Berjumpa Naga & Pasir Merah Muda

Berjumpa Naga & Pasir Merah Muda. Jawa Pos.2 April 2015. Hal.21

Menjelajah Ujung Barat Pulau Bunga

Bekal Jalan :

Jangan lupa mempersiapkan banyak hal untuk menjelajahi Labuan Bajo dan sisi barat Flores lainnya. Ini hal-hal pokok yang kudu anda perhatikan saat traveling.

Bawa selalu sunscreen dan topi untuk melindungi kulit dari paparan UV.

Uang tunai dengan pecahan kecil diperlukan di sini. ATM yang tersedia hanya BNI, Bank Mandiri, dan BRI.

Membawa peralatan snorkeling dan sepatu kets sangat perlu. Di samping menikmati kuliner italia yang menjamur di Labuan Bajo, jangan lupa mencoba sajian sedap seafood Kampung Ujung. Kampung Ujung merupakan rute terakhir dari sepanjang jalan Trans Flores.

Tidak sah jika Anda meninggalkan Flores tanpa membawa pulang kain songket sebagai souvenir tradisional

 

Bagi sebagian besar traveler, bagian barat Flores, pulau bunga itu, memang menawarkan keelokan abadi. Geliat pariwisatanya, tentu  juga dirasakan Labuam Bajo, Manggara Barat, merupakan gerbang barat untuk menjelajah sisi indah Flores.

PEMBUKAAN Bandara Internasional Komodo memang menjadi sumber eskalasi dan metamorphosis bagi Labuan Bajo. Betapa tidak, ketika saya dan keluarga menginjakkan kaki  di bandara , yang kami temui ialah wisatawan mancan negara yang sangat enjoy membawa backpack-nya. Dari sinilah petualangan kami dimulai, akhir 2014.

Dari bandara ketika pagi, kami langsung menuju ke hotel untuk menaruh barang bawaan. Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan mengendarai speedboat menuju Pulau Komodo, Pink Beach, dan pulau Sebayur. Dengan speedboat, kami hanya menghabiskan waktu sekitar 50 menit untuk samoai di Pulau Komodo.

Luar biasa, kami langsung disambut beberapa ekor komodo berukuran besar yang tengah berjemur di tepi pantai tempat kami berlabuh. Setelah, mengurus tiket masuk, kami memilih short trek untuk mengelilingi pulau karena kondisi cuaca yang agak kurang bersahabat.

Banyak komodo berukuran kecil yang cukup lincah berjalan disekitar kami, kecepatan binatang legendaris Varanus komodoensis bisa mencapai rusa berlari. Hanya, mereka berpura-pura diam ketika sudah kenyang maupun untuk mengelabuhi mangsa. Naga yang biasa mengisi perutnya seminggu satu kali ini juga dapat menyelam hingga kedalaman 4,5 meter.

Beralih dari Pulau Komodo, kami melanjutkan perjalanan sekitar 10 menit menuju Pink Beach, surga para penikmat keanekaragaman bawah laut, yakni coral dan ikan hias.

Sesuai dengan namanya, Pink Beach memiliki pasir pantai yang berwarna putih dan merah (dari Foraminifera ) yang membaur sempurna sehingga dari kejauhan tampak seperti merah muda dan hanya ada tujuh di dunia. Sebenarnya, selain Pink Beach, terdapat Mantan Point di dekat Pulau Komodo yang digemari para divers.

Di Pulau Sebayur, kami menikmati keindahan pantai pasir putih yang sudah di kembangkan dengan indah sebagai kawasan hotel kelas atas. Really eye-popping!.

Esoknya kami melanjutkan perjalanan dari Labuan Bajo menuju air terjun Cunca Rami, Tado, dan Desa Buadaya Melo. Dengan mengendarai mobil, kami menghabiskan waktur sekitar 1,5 jam untuk sampai ke Cunca Rami. Whata jaw-dropping!  BErenang di bawah air terjun yang segar dan crystal clear cukup membuat kami tidak mau pulang.

Keindahan yang tidak kalah ajaib juga datang dari Tado dengan eksotika Lingko (spider web rice fields) dipadu dengan keramahan community based tourism. But, one awe-inspiring ting about all this journey is learning our culture at Melo Village. Setiba di Desa MElo, kami dilayani secara istimewa oleh tetua disana. Yakni, Bapak Yoseph Ugis. Di dalam rumah panggung Mbaur Gendang di atas dataran tinggi, kami belajar banyak mengenai tarian tradisional Caci, topi Rea, dan kain songket Meanggarai Barat yang mengandung makna kepercayaan kuat terhadap Yang Maha Esa. Tidak lupa kami membeli oleh-oleh khas berupa kopi vanilla dan teh secang. (*/c15/dos)

Pantai terbaik di Labuan Bajo

SOAL akomodasi, kami cukup berani memutuskan menginap di Sylcia Resort. Lokasinya sekitar 20 menit dari Labuan BAjo dan seakan memiliki private beach beralas pasir putih. Perjalanan kesini dari bandara cukup menantang. Sebab, pemerintah belum membangung jalan aspal menuju ke mutiara terselubung dari edge of Manggarai Barat tersebut.

Wilayah itu tidak kalah dari Bali Tourism Development Corporation (BTDC) Nusa Dua. Sebab, kami bisa langsung snorkeling di pantai Waecicu maupun menggunakan fasilitas hotel berupa kano untuk mengelilingi pulau-pulau kecil di sekitar sambil menimati sunset. Sebaliknya, sunrise akan sangat mengagumkan dilihat dari lobi yang bangunannya lebih tinggi dari resor maupun dari infinity pool yang membaur dengan pasir panta.(*c15/dos)

Sumber: Jawa-Pos.2-April-2015.-Hal.21