Makna World Tourism Day Bagi Warga
Dewa Gde Satrya,
Dosen Hotel & Tourism Business, Fakultas Pariwisata Universitas Ciputra Surabaya
Setiap 27 September dirayakan sebagai Hari Pariwisata Sedunia. Tahun ini, United Nation World Tourism Day: Sustainable Tourism, a Tool dor Development. Definisipariwisata yang berkelanjutan menurut UNMWTO (2012) adalah pariwisata yang me,perhitungkan secara penuh dampak ekonomi, sosial dan lingkungan sekarang dan yang akan datang, menjawab kebutuhan pengunjung, industri (pariwisata), lingkungan dan komunitas tuan rumah
Di ranah ini, dua pihak yang memegang peranan penting bagi terciptanya pariwisata yang berkelanjutan adalah konsumen (wisatawan) dan produsen. Pariwisata yang berkelanjutan meniscayakan wisatwan yang cerdas dalam memilih produk yang dikonsumsi, tidak merugikan alam di satu sisi dan memberdayakan masyarakat di sisi lain. Produsen juga memperhatikan kelestarian lingkungan dan punya daya saing tinggi dan disegani kompetitor.
Dua jaringan hotel internasional berikut ini dapat menjadi contoh peran industri perhotelan dalam menciptakan pariwisata yang berkelanjutan. Pertama, Accor Group lewat program Planet 21. Jaringan hotel ini menyediakan kasur ramah lingkungan, roduk toiletries dan pembersih ramah lingkungan, mengurangi limbah makanan atau memakai energy yang hemat energy.
Terkait cara mengonservasi air, dalam 7 Keys and 21 Commitments of Planet 21, Accor Hotel memiliki kebijakan yang masuk kategori nature, yakni mengurangi 15% penggunaan air dan water recycling dengan cara memasang regulator air di setiap hotel. Tentu, strategi tersebut terkait dengan strategi bisnis perusahaan untuk mendapat simpati konsumen.
Enam kebijakan lain Accor Hotel adalah health (salah satunya memastikan produk interior yang digunakan ramah terhadap kesehatan, carbon (mengurangi emisi karbondioksida dan meningkatkan pemakaian energy terbarukan), innovation (menerapkan kebijakan eco-design), local (salah satunya memproteksi ekosistem), employment (memproteksi pemanfaatan tenaga kerja dibawah umur), dan dialogue (memastikan setiap pemasok menjalankan Planet 21)
Kedua, Marriot Group, memiliki komitmen mendukung pengurangan alih fungsi hutan dan mengikat para pemasok untuk peduli lingkungan. Keunikan lainnya dari jaringan hotel ini adalah tidak menyediakan botol berbahan plastik dalam ruang pertemuan, tidak menggunakan taplak meja, melarang pemakaian bunga potong, dan memakai alat tulis dari olahan limbah.
Win-win solution
Bagi Indonesia, peringatan Hari Pariwisata Sedunia kali ini menjadi refleksi penting akan manfaat pariwisata bagi warga lokal. Gunung Agung yang pada situasi normal menjadi jujukan wisatake bali, kali ini dalam status bahaya. Warga Karangasem yang tinggal di dekat gunung yang disucikan bagi umat Hindu Bali ini harus meninggalkan tempat tinggalnya untuk mengungsi sementara. Situasi ini mirip dengan erupsi Gunung Bromo pada November 2010-Maret 2011.
Selama periode itu, perekonomian warga yang tergantung pada pariwisata dan pertanian terganggu. Warga di kedua area wisata berbasis pegunungan ini sama-sama kehilangan mata pencaharian karena lahan pertanian diperkirakan tidak bisa diolah.
Di tempat lain, gempa tektonik 7,2 SR diikut tsunami pernah melanda Kabupaten Kepulauan Mentawai dan sejumlah wilayah lainnya di Sumatera Barat beberapa tahun silam. Tak laa setelah tsunami Mentawai, terjadi letusan Gunung Merapi. Seperti diketahui, pulau Mentawai merupakan destinasi wisata yang terkenal sebagai lokasi suring kelas dunia, sedangkapn Gunung Merapi dan Bromo, juga gunung Agung, erupakan objek wisata yang memiliki daya tarikk sebagai tracking and climbing volcab mountain yang teraktif di dunia.
Mentawai dan tiga gunung berapi tiu merupakan destinasi yang banyak diminati wisatawan minat khusus atau special interest. Di ranah special interest ini lah bisa menjadi masa depan pariwisata Indonesia. Lantaran mengoptimalkan destinasi wisata alah. Namun di tempat ini pulalah Indonesia menemukan ujian terkait penerapan pariwisata yang berkelanjutan.
Sebagai objek dan daya tarik wiata internasional, baik Gunun Agung dan Mentawaai terkait masyarakat disekitasnya. Cintoh tragis peran serta masyarakat di sekitar objek wisata dalam mendukung dan memberi nilai tambah bagi penyelengggaraan industri kepariwisataan tampak nyata di objek dan daya tarik wisata internasional ini. Di satu sisi sebagian perasaan miris tertuju kepada jasa bersar masyarakat sekitar objek wisata dalam menanamkan rasa aman, nyaman dan tenteram di kalangan wisatawan. Di sisi lain, dalam keseharian hidup mereka berdampingan dengan bahaya ancaman bencana.
Fakta ini kian menegaskan, pariwisata yang berkelanjutan adalah win-win solution bagi ekologi dan warga di sekitar objek dan daya tarik wisata di Indonesia. Idealnya dengan risiko keterancaman hidup warga d sekitar objek wisata dan benedit yang diperoleh, kita mengharapkan penguatan peran serta warga lokal daam memanfaatkan industri kepariwisataan di daerah. Secara mandiri warga di sekitar Gunung Agung dan Gunung Bromo telah menunjukkan upaya konstruktif dengan memberdayakan dan mentransformasikan desanya menjadi desa wisata yang tidak memerluan penyiapan modal investasi dan financial yang besar dari pemerintah.
Secara ekonomis, keuntungan yang didapatkan haruslah memberikan jaminan peningkatan kesejahteraan warga lokal. Secara non ekonomis dapat menguatkan citra desa dan budaya masyarakat setempat di tengah arus modernitas jaman. Konsep pengembangan desa wisata yang menggunakan pendekatan bottom up dengan mengandalkan logal generous dan kearifan lokal tanpa mengubah atau menggeser nilai dan nerma yang telah berlaku dalam pranata kehidupan masyarakat desa memerlukan jaminan dan kepastian dari pihak terkait yang berwenang. Selamat Hari Parwisata Sedunia 2017.
Sumber: Kontan.12-Oktober-2017.Hal-23