Raya Collection 2021-Ivan Gunawan.Siluet Simpel nan Flowy.Jawa Pos.28 Februari 2021.Hal.19

Desainer Ivan Gunawan merilis Raya Collection 2021 Kamis (25/2). Menampilkan kesederhanaan dalam warna-warna lembut.

RAYA Collection dari label Mandjha Hijab dan Kalif Men’s Wear milik Ivan Gunawan kali ini mengusung tema Hope, Love, Happiness. Tiga nilai itu yang dipegang Igun-sapaan akrab Ivan Gunawan-dalam berkarya, terlebih di masa pandemi. “Saya ingin tetap memberikan harapan, menyebarkan cinta, dan memunculkan kebahagiaan dalam koleksi kali ini,” ujar Igun dalam jumpa pers virtual Kamis sore (25/2).

Dalam show virtual tersebut, Igun memamerkan 42 koleksi busana muslim serta modest wear untuk perempuan dan laki-laki. Mulai gamis, kemeja, setelan, dress, hijab, hingga outer yang cocok dikenakan untuk menyambut Ramadan maupun Hari Raya Idul Fitri nanti.

Igun menjelaskan, pandemi memengaruhi proses kreatifnya. Situasi sulit itu membuat dirinya ingin mencari ketenangan dan menuangkannya dalam bentuk karya. Karena itu, siluet busana kebanyakan simpel dan flowy. Menonjolkan aspek kesederhanaan dan kenyamanan sebagaimana modest wear pada umumnya.

Pun dalam hal warna. Ada tiga warna yang ditonjolkan Igun dalam koleksi terbarunya. Yakni, lilac, biru, serta tone warna bumi seperti hijau dan kecokelatan. “Selama pandemi kan hati udah desak-desakan ya. Jadi harus diademin, salah satunya ya pakai warna yang soft,” jelas Igun.

Tiga gradasi warna lantas dipadu dengan aneka motif. Ada yang sederhana untuk menunjang tampilan yang menenangkan, misalnya geometris. Ada juga yang semarak untuk memberi efek meriah seperti motif floral. Buat yang ingin memberi unsur edgy, Igun menyuguhkan motif houndstooth hitam-putih.

Igun juga memberikan pen pilihan cutting yang beragam. Selain terusan dan outer, desainer yang juga aktif sebagai host itu merilis blus yang bisa dikenakan dengan berbagai padanan, misalnya jins. Juga, bawahan yang diperkirakan jadi tren seperti celana high-waist dan palazzo.

Sejumlah aksen untuk mempermanis penampilan turut dimunculkan dalam busana. Misalnya, lengan bengkak, ruffles, kerah lebar, hingga pita besar di dada. “Nah, untuk hijabnya, selain itu ada yang syari, ada juga yang bentuknya turban. Bisa untuk hijaber atau mereka yang ingin tampil sederhana,” terang Igun.

Menyesuaikan situasi saat ini yang menjadikan hari raya kemungkinan berlangsung di rumah (lagi), Igun sudah mengantisipasi. Busana yang dirilis menggunakan material yang ringan dan bikin adem. Misalnya, sifon, katun voal, dan rajut. “Lebaran kali ini mungkin nggak heboh ya, jadi tetap sederhana dan nyaman dalam gaya,” tandasnya. (len/c13/nor)

 

Sumber: Jawa Pos.28 Februari 2021.Hal.19

Rancang Busana Syari Berkesan Ceria.Jawa Pos.17 Februari 2021.Hal.24

SURABAYA, Jawa Pos – Satu per satu model berjalan di catwalk. Mereka mengenakan busana muslim syari dengan berbagai warna dan model. Dipermanis aksesori di kepala masing-masing. Agenda fashion show itu memperkenalkan rancangan busana terbaru karya Sulis Basahil.

Masing-masing model berjalan dan memperlihatkan detail busana yang dikenakan. Busana yang dipamerkan terdiri atas beraneka warna. Mulai pastel, cerah, hingga warna-warna bumi. Misalnya, cokelat, jingga, dan biru. Seluruhnya dirancang dengan pola busana muslim syari atau ketetapan syariat Islam. Yakni, menutupi hampir seluruh bagian tubuh dengan pola melebar di bagian hijab dan busana.

