Jejak Kilang Minyak di Surabaya (6). Minyak Wonokromo untuk Penerangan Lampu.19 November 2021. Hal.6,7. Chrisyandi. LIB

Ditemukannya sumber minyak dikawasan Jagir Wonokromo berdampak pada kemanfaatan hajat hidup orang banyak, salah satunya sebagai bahan baku penerangan penduduk.

Rahmat Sudrajat, Wartawan Radar Surabaya

Pustakawan sejarah Chrisyandi Tri Kartika mengatakan, saat sudah dibangun sebagai kilang minyak di kawasan Wonokromo yang sekarang menjadi kantor Pertamina tersebut, hasilnya banyak dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik. “Hasil kilang saat itu banyak dipakai untuk lampu yang berbahan bakar minyak,” katanya kepada Radar Surabaya. Bahkan tahun 1911 Bataafsche
Petroleum Maatschappij (BMP) yang mengakusisi Dordtsche Petroleum Maatschappij (DPM) mengakomodir kebutuhan listrik dengan minyak yang digunakan untuk penerangan lampu di Surabaya. “Jadi sumber minyak dari BPM ini juga untuk penerangan listrik,” jelasnya. Ia menambahkan, minyak juga digunakan untuk lampu-lampu gantung dan penghias. “Jadi untuk semacam lampu-lampu semacam gantung juga menggunakan sumber minyak,” imbuhnya. Selain itu, untuk konsumsi listrik tetap menggunakan gas yang saat itu diakomodir oleh perusahaan listrik zaman kolonial Belanda yang bernama Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij (ANIEM) yang bermarkas di Rotterdam. “Dulu listiriknya dari perusahaan ANIEM, yang kemudian perusahaan listrik itu mengaliri semua penerangan yang dihasilkan dari gas,” jelasnya. Namun perkembangan penggunaan gas untuk penerangan jalan pun berubah. Sehingga sambungan penerangan diganti dengan minyak. “Jadi sambungan penerangan itu digantikan dengan minyak. Seiring dengan keberadaan sumber minyak yang terus digali,” pungkasnya.
(nur)

 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *