendiri ya.

Have a Nice Day!

Disadur dari:

  1. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders American Psychiatric Association (5th ed.). Arlington: American Psychiatric Publishing. 2013. pp. 189–195. ISBN 978-0890425558.
  2. Bandelow, B., Michaelis, S., & Wedekind, D. (2017). Treatment of Anxiety Disorders. Dialogues in Clinical Neuroscience 19 (2), 93 – 107.
  3. Staner, L. (2003). Sleep and Anxiety Disorders. Dialogues in Clinical Neuroscience 5 (3), 249 – 258.
  4.  https://www.helpguide.org/articles/anxiety/therapy-for-anxiety-disorders.htm

Written by Syarifah Muadzah

 

Konten ini merupakan kerjasama antara Fakultas Psikologi Universitas Ciputra dengan Riliv. Riliv adalah startup konseling online dengan psikolog nomor 1 di Indonesia. Riliv senantiasa mengajak masyarakat untuk lebih sadar dengan kesehatan mental mereka. Kunjungi http://riliv.co/rilivstory untuk informasi lebih lanjut.