Alabama Shakes Ini Rock Gaya Alabama
Kesuksesan album perdana pada 2013 tak melenakan empat sekawan Alabama Shakes. Mereka berkarya sebebas-bebasnya pada album berikutnu membuya. Keputusan itu membuat band rock tersebut membawapulang tiga Grammy dari empat nominasi Grammy Awards yang mereka dapat pada senin (15/2) malam waktu Los Angeles, Amerika Serikat.
Oleh HERLAMBANG JALUARDI
Lagu “Don’t Wana Fight” menang pada dua ketegori: penampilan rock terbaik dan lagu rock terbaik. Itu adalah lagu jagoan dari album teranyar Sound & Color (produksi tahun 2015). Album tersebut menang pada kategori album music alternative terbaik, bukan kategori album rock yang diraih Muse untuk album Drones.
Jika bayangan Anda pada music “rock” adalah music yang mengguncang dengan bunyi gitar meraung, mungkin gelar lagu rock terbaik lebih cocok disematkan pada Foo Fighters (“Something From Nothing”) atau Wolf Alice (“ Moaning Lisa Smile”), dua pesaing Alabama Shakes.
Namun, Alabama Shakes mematahkan premis itu. Bisa jadi , penyelenggara Grammy Awards menganggap “Don’t Wanna Fight” adalah wajah rock masa kini. Rock tak melulu sesangar Guns n’ Roses, tapi bisa berwujud seksi di tangan kuartet dari kota kecil Athens di Negara Bagian Alabana, AS, ini.
Britanny Howard, perempuan sentral kelompok ini, tak memusingkan penggolongan jenis music mereka. Alabama Shakes punya banyak latar corak musik, tanpa mereka sengaja membuatnya begitu.
Corak vocal Howard mengingatkan penggemar music soul dan R&B pada Etta James atau Aretha Franklin. Kadang, ia meratap seperti Janis Joplin. Musiknya bisa melaju cepat seperti The Ramones, lalu berbelok pada Velvet Underground. Mereka bisa meramu banyak warna itu dalam sebuah lagu, misalnya di nomor “The Greatest”.
Dalam artikel yang dimuat The Telegraph, ada pertanyaan tentang aliran music band ini. Jawaban Howard singkat, “Aku tidak tahu.”
Teman sekolah
HHoward bertemu dengan Zac Cockrell (kelak pemain bass) di bangku SMA. Mereka satu kelas pada pelajaran psikologi, tetapi baru ngobrol setelah bertemu di sebuah pesta. Mereka menemukan kecocokan saat ngobrol soal music. Mereka juga punya kebosanan yang sama hidup di kota Athens yang berpenduduk 20.000 jiwa itu.
Keduanya banyak menghabiskan waktu bersama mendengar music apa saja, rock klasik macam Led Zeppelin hingga AC/DC, juga lagu rap dari Missy Elliot. Howard yang belajar main drum, bass, dan gitar akhirnya sering jamming dengan Zac.
Pada sebuah sesi, datanglah Steve Johnson, pemain drum, yang saat itu bekerja sebagai supir truk jasa pengiriman. Seperti dituturkan kepada Joe Rhodes dari The New York Times, Steve suka pada permainan gitar ritmis mereka berdua.
Mereka lalu membuat band bernama The Shakes. Mereka memainkan ulang lagu yang mereka dengar sembari memulai sedikit menulis lagu sendiri. Beberapa kali mereka membuat pertunjukan kecil di lantai bawah rumah Howard. Howard “menguasai” rumah tinggalan ibunya yang berada di tempat pembuangan mobil bekas.
Lagu demo mereka di dengar oleh Heath Fogg yang waktu itu punya band bernama Tuco’s Pistol. Fogg mengundang The Shakes sebagai pembuka pada pertunjukan kecil yang ia rancang. Penampilan prima The Shakes membuat Fogg meninggalkan bandnya untuk bergabung bersama trio itu sebagai gitar melodi.
Formasi berempat itu membuat mereka semakin solid. Sepanajang dua tahun, mereka bikin pertunjukan di bekas bar setiap akhir pekan.pada hari biasa, mereka kembali bekerja serabutan. Sepanjang itu pula mereka merekam lagu sendiri, yang kelak dimasukkan ke album perdana Boys &Girls.
Lagu-lagu Howard pada umumnya bercerita tentang penggalan hidupnya. Lagu jagoan “Hold On” misalnya, berkisah soal kejenuhan bekerja sebagai sopir barang. Adapun lagu “On Your Way” menuturkan rasa kehilangan Howard atas kematian kakaknya yang kena kanker mata.
Ketika menyanyikan lagu-lagu itu, ada rasa sedih dan marah yang terlontar pada vokalnya, terutama ketika mendaki nada tinggi. Di panggung, Howard nyaman mengeluarkan kegundahannya.
“Ada kelegaan yang tiba-tiba mucul (ketika bernyanyi). Penonton adalah kerumunanku, dan aku pun jadi milik mereka,” ujarnya. Suara dan sosoknya yang tinggi besar menjadikan setiap penampilan Howard gampang diingat orang.
Album Boys & Girls yang bernuansa blues antic itu banyak disukai orang. Merekapun mulai tampil di festival bergengsi , seperti Bonaroo dan Glastonbury. Nama mereka pun sudah berganti menjadi Alabana Shakes karena nama The Shakes sudah banyak dipakai band lain.
Mereka dinominasikan pada Grammy Awards 2013 untuk kategori artis pendatang baru terbaik. Lagu “Hold On” juga dijagokan menyabet gelar penampilan lagu rock terbaik. Namun, Grammy belum untuk mereka.
Warna baru
Kesuksesan album perdana itu sedikit memberi tekanan kepada mereka untuk mengulanginya di album kedua. “Tetapi, kami semua sepakat menanggalkan itu semua. Kami ingin membuat album sesuai keinginan kami, sekreatif mungkin dan tanpa membatasi diri,” ujar Fogg dalam rilis resmi band.
Mereka membuat lagu di sela jadwal tur yang padat, tak lagi ketika jenuh di rumah. Terkadang penulisan lagu mereka kerjakan bersama, tetapi ada juga yang di tulis Howard sendirian. Waktu menulis yang hilang ditelan kesibukan tur dan promo, digantikan Howard dengan 18 jam selama lima hari berurutan di lantai bawah tanah rumahnya.
Pertemuan dengan lebih banyak orang member warna baru pada corak music mereka, seperti yang tersurat pada judul album Sound & Color. Mereka menghasilkan groovy blues pada “Shoegaze” serta mengimbuhkan nuansa psikadelik pada “ Gemini” yang hening. Ada pengaruh Prince dalam beberapa lagu di album itu.
Lampu sorot rupanya masih menaungi mereka hingga memboyong tiga Grammy, sama jumlahnya dengan yang di bawa si bintang pop Taylor Swift pada Grammy Awards 2016 ini. Kegemilangan itu hendak mereka rayakan dengan menggelar tur musim panas sampai Amerika Selatan dan Eropa.
ALABAMA SHAKES
- Anggota :
- Britanny Howard (vocal/gitar)
- Zac Cockrell (bas)
- Heath Fog (gitar)
- Steve Johnson (drum)
- Asal : Athens, Alabama, AS
- Terbentuk : 2009
- Album studio :
- Boys & Girls (2011)
- Sound & Color (2015)
- Penghargaan
Piala Grammy:
- Lagu rock terbaik (“Don’t Wanna Fight”) 2016
- Penampilan rock terbaik (“Don’t Wanna Fight”) 2016
- Album music alternative terbaik (“Sound & Color”) 2016
Nominasi Grammy :
- Album tahun ini (“Sound & Color”) 2016
- Penampilan rock terbaik (“Always Right”) 2014
- Artis pendatang baru terbaik, 2013
- Penampilan rock terbaik (“Hold On”) 2013
- Nominasi BRIT Awards:
- International Group, 2013, 2016
(NEW YORK TIMES/ ROLLING STONE)
UC LIB-COLLECT
KOMPAS.FEBRUARI 2016.HAL.16
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!