Pada busananya, terdapat motif-motif tertentu. Di antaranya, bunga dengan aksen kotak-kotak, abstrak, dan lain-lain. Menurut Sulis, motif itu bertema pola etnik tradisional Jepang. Dia menamainya Ohayou Osaka. Yang berarti selamat pagi, Osaka. Keindahan dan keceriaan kota-kota di Jepang kala pagi menjadi inspirasi baginya saat merancang busana syari tersebut.

“Karena harmoni alam di pagi hari sangat indah, kita harus bersyukur atas nikmat dan karunia Allah,” ujar owner Qaireena Hijab itu di sela pergelaran akhir pekan lalu.

Pada tema tersebut, dia mengeluarkan 23 koleksi terbaru. Yakni, untuk sehari-hari atau daily dan pesta atau glamor. Dia sengaja menggelar fashion show di Surabaya. Sebab, populasi muslimah sangat besar di Jawa Timur.

Hal itu juga diapresiasi salah seorang founder Muslimah Modelling Suci Agustina. Dia mengatakan, busana muslim di pasaran memang sudah banyak. Namun, belum banyak yang terkesan indah dan nyaman untuk digunakan. “Apalagi di Surabaya itu sering cuaca panas, pastinya banyak muslimah yang membutuhkan busana nyaman agar tetap konsisten syari,” ujar founder SZ Model Management itu. (nas/c6/tia)

 

Sumber: .Jawa Pos.17 Februari 2021.Hal.24

Kembangkan Fashion Lewat Pendidikan.Jawa Pos.26 Februari 2021.Hal.24

SURABAYA, Jawa Pos- Menekuni dunia fashion sejak 1993 membuat desainer Alben Ayub Andal tidak hanya berfokus pada pembuatan busana. Sejak beberapa tahun terakhir, dia melihat fashion dari segi pendidikan juga. Mulai mengembangkan tren fashion lewat dunia mahasiswa di bangku kuliah, mengembangkan cara berpikir murid- murid di bangku SMK, hingga mengubah mindset para pelaku UKM dalam mengembangkan karyanya.

Salah satu project mengembangkan fashion yang sangat berkesan baginya adalah saat bertemu dengan para pembatik dari Rumah Batik Surabaya tahun lalu. Dia mengaku, para pembatik di sana sangat berbakat. “Jujur saja, saya kalau disuruh membatik belum bisa. Masih ragu ragu kalau mau eksekusi sendiri. Tapi, mereka itu luwes sekali,” ceritanya saat ditemui kemarin (25/2). Namun, dengan skill yang luar biasa itu, mereka kurang dalam mengembangkan desain dan cara melihat pasar. Di sinilah, Alben dan timnya membantu lewat workshop. Pria asal Samarinda tersebut bercerita, mula mula dia mengajak para perajin dalam UKM itu membuat motif batik yang bisa mencerminkan Surabaya banget. “Kami buatlah ikon suro dan boyo dalam bentuk batik parang,” ujarnya.

Tapi, tidak hanya membuat motif dengan bentuk ikon Surabaya yang secara real. Dia juga mengajak untuk membuat motif yang sebenarnya batik banget, tapi nggak kelihatan batik. Salah satunya, membuat motif sisik buaya. “Jadi, bisa sebagai alternatif. Karena motif itu bisa kok nggak harus sesuai dengan bentuk bendanya langsung,” jelasnya.

Selesai dengan pembuatan motif, bergeraklah ke desain busananya. Menurut Alben, kebanyakan para perajin batik akan membuat kain batik dengan full motif. “Padahal, jika langsung disesuaikan dengan desain busana yang akan dibuat itu, sebenarnya nggak semua sisi kain butuh motif batik. Bisa hanya ujung sudutnya, bisa salah satu sisi aja,” lanjutnya.

Dari situ, pengerjaan pembuatan kain batik akan lebih efisien, cepat, tapi tetap indah. “Saat dikreasikan menjadi busana pun bisa cocok dengan gaya anak-anak muda zaman sekarang. Jadi, batik nggak hanya dianggap sebagai kain untuk pergi kondangan saja. Tapi, bisa untuk yang lain,” imbuhnya.

Selain mengembangkan cara berpikir para pelaku UKM agar setara dengan desainer, pria kelahiran 1970 itu juga terjun langsung ke bangku bangku SMK yang mengambil jurusan fashion di daerah-daerah. Di sana, dia mempunyai misi untuk membuat anak-anak perempuan yang memang banyak mengambil jurusan tersebut untuk bisa melihat masa depan di dunia tersebut.

“Soalnya, yang bikin sedih itu kadang mereka hanya sekolah untuk mengisi waktu menunggu dipinang aja,” ceritanya. Padahal, kalau bisa mengembangkan dan telaten di industri fashion pun sangat menguntungan. Hal-hal seperti itulah yang ingin diubahnya di dunia fashion. “Itulah kenapa, dunia pendidikan itu penting. Divisi atau industri apa pun pasti bersinggungan dengan pendidikan,” tambahnya. (ama/c13/tia)

 

Sumber: Jawa Pos.26 Februari 2021.Hal.24

Gaya Swag dengan Tren Warna Pantone.Jawa Pos.17 Februari 2021.Hal.24

SURABAYA, Jawa Pos – Illuminating yellow dan ultimate gray menjadi dua warna yang dikeluarkan Pantone untuk tren warna tahun ini. Warna yang memiliki arti pengharapan dan ketenangan muncul untuk mendeskripsikan satu tahun berjalannya pandemi. Dari situ, desainer Embran Nawawi mencoba berkreasi dengan gaya yang juga menjadi tren sekarang

Menurut dia, sejak pandemi melanda tahun lalu, kehidupan nyata menjadi terkurung dan terbatas. “Tapi, secara maya sebenarnya jadi lebih luas dan tak terbatas,” ujarnya kemarin (16/2). Lewat media sosial, masyarakat berinteraksi dengan sangat dekat. Bahkan tidak terbatas waktu.

“Nah, karena interaksi lewat media sosial semakin intens, tren baru juga muncul. Kalau diamati, anak-anak muda sekarang lebih condong menikmati musik dan dance,” ucap Embran. Dari situ, gaya berpakaian mereka pun mengikuti gaya musik dan dance yang dinikmati. Mulai rap, hiphop, hingga RnB.

Embran pun berkreasi lewat fashion jacket yang memadukan gaya musik yang disenangi anak muda dengan warna-warna dari Pantone. Ciri khasnya dengan menambahkan batik tak ketinggalan. “Saya gabungkan tekstil modern dan tradisional dengan menggunakan teknik patchwork, atau biasanya disebut teknik memotong dan menempel material,” jelasnya.

Batik pamekasan menjadi salah satu batik yang bisa tetap masuk untuk konsep swag tersebut. Sebab, warnanya yang colorful dianggap cocok saat dipadukan dengan tren warna dari Pantone. “Saat dilihat, bahan velvet dengan warna kuning dan abu-abu bisa memberi efek kilau yang stylish untuk mendampingi batiknya. Sementara itu, bahan kanvas dengan motif geometrik bisa memberikan kesan futuristis,” tambahnya. (ama/c18/tia)

 

Sumber: Jawa Pos.17 Februari 2021.Hal.24

Versi 2021 Lebih Chic dan Modest. Harian DI’S Way.16 Februari 2021

TAHUN 2011 sepertinya baru T kemarin, ya. Gossip Girl masih ditayangkan di televisi. Game of Thrones belum ada apa-apanya. Dan Captain America belum bertomu Tony Stark. Lagu wajib yang diputar di malam minggu adalah Party Rock Anthem nya LMFAO. Atau Someone Like You nya Adele. Pangeran William dan Kate Middleton baru menikah.

Ternyata, itu sudah 10 tahun yang lalu, Iho. Dan itu berarti satu hal. Tren yang torjadi satu dekade lalu, cenderung berulang. Termasuk dalam hal fashion.

Memang benar. Pandemi telah mengubah cara berpakaian normal di seluruh dunia. Namun, beberapa label besar yang sangat berpengaruh telah menunjukkan gejala-gejala mendaur ulang tren 2011 ke dalam koleksi mereka tahun ini. Itu, setidaknya, terlihat dari beberapa fashion week koleksi spring/summer 2021 yang digeber akhir tahun lalu.

Colour block, yang pernah hits banget sepuluh tahun lalu, dihidupkan lagi oleh Versace dan Tods. Demikian juga corak bold yang tersebar di seluruh permukaan busana. Sementara Fendi kembali mengusung material sheer yang sempat terkenal satu dekade silam.

Nah, jika-entah bagaimana caranya masih menyimpan item-item fashion dari 2011, jangan buru-buru didonasikan. Siapa tahu masih ada yang bisa dipakai tahun ini. Hanya perlu sedikit styling dan sentuhan modern, agar tidak terlihat out of date banget. Berikut contohnya.

Vest

2011

Kebanyakan berbahan denim, kulit. atau model tuxedo. Terinspirasi masa muda Britney Spears, vest di tahun ini biasanya dikenakan di atas midi dress model boho. Dilengkapi topi atau tas dengan detail fringe. Cute. Celebrity stylist Rachel Zoe sering terlihat mengenakan vest denim.

2021

Bahannya lebih bervariasi. Untuk kenyamanan maksimal-terutama di musim hujan seperti sekarang kita bisa mengenakan sweator vest berbahan rajut seperti ini. Apakah mau memilih yang model oversized atau yang cropped, bebas. Kita bisa bermain dengan proporsi. Serunya lagi, item ini cocok dipadukan dengan atasan apa saja. Terutama yang berkerah.

Colour Block

2011

Kita sengaja membeli atasan dan bawahan dalam wama-wama primer yang bertabrakan. Seperti merah dengan biru. Orange dengan hijau. Hingga ungu dan kuning. Prinsipnya, makin banyak blok warna yang masuk dalam outfit, makin menarik. Dalam hal aksesori, yang dipilih adalah chunky necklace atau cuff besar. Biasanya terbuat dari logam (emas atau perak) dan lebarnya minimal 5 cm. Super bold. Dibutuhkan konfidensi tingkat tinggi untuk mengenakan outfit semacam ini.

2021

Lebih simpel dan efisien. Wama yang bertabrakan maksimal dua pieces. Dan diusahakan masih satu keluarga. Misalnya sama-sama warna dingin (biru, ungu, pink), atau sesama wama hangat (orange, merah bata, cokelat). Lalu diimbangi dengan warna netral. Contohnya, dengan mengenakan sepatu atau tas warna krom atau hitam. Sedangkan untuk aksesori, pilih yang minimalis.

Peplum

2011

Ingat kan. Kita pernah sangat berkomitmen terhadap gaya yang satu ini. Bahkan, semuanya dibikin peplum. Mulai dari blouse, blazer, kemeja, serta dress. Bahkan sampai rok pensil (sengaja ditambahkan ruffle pada pinggang agar membentuk peplum), arta colana. Potongan outfit-nya seragam. Yakni menyempit di bagian pinggang, untuk memberi kesempatan si peplum untuk mencuri perhatian.

2021

Struktur peplum tercipta dari efek ikat pinggang. Lebih subtle. Tidak terlalu mekar. Kita tidak perlu membeli iton khusus untuk mendapatkan peplum look. Cukup tambahkan wide belt yang mencolok di atas jaket atau blazer,

 

Sumber:

Harian Disway. 16 Februari 2021

Uniknya Desain Jaket Hip-hop ala TikTok.Surya.20 Februari 2021.Hal.3

SURABAYA, SURYA- Desainer Embran Nawawi memperkenal kan busana terbaru pertengahan Februari 2021 ini. Kali ini, merepresentasikan tren masyarakat dalam bermedia sosial selama pandemi Covid-19.

Dia mengolaborasikan street style yang terinspirasi dari pengguna TikTok dan batik khas Pamekasan dalam koleksi Neo Hipop.

“Para pecinta fashion mengacu tren media dan apps. Mereka ingin terlihat keren dan muda dalam berbusana. Acuannya street styling ala TikTok.” ungkap Embran.

Fashion stylist sekaligus fas hion lecturer kelahiran Jakarta ini mendesain jaket street art yang fashionable dalam balutan tabrak warna. Ada warna ku- ning, hijau, biru, merah, ungu, dan masih banyak lagi.

Jaketnya bergaya SWAG atau style with a bit gangsta. Bahasa kerennya cool. Desainer kawakan ini mengaplikasikan teknik patchwork atau potong dan tempel material sehingga membentuk pola unik.

Meski bergaya modern, Embran tetap menggunakan wastra karena ingin menghapus stigma, kalau kain tradisional itu kuno, dengan cara merancang busana kekinian yang mengaplikasikan kain tradisional.

“Saya memadukan beberapa material. Salah satunya, batik. Pemekasan yang colorful. Cocok berpadu dengan warna illuminate yellow dan ultimate gray yang sedang ngetren.” katanya.

Embran mengusung dominias motif flora dan fauna seperti bunga tembakau dan kupu-kupu atau perkeper sertal menambahkan material velvet. kuning dan abu-abu untuk memberi efek kilau.

Hasilnya, sebuah penamapilan yang sangat stylist saat berdampingan dengan batik. Pada koleksi Spring 2021 ini. dia memberi kesan dinamis dan futuristik melalui material canvas motif geometris.

Jadilah, jaket bergaya hip hop ala TikTok di era new nor mal. Koleksi terbarunya kali ini sekaligus menjawab kebutuhan berbusana, yakni kenyamanan, keamanan, dan keakuan. (ayu)

 

sumber:  Surya. 20 Februari 2021. Hal. 3

Terinspirasi Putri Tomboy Mr Queen.Harian DI’S Way.12 Februari 2021.Hal.46-47

DRAMA Korea (drakon) Mr Da Queen yang ditonton Riski memang sedang moncoc Dibintangi Shin Hye Sun dan Kim Jung Hyun ini itu bahkan kembali mencetak rating tinggi di awal Februari 2021.

Di situ ada Kim So-yong yang diperankan Shin He-sun, Nah Kiki menyukai pemerannya. Perubahan karakter dia yang terjadi ketika dipilih jadi calon ratu bagi Raja Cheoljong itu sangat menarik.

“Menontonnya akhir-akhir ini bikin saya terpikir membuat tusuk konde yang dipakai sang calon ratu yang tomboy itu. Ambil bahan-bahan yang ada mulailah saya membuatnya,” kata Kiki, panggilan Riski Hapsari.

Begitu selesai membuatnya satu sebagai percobaan, Kiki langsung terpikir untuk memproduksi tusuk konde serupa untuk jadi keluaran terbaru Koleksikikie.

“Setelah menghitung-hitungnya tusuk konde ini saya jual antara Rp 175 ribu hingga Rp 225 ribu. Agak mahal karena memang bahannya cukup bnayak ragamnya ya,” kata ibu empat anak itu.

Bahkan Kiki langsung membuat tutorial membuatnya di channel akun YouTube koleksikikie, Selama 43 menit 34 detik itu Kiki menunjukkan caranya.

Seperti biasa setiap kali dia membagikan cara membuat aksesori, kreativitas masing-masing pembuat sangat menentukan. Kiki hanya memberikan panduan namun dia sangat membebaskan siapa saja untuk mengembangkannya sendiri.

“Tak hanya bentuknya saja yang bisa disesuaikan namun bahan-bahanny pun terserah yang dipunyal. Namun kalau mau persis seperti yang saya pandu, kebetulan di Kolokaikikio tersedia somu bahannya. Termasuk alat-alatnya,” terangnya.

Membuat tusuk kondo ini disarankan Kiki untuk memperhatikan omamen khas yang dibutuhkan. Terutama koin koin lawas dan lempengan berukir wama logam bakar. “Yang dibutuhkan utama lag ya manik-manik kerang. Kalau enggak ada bisa daun kaca. Pokoknya yang lebar,” ujarnya.

Dengan kawat ukuran 0,4 milimeter, Kiki mulai membuatnya. Diambil sepanjang 1 meter Kiki menyarankan untuk memakai kawat super. Sebab bisa membuat rangkalan tersusun kokoh. Tidak mudah goyang atau loyo karena menyangga manik-manik yang berat.

Dengan manik-manik kerang itu, dibuatlah tiga rangkalan dasar “Jepit ujungnya. Putar-putar. Semua dilakukan dengan prinsip itu. Fungsinya selain menguatkan rangkaian domi rangkaian car aitu adalah untuk mengunci sehingga aksesori tak akan terbural jika salah satu manik lepas,” paparnya.

Lantas dilanjutkan dengan menambahkannya dengan manik manik yang bulat. Ukuran 12 milimeter. Susun dari yang paling besar dulu lalu ke yang kecil. Misalnya ukuran 10 millimeter ke bawah.

“Kalau mau ukuran yang lebih kecil pun bisa. Justru akan lebih detall. Manik manik totesnya pun dalam berbagai ukuran. Terserah. Menyusunnya bisa dipikirkan bagaimana baiknya. Yang penting menyatu,” katanya

Tak lupa semua manik-manik bulat maupun yang tetes selalu diberi cangkang atau topi hias. Tujuannya membuat manik-manik yang semula biasa akan jadi mewah.

Bahkan penggunan cangkang yang berbeda akan mengesankan ada rangkaian bunga yang berbeda-beda di dalam tusuk konde.

Perlu diingat yang penting saat menguncinya semua bagian belakang dan depan harus dirapikan. Karena tusuk konde akan terlihat dari dua sisi.

Ada lagi manik-manik kristal berukuran 12 millimeter yang ikut dirangkai dalam tusuk konde. Biar makin mewah. Menyusul omamen koin dan bahan lainnya. Dalam waktu tak kurang sejam, tusuk konde itu sudah jadi.

Meskipun terinspirasi dari drama Korea tentang korajaan namun Kiki memodifikasi dengan penggunaan bahan yang ada.

Menurut Kiki, tusuk konde ini bisa dipakai untuk keperluan riasan wajah dan rambut. Pemakaian tusuk konde in umumnya lebih sering dipakai pada event khusus seperti pre-wedding atau pesta yang bertema. Atau sekadar sesi foto foto tematik untuk portofolio model atau MUA atau busana pun bisa

Kiki bahkan langsung cekatan membuat photo session begitu tusuk konde itu jadi. la mengajak model There Sakirana Make-up diurus Grona,makeupartist, hairdo oleh @handlee hairdresser, aksesorinya dari saya, @koleksikikie Dilakukan di Prime Studio Surabaya.

Ide kolaborasi itu sebenamya sudah sering dilakukan. Kiki biasanya menggelar pemotretan bareng untuk menghemat biaya promosi.

“Kami saling mendukung dengan biaya lebih ekonomis. Kebetulan ada permintaan make-up tema sinchia. Lalu tusuk kondenya dibuatlah satu yang wama merah agar sesual,” terangnya.

Kalau melihat penggunaannya, tusuk konde semacam itu biasanya cocok dengan gaya rambut bulat yang dikenal dengan nama eoyeo meorimeori. Gaya rambut perempuan kerajaan Korea. Karena hanya wanita anggota kerajaan yang boleh momakai gaya rambut ini.

Tusuk konde yang besar dan kecil biasanya menjadi salah satu hiasannya. “Sebenamya soal penggunaannya terserah sih. Sesuai selera. Namun kalau rangkaian saya arahkan itu tak dipakai sebagai tusuk konde pun tak masalah,” katanya.

Misalnya pada bagian belakang disematkan peniti. Jika demikian bisa maka akan jadi bros. Jadi jepitan rambut kalau yang dipunyai di rumah adalah kaitan jepit rambut. Atau jadi aksen hiasan yang lain.

Setelah membuat tusuk konde ala Korea ini, Kiki sudah menerima tawaran Dalam waktu dekat ada permintaan kerja sama dari sebuah restoran di Jombang yang juga menyediakan hanbok. Untuk melengkapi sesi pemotretan on the spot.

“Rencananya tusuk konde ini akan dipakai dalam pemotratan tersebut,” ungkapnya.

Ya Ini nih namanya berkah melihat drakor (Heti Palestina Yunani)

 

Sumber: Harian DI’S Way.12 Februari 2021.Hal.46-47

Bercerita Sejarah dalam Selembar Udeng.Harian DI’S Way.2 Februari 2021.Hal.42

Kalau Solo punya batik Parang Kusumo, Cirebon dengan batik Mega Mendung, dan Pekalongan dengan batik Sekar Jagad. Malang pun punya. Radha Krishna Devi, pembatik khas Malang membuat batik khas yang mengangkat sejarah kota kelahirannya.

BUAT Radha, membatik tak sekadar membatik. “Tapi harus yang bisa sekaligus bercerita soal sejarah,” ungkap wanita kelahiran 1968 itu.

Pada batiknya, Radha memgambil sejarah Kerajaan Singosari. Pergolakan kerajaan yang didirikan oleh Ken Arok itu, ia gambarkan pada selembar kain putih menjadi batik tulis.

Dengan menggambarkan motif Candi Kidal yang merupakan warisan dari kerajaan Singasari. Ada pula gambaran mengenai sosok Garudeya yang membawa Tirta Amarta, sebutan air suci. “Reliefnya bisa disaksikan di Candi Kidal, di Jalan Raya Kidal, Kecamatan Tumpang, Malang,” katanya.

Relief itu hingga kini masih dijaga dan diagungkan masyarakat setempat. Dengan rutin menggelar Kirab Tirta Amartasari. Ritual untuk menjaga mata air di Singosari, Malang.

Dari aspek sejarah yang sangat kental di masyarakat itu, Radha menghadirkannya lewat batik tulis. Motif utama, pendamping dan isen isennya punya punya arti dan filosofi.

“Bahwa ini tho Kota Malang punya nilai sejarah yang kuat dan warisan leluhur yang sangat bernilai,” ucap Radha.

Motif batik tulis yang berbeda itu -menurut Radha- adalah bentuk pengembangannya dalam seni batik. Agar tidak tergerus dengan perkembangan zaman.

Dengan mengangkat sejarah kotanya, batik tulis buatan Radha tidak untuk fashion belaka. Melainkan membawa pesan dan membentuk karakter pemakainya.

“Karena bagi orang yang punya idealisme tinggi, ia lebih bangga ketika mengenakan batik dengan motif yang menceritakan sejarah kota asalnya,” terang ucap alumnus STIS Solo itu.

“Apalagi bila disertai pemahaman yang betul tentang arti atau filosofi yang tersemat dalam batik itu,” tambahnya.

Radha menghadirkan karyanya itu dalam dua ukuran. Yang besar, jadi sehelai kain panjang. Yang ukuran sedang, biasa diperuntukkan sebagai udeng atau ikat kepala.

Dengan sentuhan yang berbeda, batik buatannya jauh lebih mahal daripada batik cap ataupun batik print. “Sebab membutuhkan proses pembuatan yang cukup lama. Dikerjakan secara telaten dan hati-hati,” kata pemilik sanggar Rumah Budaya Singhasari itu.

Radha tak melulu membuatnya sendiri. Kadang ia melibatkan anak-anak muda di Kecamatan Karangploso, Malang. “Saya ajak remaja karang taruna di sana ikut membuat batik tulis dengan idenya sendiri,” katanya.

Cara itu memang misi Radha. “Semoga inovasi batik ini mendorong anak-anak muda melakukan hal yang sama. Tertarik belajar membuanya untuk bisa bercerita sejarah yang mereka tahui untuk membentuk karakter dan identitas diri,” tandasnya. (Heti Palestina Yunani Kevin Razaga)

 

Sumber: Harian DI’S Way.2 Februari 2021.Hal.42

Batik Pameksan dalam Pesona Boneka Tiongkok.Harian DI’S Way.14 Februari 2021

Tiga gaya busana dikeluarkan Embran Nawawi untuk merayakan tahun baru Imlek. Dalam rancangannya, Embran masih mengolah batik. Ia membuatnya dengan mengambil inspirasi kecantikan boneka Tiongkok.

DENGAN tema Chinese Dolls Stories, busana-busana ini menunjukkan akulturasi yang kuat dari dua budaya. Indonesia dan Tiongkok.

Wama Indonesia itu terlihat dari unsur batik tulis Pamekasan yang dipakai Embran. Sementara unsur Tiongkok tercermin dari kecantikan boneka Tiongkok yang melahirkan busana-busana ini.

Ide mengadopsi boneka Tiongkok itu didasarkan Embran dari budaya akulturasi yang ada dalam shadow puppets atau wayang dan Opera Tiongkok. Bahkan bisa disaksikan lewat keberadaan wayang Orang di Indonesia.

“Kostum-kostum yang dipakai dalam pertunjukan itu sangat menginspirasi saya untuk mengolahnya jadi Lunar fashion tahun ini,” katanya.

Dalam pengamatan Embran, busana boneka atau Opera di Tiongkok itu banyak menggunakan paduan material polos, motif dan sulam. “Saya lalu memasukkan unsur batik yang sangat Indonesia biar makin melebur nilai akulturasinya,” katanya.

Saat memadukan batik tulis Pamekasan dengan kain sifon dan tule, maka tampillah gaya busana ala Tiongkok ini lebih meng-Indonesia. Paling elegan, busana ini ada yang bergaya modern, klasik dan glamor.

Ada lima koleksi yang disiapkan Embran dengan gaya busana berdasarkan cerita atau kisah di dalam cerita boneka Tiongkok itu. “Masing-masing bisa membawa penggambaran kisah tentang pendekar perempuan, puteri kahyangan, kisah cinta atau puteri kerajaan yang ada dalam cerita-cerita itu,” terangnya.

Meskipun diciptakan khusus untuk Lunar fashion, busana ini masih bisa dikenakan dalam semua kebutuhan. Pemakainya bisa para gadis remaja dan wanita dewasa.

Untuk mengenakannya, Embran menyarankan untuk mengikuti cara berpakaian wanita Tiongkok pada umumnya. Yang menyukai gaya bertumpuk mulai pakaian dalam hingga pakaian luar.

Gaya ini sebenarnya secara umum ada dalam gaya busana wanita Asia. “Kalau di Jepang, kimono luar itu masih ada baju dalamnya kan. Hanbok juga begitu di Korea. Bertumpuk-tumpuk,” terangnya.

Berbagai macam unsur yang ada dalam seri busana Chinese Dolls Stories ini, Embran merasakan bahwa busana sangat relevan sebagai pemersatu berbagai suku bangsa.

Di Indonesia, banyak motif batik baik secara makna maupun penggambarannya, menunjukkan kesamaan motif yang ada di suku bangsa yang lain. Tengok saja dalam pola hiasan di atas keramik atau sulam sutera Tiongkok.

Belum motif-motif fauna seperti burung Hong, merak, kupu-kupu dan motif flora semacam dahlia dan yang lainnya. “Akulturasi dalam busana itu semakin memperkaya budaya berbusana

 

Sumber: Harian DI’S Way.14 Februari 2021

Elegan dengan Strap Mask Monochrome. Surya.19 Februari 2021. Hal.3

Banyak bermunculan sejumlah fashion item yang bisa menunjang penampilan selama pandemi Covid-19. Salah satunya, aksesori strap mask. Tak hanya estetis tapi tetap higienis dan fungsional.

Desainer aksesori asal Surabaya, Grace Liem membuat masker dengan ciri khas, strap mask lantaran memiliki beberapa fungsi. Paling utama adalah supaya masker tidak terkontaminasi oleh kotoran.

“Misalnya, saja saat keluar dan terpaksa harus membuka masker. Daripada tergeletak sembarangan, lebih baik tetap menggantung di leher,” terangnya saat ditemui di kawasan Villa Bukit Mas, Kamis (18/2).

Grace tidak asal membuat strap mask. Dia tetap memperhatikan sisi unik agar saat strap mask tetap terlihat fashionable. Bahkan tak menampik memberikan tutorial membuat strap mask secara mandiri.

Untuk desain, bisa disesuaikan dengan style masing-masing orang. “Tapi karena saya lebih suka kesan elegan dan mewah, saya membuat model monochrome dengan sentuhan warna emas dan rose gold,” tutur Grace.

Bahan membuat strap mask tergolong mudah, di antaranya, senar, manik-manik, kristal, logal dan toospin. Langkah pertama, mengukur panjang senar. Umunya, lanjut Grace dengan panjang 68 cm.

Setelah itu, senar diisi manik-manik beragam ukuran. Soal pola, fla menerapkan lima manik kecil dan satu manik besar. “Itu dilakukan berulang hingga senar terisi penuh. Bila sudah, beri stopper di bagian akhir, agar manik-manik terkunci rapi,” jelasnya.

Pada strap mask ini, Grace lebih memanfaatkan tuspin ketimbang hook. Pasalnya, hook membuat bagian belakang telinga sakit karena terpasang pada tali masker sementara tuspin, dipasang di depan masker.

Supaya kesan elegan makin kuat, Grace menambahkan bros bahan logam berbentuk bunga di dekat tuspin. Logamnya datar, dan sedikit tambah manik-manik di tengahnya.

Lantaran strap mask ini menggunakan tuspin, Grace menyarankan dipakai saat menggunakan masker kain. Maklum, cara memasang tuspin itu ditusuk pada masker sehingga, jika bentuk masker tidak kokoh, bakal mudah robek.

 

Sumber: Surya, 19 Februari 2021