Penanggulangan Bunuh Diri Pasien Covid-19 (1), Psikolog UC: Perlu Pendampingan Psikoedukasi. www.timesindonesia.co.id. 10 September 2020

https://www.timesindonesia.co.id/read/news/295855/penanggulangan-bunuh-diri-pasien-covid19-1-psikolog-uc-perlu-pendampingan-psikoedukasi

Look Es Krim Selpink. Jawa Pos. 9 September 2020. Hal.24. MNA

SURABAYA, Jawa Pos – Lagu ice cream kolaborasi Selena Gomez dan blackpink (selpink) yang dirilis 28 Agustus lalu memberikan inspirasi tersendiri bagi bloger Surabaya Ade Kumala Putri. Perempuan yang kerap berkreasi dengan make-up face painting dan bahan-bahan makanan itu kembali bereksperimen dengan penggabungan bahan tersebut. Karena kali ini bertema es krim, selain menggunakan face painting dia memanfaatkan mesem dan cone es krim sungguhan.

Mula-mula, Lala –panggilan akrab Ade Kumala Putri- membuat pola es krim meleleh di area dahi hingga matanya. Warna yang dipilih agar segar adalah perpaduan pink dan biru muda. “Untuk look ini memang yang penting adalah pada detail pembuatan shadow lelehan es krimnya. Biar nggak flat, kita harus bikin dimensinya,” terangnya.

Dimensinya sendiri dibuatnya menggunakan eye shadow coklat tua dan hitam. Dalam proses ini, gradasi warna sesuai dengan arahan cahaya yang ingin dibuat harus konsisten. “Baru setelah lelehan es krim sempurna tinggal menambahkan detail-detail lainnya,” sambungnya. (ama/c17/tia)

             Sumber: Jawa Pos. 9 September. 2020. Hal 24

Sejak 1927, Kantor PMK di Jalan Pasar Turi 3_Top Leader dari Eropa, Pribumi Bagian Ambil Air. Radar Surabaya. 10 September 2020. Hal.3. Chrisyandi. Library

“Kantor De Brandweer atau pemadam kebakaran mengalami perubahan pada tahun 1906 setelah penetapan Surabaya sebagai Gementee (kotamadya),” Rahmat Sudrajat

SEHINGGA semua keperluan mengenai pembiayaan mulai dari pemindahan markas semi permanen dari Pasar Besar ke bangunan permanen di Pasar Turi pada tahun 1927 =, hingga pembelan peralatan baru dibiayai oleh pemerintah Gementee Surabaya.

Bahkan dulu setiap pos tersebut dilengkapi alat pompa yang digenjot manual secara bergantian oleh petugas pribumi saat terjadi kebakaran. Modernisasi De Brandweer baru dirasakan secara signifikan pada tahun 1906 setelah penetapan Surabaya sebagai Gementee.

Menurut Pustakawan Sejarah Chrisyandi Tria Kartika, sumber daya manusia (SDM) dulu yang memegang kendali atau top leader dari bangsa Eropa. Sedangkan untuk pribumi bagian pengambil air. “Dulu mengambul airnya kan digledek (dengan gerobak, Red), jadi dilakukan manual nggak seperti saat ini yang dilakukan dengan mesin. Nah itu pekerjanya brandweer dari pribumi,” katanya kepada Radar Surabaya.

Bahkan saat masa kependudukan Jepang. De Brandweer diubah menjadi Syoobotai. Tugas Syoobotai tidak hanya menangani kebakaran biasa, namun juga disiapkan untuk memadamkan kebakaran akibat serangan udara.

Chrisyandi menjelaskan karena dulu informasi mengenai kebakaran sangat minim, sehingga seringkali petugas kbaaran datang terlambat. Untuk itu pihak dinas kebakaran zaman dulu memberikan hadiah bagi masyarakat yang memberikan informasi adanya kebakaran di Surabaya. “Karena kecepatan informasi jadi modal utM pemadam kebakaran untuk memadamkan api ketika kebakaran. Jadi dulu mereka (pemadam kebakaran) malah memberikan hadiah bagi pelapor uyang memberikan informasi kejadian kebakaran,” terangnya. (bersambung/nur)

 

            Sumber: Radar Surabaya. 10 September 2020. Hal 3

Sejak 1927, Kantor PMK di Jalan Pasar Turi (2): Masih Ada Lampu Menempel di Dinding Khas Zaman Kolonial. Radar Surabaya. 9 September 2020. Hal.3,7. Chrisyandi. Library

Bahkan ketika akan masuk ke dalam, kita disuguhi oleh lampu kuno yang terbuat dari besi. Yang menempel di dinding depan. Sayangnya, lampu bercat merah itu, kini tak lagi menyala dan dibiarkan tampak tak terawat.

Sementara itu dibagian dalam terlihat terbuka tinggi. Di lantai dua terdapat beberapa ruangan yang di tempat tersebut juga ada tiang pancang yang digunakan untuk turunnya pasukan brandweer agar cepat ketika ada kebakaran. Konon tiang luncur sudah ada sejak zaman dulu, namun mengalami berapa perubahan.

Menurut Pustakawan Sejarah Chrisyandi Tri Kartika, bangunan dibiarkan terbuka tanpa sekat untuk mobilitas petugas kebakaran ketika sewaktu-waktu ada kebakaran. Bahkan di sisi atas terdapat dua ventelasi udara dengan gaya khas ornamen Jawa perpaduan. “Angin-angin-nya (ventelasi) ada dua, di sisi barat dan timur. Di atas, ya ini beda dengan gedung lain karena mungkin dirancang agar sirkulasi terjaga dan tidak menyebabkan kelembaban pada gedung tersebut,” katanya.

Selain itu, juga adanya lorong yang panjang. Dulu juga untuk lalu lalang para petugas. Lorong tersebut ada di sisi timur gedung. “Tapi kini dirombak sebagian untuk penjagaan,” imbuhnya.

Di belakang gedung terdapat tower yang konon dulu untuk sirene ketika ada kondisi darurat. Kini tower tersebut sudah tidak berfungsi lagi. “Kalau saya lihat tower itu sudah mengalami perubahan dilihat dari besinya. Dulu juga digunakan untuk latihan terjuan (flying fox) para petugas,” terangnya.

Kantor de Brandweer tersebut mengalami perubahan pada tahun 1906 setelah penetapan Surabaya sebagai Gementee (kota madya). Sehingga semua keperluan mengenai pembiayaan mulai dari pemindahan markas semi permanen dari Pasar Besar ke bangunan permanen di Pasar Turi pada tahun 1927, hingga pembelian peralatan baru dibiayai oleh pemerintah Gemmentee Surabaya. (*/opi/bersambung)

             Sumber: Radar Surabaya. 9 September 2020. Hal.3,7

Sejak 1927, Kantor PMK di Jalan Pasar Turi (1): Genteng Bangunan Belum Pernah Diganti. Radar Surabaya. 8 September 2020. Hal.3,7. Chrisyandi. Library

TAK ada yang berubah dengan bangunan lama kantor PMK itu. Corak kuni arsitektur Belanda terlihat jelas dengan tembok yang kokoh dan atap tinggi.

 

Saat melihat ke dalam, tiang penahan genteng pun terbuat dari besi yang kokoh. Konon genteng yang menjadi atap bangunan cagar budaya bertipe A tersebut belum sedikit pun diganti.

 

Menurut Pustakawan Sejarah Chrisyandi Tri Kartika, sebelum tahun 1927, gedung tersebut berada di jalan Aloon-Aloon Straat atau Pasar Besar Straat. Petugas pemadam dulu campuran, ada yang berasal dari pribumi, dan sebagain lainnya orang Belanda. “Tapi pimpinannya dari Belanda,” kata Chrisyandi, Senin (7/9).

 

De Brandweer pertama kali dibentuk Pemerintah Hindia Belanda pada 4 September 1810, dan sekaligus menjadi institusi pemadam kebakaran pertama di Hindia Belanda. “Pos de Brandweer ini awalnya ditempatkan di sekitar bangunan-bangunan strategis seperti pabrik senjata (altellerie constructive winkel),” terangnya.

 

Semua keperluan mengenai pembiayaan, mulai dari pemindahan markas semi permanen dari Pasar Besar ke bangunan permanen di Pasar Turi pada tahun 1927. “Hingga pembelian peralatan baru dibiayai oleh pemerintahan Gementee Surabaya,” ungkap Chrisyandi. Penambahan bangunan yang saat ini dilakukan hanya ada sedikit saja perubahannya, yakni pagar dan penambahan ruang di bagian dalam. (*/opi/bersambung)

 

Sumber: Radar Surabaya. 8 September 2020. Hal 3

Ivy Melinda. Kepuasan Tersendiri. Surya. 9 September 2020. Hal. 3. FDB

TREN membeli barang branded second sudah tidak asing lagi di era sekarang ini. Begitupun bagi Ivy Melinda (22), mahasiswi Fashion Business Universitas Ciputra Surabaya yang lebih menyukai barang preloved.

 Perempuan kelahiran Denpasar Bali ini beralasan, barang preloved merupakan produk yang memiliki kualitas premium dalam fashion, baik sepatu maupun produk lainnya.

“Walaupun pernah digunakan orang lain, produk preloved adalah produk yang dijual kembali dalam kualitas yang masih baik,” kata Ivy, Minggu (6/9).

Sebagai anak muda, Ivy menganggap tren membeli barang preloved masih jarang dilakukan. “Bagi saya membeli barang asli langsung brand-nya menghasilkan kepuasan tersendiri,” ungkap perempuan berzodiak Aquarius ini.

Ivy berharap dapat menjaga barang-barang branded yang ia punya. Supaya apabila bosan, dapat ia jual atau tukar ke teman terdekat.

Ia menyambut baik trene membeli barang preloved karena secara tidak langsung mendukung Fashion Sustainability (memperpanjang usia produk).

“Dimana secara tidak langsung membuang produk yang tidak dipakai. Namun dapat men-support kebutuhan orang lain yang membutuhkan. Hitung-hitung jadi berkat buat orang lain juga kan, “ pungkas perempuan yang pernah meraih best execution business ini. (zia)

Sumber: Surya. 9 September 2020. Hal 3

UC Surabaya Gelar Fashion for Covid-19 Virtual, Tampilkan APD Fashionable: Bisa Dipakai Sehari-hari. jatim.tribunnews.com. 1 September 2020. Fashion Product Design & Business

https://jatim.tribunnews.com/2020/09/01/uc-surabaya-gelarfashion-for-covid-19-virtual-tampilkan-apd-fashionable-bisa-dipakai-sehari-hari

Reverse: Gerakan Sosial Mahasiswa Soal Isu Keberlanjutan Alam dan Lingkungan di Tengah Pandemi. Tribunnews.com. 3 September 2020. Visual Comunication Design

https://www.tribunnews.com/pendidikan/2020/09/03/reverse-gerakan-sosial-mahasiswa-soal-isu-keberlanjutan-alam-dan-lingkungan-di-tengah-pandemi

Hunian Efisien dan Sehat Jean Maureen. Jawa Pos. 6 September 2020. Hal.20. Interior Architecture

Penataan ruangan yang smart dan cermat menjadi kunci kenyamanan rumah Jean Francois Poillot dan Maureen Nuradhi. Rumah mereka memaksimalkan akses cahaya matahari dan udara. Untuk meredam Cuaca panas Surabaya, bukaan pun dirancang dengan teliti. Letak jendela sesuai dengan arah angin. Area sekitar bukaan juga lebih dulu “didinginkan”.

 

“Caranya, memberi pembayangan. Bisa dari sosoran atap, tanaman rambat, atau pohon”, kata Maureen. Permukaan bawah juga di desain tidak memantulkan cahaya berlebih. Salah satunya ditutup rumput dan kerikil.

 

Dosen interior architecture di Universitas Ciputra (UC), Surabaya, itu menyatakan bahwa sejuknya rumah juga didukung permukaan tembok yang berpori. Dinding dibiarkan berlapis acian. Tampilannya lebih alami. Plus, menghemat biaya finishing hingga 30 persen. “ Karena finishing ini, teman-teman kami menyebut rumah kami bergaya industrial “, ungkapnya.

 

Maureen menceritakan huniannya mengusung konsep reversed house. Area yang dikerjakan tidak “mengenai” rumah lama. Jadi, dia berserta keluarga tidak perlu usung-usung pindahan. Denah rumah pun dibalik. Area halaman disulap menjadi rumah. Lokasinya mengitari hunian lama yang lantas dirobohkan menjadi courtyard.

 

Karena letaknya yang dikepung ruangan, desain coyrtyard dibuat bersih. Entrepreneur section head UC tersebut menjelaskan bahwa lantai courtyard dibuat miring dan dilengkapi saluran pembuangan. Ruangan juga tetap terlindungi sosoran atap. “Tidak ada air yang menggenang dan cipratan saat hujan”, papar Maureen. Tanaman di courtyard dipilih yang tidak memiliki perakaran melebar dan merusak.

 

Konsultan asritektur dan desainer interior Jean Maureen dan Partners itu menuturkan, smart layout tidak hanya hemat energy dan biaya. Tetapi juga ikut mendukung konsep rumah sehat. Seluruh area mendapatkan ventilasi dan aksses sinar matahari. Termasuk di dapur. Rumah pun bebas dari lembab. “Kegiatan menyapu, mengepel, dan bersih-bersih lebih leluasa. Kelembapan tidak terjebak sehingga sangat sedikit are yang memerangkap virus”, tegas Maureen (fam/c14/ayi)

 

Sumber: Jawa Pos. 6 September 2020. Hal 20

Bantu Masyarakat Terdampak Covid 19 Lewat Karya. Jawa Pos. 5 September 2020. Hal.24. VCD

Surabaya, Jawa Pos – Ada banyak cara untuk melatih kepekaan mahasiswa terhadap kondisi sosial di sekitar mereka. Misalnya yang diterapkan kepada para mahasiswa visual communication design Universitas Ciputra (UC). Kuliah social design, mereka diajak menyelesaikan masalah yang ada di sekitar mereka lewat desain. Kegiatan itu dikemas dalam event menarik, yakni reverse. 

Acara tersebut dibuat dalam berbagai macam kegiatan. Mulai lomba, worksop, webinar, sampai donasi. Dosen penanggung jawab reverse Lisa indriati SDes MM Menjelaskan, konsep acara tersebut biasanya akan berfokus mendapatkan Insight yang baik dalam melakukan riset yang terjun langsung kelapangan. “Ini juga didukung LSM sosial kemasyarakatan di Surabaya seperti bank sampah, Yayasan Kanker anak anak jalanan, dan beberapa LSM lainnya juga,” terangnya.

, Karena sekarang semua berfokus pada masa pandemi, ide reversa pun diubah. kegiatan tersebut di revolusi agar bisa memberikan impact lebih besar ke masyarakat lewat edukasi lingkungan. Bukan nanya itu, reverse juga dikembangkan menjadi proyek desain untuk meningkatkan awareness masyarakat tentang kinerja LSM di Surabaya menjadi gerakan sosial nasional untuk membangun kesadaran, edukasi pengumpulan dana, dan sosialisasi tentang sustainability. 

Proses kreatif lewat desain itu juga dibuat untuk mengumpulkan dana yang akan didonasikan terhadap lingkungan yang terdampak. Misalnya saja seperti yang dilakukan salah seorang staf pendidikan di UC Putu Wardani. Pria yang sebelumnya mendapat perhatian khusus di media sosial  soal pembuatan Atribut untuk nakes yang gugur lewat desain meses pada roti tawar itu mendapat penawaran seperti apa yang telah digarapnya beberapa bulan lalu.

“Cari proyek itu, saya menerima komisi bikin roti meses juga untuk didonasikan ke kebun binatang terdampak covid 19 yang juga tergabung dalam reverse ini, “ Terangnya. Dari situ, terbukti bahwa karya desain bisa membantu masyarakat yang terdampak covid 19. Bukan hanya itu, merchandise khusus juga didesain dan diproduksi sendiri oleh para mahasiswa desain disebut. “Pembuatan merchandise reverse ini juga untuk penggalangan dana kepada LSM yang  digarap langsung hangat oleh anak-anak,” imbuhnya. Itulah cara anak desain untuk membantu mengatasi krisis saat ini tapi tetap dengan gaya mereka.

Terakhir, kegiatan-kegiatan webinar dengan pemateri handal dibidangnya juga segera dihadirkan akhir minggu ini tidak bisa menambahkan kelebihannya baru akan mulai Sabtu ini.  “Narasumber yang hadir langsung dari pakar di bidangnya,” katanya. (ama/cl7/tia)

 

Sumber: Jawa Pos.  5 September 2020. hal. 24