Model MICE Kerakyatan

Model-MICE-Kerakyatan.-Venue.-September-2015.Hal_.5657

Oleh Dewa Gde Satrya

Perhelatan Muktamar Nahdatul Ulama (NU) ke-33 pada 1-5 Agustus 2015 di Jombang memiliki makna penting bagi pertumbuhan ekonomi,khususnya di kawasan Jombang,Mojokerto,Sidoarjo, dan sekitarnya. Dalam konteks ini, pertumbuhan ekonomi melalui sektore MICE ( Meeting incentice convention  exhibition event) memberikan dampak berganda yan positif bagi masyarakat jombang,Mojokerto, dan Sidoarjo khusunya. Muktamar ormas NU merupakan MICE kategori politik, sseperti RAPIMNAS,Kongres Luar Biasa, RAKERNAS, MUNAS,SILATNAS, dan sejenisnya yan diadakan oleh partai politik.

Menjelang pelaksanaan Muktamar, pantauan di area yang menjadi venue siding terlihat meriah. Fakta yang mengejutkan sekaligus menggembirakan, sebab mendapat limpahan hingga ribuan NU. Akomodasi sekelas hotel melati,motel,losmenm dan local homestay mendapat berkah bahkan, beberapa rumah di sewa selama kurun wakt perhelatan Muktamar lima hari denga nilai mencapai Rp 20 juta.

Jombang, selalu melahirkan tokoh-tokoh besar dalam perjalanan sejarah NU dan menjadi titik penting dalam mengawal keberagaman di Tanah Air, juga memiliki potensi alam dan sejarah yang bernilai tinggi. Misalnya Wonosallam, daerah eksotis di lereng perbukitan Anjasmoro, yang terkenal dengan komoditas durian yang khas. Disana juga terlekak banyak sumber mata air yang terus  mengalir sejak masa Majpahit hingga sekarang. Alfred Russel Wallee, naturalis tersohor, pernah menginjakan kakiknya dibeberapa daerah di Tana Air, salah satunya Wonosallam.

Berdekatan dengan Jombang, terletak bekas ibu kota kerajaan Majapahit, yakni Trowulan,Mojokerto.pertumbuhan sektor pariwisata jombang dan Mojokerto menjadi keniscahyaan manakala ad tindak lanjut memanfaatkan momentum Muktamar ke-33 NU di Jombang karenannya, Jombang layak menjadi perhatian bersama untuk semakin dikenali,diamati, dan selanjutnya dikunjungi.

 

Pro industri kecil

Perhelatan MICE ala NU yang kenta l dengan nuansa idealism benar-benar menghadirkan kesejahteraan secara langsung yang merata pada banyak pihak terkait sektor penunjang MICE. Diantaranya, pemilihan akomodasi,penyediaan makanan (catering),sara transportasi yang digunakan, kegiatan pre dan post meeting,florist dan decorator yang memberikan manfaat langsung kepada banyak pihak. Juga, penentuan professional exhibition organizer (PEO). Professional conference organizer  (PCO), stan kontraktor, freight  forwardwer, supplier, ecent organizer, hall over, tenaga kerja muslim,percetakan,biro dan agen perjalanan wisara,perajin dan pedagang souvenir, serta UMKM. Jika demikian adanya, NU telah memulai langkah konkret memperjuangkan kesejahteraan rakyat dari ajtivitas Internal

Belakangan pemerintah pusat merespons desakan kalangan perhotelan yan mengeluhkan dampak buruk kebijakan Pajak Peratambahan Nilai (PPN) bagi perhotelan. Keputusan tersebut tertian dalam Peraturan Mentri Keuangan (PMK) nomor 43 tahun 2015 yang dikeluarkan 9 Maret 2015 lalu.

Adapun jasa perhotelan yang tidak dikenakan PPN berdsarkan PMK 43/2015 adalah jasa sewa ruangan di hotel dan penyewaan kamae beserta tambahannya yang terkait jasa bagi tamu yang menginap, antara lain pelayanan kamar, air conditioning,binatu,kasur tambahan,perlengkapan tetap (fixture and furniture), telpon dan internet,safety box,televise satelit dan kabel, minibar,fasilitas olahraga dan hiburan,fotokopi, dan transportasi antar jemput tamu. Adapun jasa biro perjalanan yang diselenggarakan jasa perhotelan akan dikenakan PPN

Selain  pihak penyelenggara MICE, dalam hal ini ormas dan parpol, sektor akomodasii juga perlu semakin melibatkan industry kecil (UMKM) dalam mata rantai industry MICE. Hal tersebut semakin penting sebagai “ungkapan syukur” atau balas jasa atas intensif yang diberikan pemerintah.

Dalam hall pemerataan pembangunan sektor pertemuan diluar Jakarta dan Bali, untuk level nasional memang pernah dilakukan. Karena factor aksesbilitas, daerah yan dimaksus sebagian besar masih berada di area jawa. Artinya, di tingkat daerah perlu semakin dipertimbnagkan dan diberi prioritas sebagai tuan ruma pertemuan politik yang selalu menghadirkan semboyan meningkatkan kesejahteraan rakyat itu. Daerah perlu semakin “disentuh” oleh ormas dan parpol untuk memeratakan rezeki aliran dana bagi penyelenggaran MICE.

Keputusan pemilihan tempat penyelengaraan pertemuan parpol di tingkat daerah bermakna strategis bagi pertumbuhan daerah tersebut melalui MICE. Alternative daerah yang dipilih bisa disiasi dengan pemilihan daerah yang berdekatan dengan pusat perekonomian kawasaan. Dan, pemilihan jombang sebagai tuan rumah Muktamar ke-33 NU adalah keputusan strategis eksistensi industry MICE diluar Surabaya.

 

Sumber, kolom venue September 2015

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *