Darurat Impor Gandum Nasional

Langkah-Optimis-Pemimpin.Dewi-eds-5.XXIV.Mei-2015.pg-154

POLA konsumsi makanan pokok masyarakat yang dulunya lebih banyak nasi mulai bergeser ke bahan pangan dari tepung terigu, seperti mie dan roti. Pergeseran ini mendorong peningkatan permintaan tepung terigu yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Kisarannya 7% setiap tahun. Dengan konsumsi antara 5-5,5 juta ton per tahun, Kementerian Perindustrian memperkirakan permintaan tepung terigu pada 2015 akan meningkat sebesar 6% menjadi 5,83 juta ton.

Untuk memenuhi permintaan tersebut, di Indonesia saat ini ada 29 pabrik terigu dengan total kapasitas giling gandum sebesar 9,7 juta ton. Kapasitas pabrik-pabrik tersebut baru dimanfaatkan sekitar 60%, jadi masih memiliki cukup banyak ruang untuk peningkatan produksi ke depan.

Gandum sebagai bahan baku tepung terigu dianggap sebagai tanaman non-tropis yang tidak dapat tumbuh di Indonesia. Meskipun saat ini beberapa universitas tengah mengembangkan varietas yang sesuai dengan iklim tropis di Indonesia, tapi varietas tersebut belum dikembangkan secara massal untuk memenuhi kebutuhan gandum di Tanah Air.

Oleh karena itu, Indonesia masih harus mengimpor gandum untuk dapat memproduksi tepung terigu. Dengan meningkatnya permintaan terigu, otomatis jumlah impor gandum juga akan terus meningkat. Tahun lalu Indonesia mengimpor 7,2 juta ton gandum, membuat Indonesia menjadi negara pengimpor gandum terbesar keempat di dunia setelah Mesir (9,5 juta ton), China (8,5 juta ton), dan Brazil (7,4 juta ton). Sebagian besar impor berasal dari Australia (55%), Amerika (18,7%), dan Kanada (14,2%).

Besarnya ketergantungan terhadap impor gandum ini tentu memberi sinyal bahaya bagi kedaulatan pangan Indonesia. Kementerian Pertanian mulai berusaha menyiasati masalah ini, salah satu caranya dengan menggantikan tepung terigu dengan tepung lokal seperti tepung jagung, tepung singkong, atau tepung ganyong. Namun, tentunya produksi komoditas-komoditas lokal tersebut juga harus ditingkatkan sebelum dapat menggantikan tepung terigu.

 

UC Lib-Collect

Insight. 15 Maret 2015

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *