Perjalanan Spiritual di Hiroshima dan Nagasaki

Perjalanan Spiritual di Hiroshima dan Nagasaki.Kompas.27 Juli 2017.Hal 24 001-page-001

MENYEBUT nama Hiroshima dan Nagasaki, ingatan orang akan kembali pada tragedi saat Perang Dunia Kedua. Kedua kota itu luluh lantak oleh bom atom. Hingga kini, kedua kota itu menjadi saksi kejamnya peperangan.

Namun, selain menyusuri kembali jejak sejarah kelam puuluhan tahun silam itu, ada alasan lain untuk berkunjung ke Jiroshima dan Nagasaki. Kedua kota ini menjadi tujuan ziarah bagi mereka yang ingin merasakan kedamaian spritual.

Di Hiroshima, tepatnya di Miyajima, terdapat peninggalan budaya bersejarah, yaitu kuil Shinto Itsukushima. Kuil ini dibangun sekitar tahun 593. Setelah dibangun kembali oleh penguasa Tairano Kiyomori pada 1168, kuil ini menjadi bangunan memesona seperti dapat disaksikan hingga hari ini.

Ciri khas yang menjadi keunikan kuil Itsukushima adalah Torii, yaitu gerbang khas yang menandai pintu masuk kuil, serta Shaden atau Pavilion kuil. Pada kuil Itsukushima, baik Torii dan Shaden berada di laut, saat pasang naik, keduanya terendam air. Namun, pada saat pasang surut, air laut benar-benar surut sehingga pengunjung bisa berjalan menuju gerbang.

Keunikan lain dari kuil yang didedikasikan untuk melindungi penduduk dari bencana alam dan peperangan ini yaitu menjadi satu-satunya tempat pertunjukan musik traisional Jepang Noh yang terapung di laut. Noh terkadang ditampilkan di bawah cahaya lampu sehingga menguatkan kesan spritual tempat ini.

Nagasaki

Beralih ke Nagasaki, salah satu destinasi menarik di tempat ini adalah Taman Glover. Berada di puncak bukit Minami-Tamate, Taman Glover menghadirkan pemandangan memesona ke arah pelabuhan Nagasaki.

Jangan heran dengan nama yang berbau asing karena taman ini memang dibangun seorang Skotlandia bernama Thomas Blake Glover. Pada abad ke-19 Nagasaki termasuk kota yang dipenuhi oleh mereka yang memimpikan Jepang yang baru, termasuk di antaranya para pedagang asing dari seberang lautan.

Pada pertengahan abad ke-19, setelah kedatangan Komodor Perry di Uraga, Jepang kedatangan banyak kapal asing yang ingin berdagang. Shogun yang menjadi penguasa Jepang akhirnya membuka sejumlah pelabuhan untuk menerima kapal-kapal asing itu, termasuk pelabuhan Nagasaki yang dibuka pada 1859. Untuk memastikan kelancaran perdagangan dengan orang-orang asing, Shogun membuka sejumlah kawasan untuk tempat hunian mereka, termasuk di antaranya Minami-Yamate.

Pada 1863, Glover tiba di tempat ini dan membangun rumah di bukit Minami-Yamate. Lebih dari seabad kemudian, jejak peninggalan keluarga Glover di tempat ini tetap terpelihara dengan baik.

Jejak spritual lain yang dapat ditemui di Nagasaki adalah bangunan sejumlah gereja. Salah satunya adalah Ktedral Oura yang merupakan gereja tertua yang ada di Jepang. Terbuat dari kayu dengan arsitektur gotik, gereja ini dibangun pada 1864 oleh misionaris Perancis. Gereja ini termasuk dalam daftar situs Warisan Dunia pada 2016.

Berikutnya adalah Katedral Urakami, yang pada masanya merupakan yang terbesar di Timur. Meanriknya, gereja ini berlokasi hanya 500 meter dari hypocenter bom atom sehingga benar-benar musnah saat terjadi ledakan pada 9 Agustus 1945. Namun, di tengah reruntuhan, ditemukan sosok kayu Perawan Maria. Patung ini kemudian disebut “Hibaku no Maria” atau “ Maria yang terkena bom”. Kini, Ktedral Urakami diakui Vatikan sebagai “Basilika Minor” karena nilai sejarahnya.

Selain itu, masih ada Saint Kolbe Memorial Museum dan Gereja Hongouchi, Takashi Nagai Memorial Hall, Museum Sasttra Endo Shusaku Gereja Shitsu, Gereja Ono, dan Kuil Karematsu.

Jadi, ingin menikmati suasana spritual di Hiroshima dan nagasaki? Segera atur perjalanan Anda ke dua kota bersejarah ini.[*/ACA]

Sumber: Kompas.27 Juli 2017. Hal.24

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *