Tia Maulana Nasi Bungkus untuk Sesama

Nasi Bungkus untuk Sesama. Kompas. 7 Juli 2015.Hal.16

Tia Maulana (34) tak ragu berbagi makanan dengan mereka yang masih terjaga, bekerja,  atau tinggal di luar rumah atau di luar keluarganya pada malam hari. Ia berbagi kebahagiaan dengan mereka yang masih berada di jalan, saat sebagian besar orang sudah tertidur pulas. Tidak banyak yang tahu, tetapi komunitas sego Bungkus tetap bergerak.

OLEH DAHLIA IRAWATI

Semangat berbagi inilah yang ingin ditularkan Tia Maulana, pendiri komunitas Sego Bungkus di Malang Kepada masyarakat. Dengan semangat itu pula, Tia bersama Komunitas Sego Bungkus yang dibentuknya rutin membangikan Sego (nasi) bungkus pada gelandangan atau pengemis, tukang becak, tukang sapu, satpan, kuli panggul, atau siapa saja yang tidur dijalan pada malam hari.

Waktu berbagi nasi bungkus pun tidak wajar karena diberikan pada tengah malam atau dini hari . sekarang, tiap kamis pukul 23.00-24.00 menjadi waktu rutin bagi komunitas tersebut untuk bergerak membagikan nasi bungkus kepada mereka yang membutuhkan.

“ kami memberikan nasi bungkus itu kepada mereka yang kurang beruntung. Ketika sebagian orang sudah terlelap ditempat tidurnya yang empuk dirumah, mereka masih berada dijalanan entah untuk bekerja atau memang tidak punya rumah dan tidur dijalanan,” ujarnya.

Lantas, kok dibagikan malam hari? Tia Maulana pun punya maksud agar nasi ini bisa menjadi bekal” sarapan” mereka sebelum beraktivitas keesokan harinya.

Sebagian besar penerima pembagian nasi bungkus komunitas ini adalah tukang becak atau kuli panggul di sekitar Pasar Besar Malang. Mereka sudah bersiap dipasar tersebut karena pada saat dini hari sudah mulai bekerja mengangkut dan menurunkan sayuran.

Di luar waktu rutin mingguan, komunitas sego bungkus juga berbagi nasi bungkus dengan anak-anak yatim non-panti asuhan. Komunitas sego bungkus rutin menggelar sahur dan buka bersama dengan anak-anak yatim non-panti asuhan tersebut.

Tia pun bercerita, anak-anak yatim yang tidak berada di panti asuhan ini dipilih karena menurut pengamatan komunitasnya, anak-anak yatim tersebut paling jarang mendapatkan perhatian masyarakat. Perhatian biasanya tercurah pada anak yatim piatu yang berada di panti asuhan kerena jelas keberadaan mereka  dan tidak perlu bersusah paya untuk mencari anak yatim tersebut. Sementara untuk menemukan anak yatim non panti dimasyarakat, dibutuhkan usaha ekstra. Komunitas ini pun harus mencari dan mendatangi ke desa-desa.

Nasi bungkus yang dibagikan biasanya berupa nasi putih dangan lauk ayam goreng dan sambal, atau nasi dengan lauk mi dan telur. Jika dirupiahkan nasi bungkus yang dibagikan Rp 5.000 per bungkus. Harga tersebut bisa dicapai karena komunitas tersebut memasak sendiri nasi yang akan dibagikan.

Dana untuk berbagi nasi bungkus tersebut saat ini berasal dari donasi banyak orang. sebagian donasi berasal dari komunitas itu sendiri dan sejumlah donatur. Donatur yang selama ini memberikan dukungan merupakan rekan Tia sesame pengusaha warung makan, dan pekerja kantoran yang pernah menjadi pelanggan warungnya. Selain itu, ada juga sejumlah pihak yang tertarik dan bersimpati dengan kegiatan mereka.

Untuk membagikan nasi bungkus, Tia tidak sendiri. Ia dibantu mahasiswa anggota komunitas sego bungkus. Anggata komunitas tersebut tidak pernah terdata resmi karena memang bukan organisasi yang memiliki keanggotaan tetap. Tidak heran jika anggotanyapun  datang dan pergi. Namun, setidaknya  ada ribuan orang selama ini membantu gerakan ini. Baik dengan menyumbang tenaga mauapun menyisihkan sebagian uangnya.

“sengaja organisasi ini tidak dibuat menjadi lembaga atau yayasan. Jika diresmikan, maka yang ada kami akan menghabiskan dana untuk membiayai yaysan. Lebih baik dana diwujudkan menjadi nasi bungkus agar bisa bermanfaat abgi mereka yang membutuhkan tutur ibu dua anak tersebut.

Tidak sengaja

Kominitas sego Bungkus terbentuk tahun 2011. Kisa komunitas itu bermulah dari kebiasaan Tia maulana, pemilik warung nasi”Ayam bakar kanjeng Mommy” dijalan kendalsari, malang, yang membagi bagikan nasi yang tak terjual kepada orang sekitar. Saat itu, Tia membagikan 10-20 bungkus nasi.

Berangkat dari ketidaksengajaan itu, tia berfikir untuk menjadikan kegiatan berbagi nasi itu sebagai kegiatan yang disengaja, dan paling tidak bisa dilakukanseminggu sekali. apalagi, di kota Malang. Tia melihat begitu banyak orang tidur di jalanan.

Sejak itulah, kegiatan membagi nasi bungkus pun mulai di rutinkan seminggu sekali. untuk membagikan nasi bungkus, Tia dibantu beberapa kenalan dan mahasiswa yang sering datang kewarungnya, dimulai dengan membagikan 10-20 bungkus nasi dengan harga rp 5.000 per bungkus, lama-lama komunitas tersebut kini bisa membagikan ratusan nasi bungkus kepada warga malang.

Bahkan kegiatan ini berkembang hingga keberbagai kota lain, sperti solo, Yogyakarta,Bandung, Jakarta, Bengkulu, Makassar, dan berbagai kota lain dengan nama tidak jauh berbeda, tetapi intinya berbagi nasi bungkus.

“ meski hanya sebungkus nasi  dengan niali hanya Rp 5.000, itu sangat berarti buat mereka yang membutuhkan. Mereka yang tidur dijalanan adalah mereka yang tidak seberuntung kita,” ujar perempuan yang juga memiliki usaha manajemen artis tersebut.

Meski demikian, menurut Tia, membagi-bagikan makanan di jalanan tidaklah semudah yang dibayangkan bayak orang. komunitas itu sudah biasa dikejar-kejar  orang gila, yang marah karena merasa terganngu. Atau ada juga anggota komunitas yang tertipu dengan kisah gelandangan yang dibuat sesedih mungkin.

“Tapi saya yakin, sebagian besar mereka yang tidur di jalanan adalah mereka yang benar-benar membutuhkan. Makanya, kami tak akan berhenti berbagi nasi bungkus hanya karena tertipu sekali dua kali. Lama kelamaan, kami semakin  tahu, mana mereka yang membutuhkan dan mana yang hanya menipu,: kata permpuan asal Solo itu.

TIA MAULANA

Lahir : solo, 5 september 1981

Pendidikan: public relation Universitas Diponegoro Semarang

Suami: Maulana

Anak: Aditya Atala Maulana(7)

Kaiser Aqila Maulana (3).

Sumber: Kompas.-7-Juli-2015.Hal_.16

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *