Syarief Jujur, Kunci dalam Bekerja
Jujur dan rajin, itulah yang membuat Syarief (65) bertahan menjadi pengecer sejumlah Koran terbitkan Ibu Kota, termasuk harian “Kompas” yang pada 28 Juni genap berusia 50 tahun, dan Koran local selama 48 tahun. Kakek tiga cucu ini dan juga loper koran boleh dibilang ujung tombaknya sebuah perusahaan penerbitan perusahaan penerbitan media cetak. Melalui mereka, Koran sampai kepada pelanggan tetap dan pembeli eceran.
Syarief, warga Ciheuleut, Gang Salim, Kecamatan Bogor, ini merupakan salah satu pengecer koran yang usianya di atas 60 tahun dan cukup lama “jam terbangnya, yakni 48 tahun, menjadi pengecer Koran. Sebagian rekannya sudah tidak lagi jualan dan meninggal dunia. Kalau tiap hari saya jalan kaki sekiar 5 kilometer menjajakan dan mengantar koran, selama 48 tahun panjang jalan yang saya tempuh mungkin sepanjang Bogor, Indonesia, ke Amerika ya, “katanya sambil tertawa terkekeh-kekeh sehingga terlihar giginya ompong, sabtu pekan lalu.
Sejak 48 tahun yang lalu sampai sekarang, Syarief kalau jualan Koran dan mengirim koran kepada pelanggannya jalan kaki. Menurut dia, selama itu, dia telah berjalan kaki sejauh (48 tahun x12 bulan = 576 bulan- 7 bulan tidak jualan karena sakit = 569 bulan x 30 hari = 17.070 hari x 5 km = 85.350) 85.000-an km. Jarak sepanjang itu dia lukiskan sepanjang Bogor, Indonesia-Amerika, tidak lagi dilukiskan dengan panjang Anyaer-Panarukan yang 1.000 km.
Dengan nada serius, Syarief mengatakan, selain rajin mencari pelanggan dan mengetahui dimana lokasi banyak calon pembeli eceran, jadi pengecer koran juga harus jujur. “Kalau tidak jujur, tidak akan bertahan lama menjadi pengecer. Sebab, langsung dicopot oleh agen Koran. Tak diberi koran lagi. Kalau pindah agen, cepat atau lambat pasti diketahui ketidakjujurannya, kata Syarief. Ia menambahkan, ketidakjujuran pengecer nakal itu adalah ambil Koran tetapi tidak setor hasil penjualannya kepada agen.
Ketika tahun 1967 saya pindah ke agen Endang Suleman, pertama yang ditanya punya utang atau tidak pada agen yang lama dan bisa jujur gak. Kalau bisa, silakan ambil koran pada saya, kata Syarief menirukan ucapan Endang Suleman (almarhum) yang dulu kios korannya di pasar Bogor.
Pengasong makanan
Syarief, yang dulu orangtuanya buruh tani ini, setelah lulus SD di Cipaku tahun 1964, dia ikut Emad, pamannya yang tinggal di daerah belakang Rumah Sakit PMI, Kota Bogor. Dia membantu pamannya jualan makanan. Kalau hari libur dan minggu, Syarief menjadi penjual asongan makanan dan minuman di Kebun Raya Bogor dengan teman-temannya. Suatu hari, Syarief ingin menjadi pengecer Koran seperti teman-teman sepermainannya, Sidik dan Karna. Awalnya, Syarief ambil koran ke agen Abdullah di Stasiun Bogor. Dua bulan kemudian Syarief pindah kea gen Endang Suleman dan bergabung dengan dua temannya itu.
Lokasi jualan Syarief seputar daerah Pasar Bogor terus ke Jalan Merdekda dan Jalan Ciwaringin, Jalan Mayor Oking ke Gang Bojong Neros ujung Jalan Juanda pergi pulang jalan kaki. Kalau koran lagi laku karena ada berita hangat, dia bisa berkali-kali ambil Koran di agen. Sejak agen Endang Suleman berhenti tahun 1990-an, tidak ada yang meneruskan, maka Syarief pindah kea gen di seputaran stasiun kereta api dan Taman Topi. Sebanyak 7 agen Koran yang menjadi rekannya. Namun, dari 7 agen itu, 2 tutup, 3 bangkrut, dan 2 yang masih menjadi tempatnya mengambil Koran untuk dijual saat ini. Dari ketujuh agen itu, Syarief mengenal betul karakter agen tersebut.
Hanya agen Endang Suleman yang besar perhatiannya kepada pengecer. Menjelang bulan puasa, pertengahan puasa, dan menjelang akhir bulan puasa memasuki lebaran ia selalu memberi bingkisan makanan dan uang” kata Syarief mengenang sikap almarhum Endang Suleman kepada para pengecer Koran dan lopernya yang kala itu mencapai 30-an orang. Dari dulu sampai sekarang, lokasi penjualan eceran dan langganan bulanan Syarief tak berubah. Setiap pengecer sudah punya lokasi dan tidak berebutan.
Kami juga tak saling menguasai lokasi jualan, seperti kalau hari minggu saya bersama teman sama-sama jualan di depan Katedral Bogor di Jalan Kapten Muslihat. Masing-masing sudah punya pelanggan. Saya dan teman saya tidak mengejar-ngejar pembeli, tetapi pembelilah yang menghampiri kami dimana kami menunggu pelanggan keluar dari gereja usai mengikuti misa, “kata Syarief.
Tahu diri
Sejalan dengan usianya yang sudah 60 tahun ke atas, jam kerja Syarief pun mulai pukul 08.00 sampai 13.00. “Kalau masih muda, pukul 06.30 sudah jualan. Sekarang anak-anak muda yang jualan pagi-pagi. Yang tua mah tahu diri, tenaga sudah berkurang jadi muncul siang, “kata Syarief. Dulu menurut Syarief, tenagan masih ada koran yang mau dijual sudah habis. Sekarang tenaga sudah habis korannya masih menumpuk di agen.
Sejak saya jualan 48 tahun yang lalu sampai sekarang, ya kompas paling banyak terjual. Kata Syarief. Ia menambahkan, berita tentang Malari, peristiwa Tanjung Priok, kerusuhan tahun 1998, sampai Soeharto lengser, dan berita tentang piala dunia, harian kompas termasuk paling laku dibandingkan dengan Koran terbitan ibu kota lainnya. Syarief bersyukur, dari keuntungan Koran yang diperoleh bisa untuk hidup sehari-hari bersama cucunya. Dia pernah selama dua bulan menjadi sub agen ambil Koran di dua agen dan mempunyai pengecer lima orang. Saya hentikan karena pengecernya lama kelamaan nakal, enggak pada setor sehingga saya jadi tekor. Langsung saya berhenti dan kembali menjadi pengecer kembali, kata Syarief.
Selama 48 tahun menjadi pengecer Koran, Syarief mengaku sekali dimaki-maki pembeli Koran dan sekali ditendangi pembeli Koran yang marah saat ditagih pembayaran Koran setelah keliling mengantar Koran. Dua pengalaman tak menyenangkan itu tak lagi saya harapkan, “katanya.
Syarief sudah diminta oleh tiga anaknya untuk berhenti menjadi pengecer Koran lagi. Namun, dia tidak mematuhi permintaan anak-anaknya itu. Selagi saya masih kuat jalan, saya tidak berhenti menjadi pengecer Koran, “katanya sambil titip ucapan selamat kepada pemimpin kompas yang baru merayakan 50 tahun harian kompas.
Sumber: Kompas, Senin, 6 Juli 2015.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!