Cek Kinerja Rumahsakit lewat Periksa
Jane Aprilyani
Aplikasi kesehatan periksa.id mengngincar para bebisnis kesehatan seperti klinik kesehatan dan ruamh sakit. Aplikasi ini memudahakn pebisnis kesehatan mengelola data pasien, keuangan hingga stok barang. Sejauh ini, sudah tiga pebisnis kesehatan yang memaki aplikasi tersebut
Industri kesehatan saat ini makin berkembang. Terlebih dengan keberadaan jaminaan sosial semacam Badan Penyelenggara Jaminan sosial Kesehatan yang membuat banyak rumah sakut ketiban pulung dengan kehadiran layanan kesehatan tersebut. Ini masih ditambah lagi dengan tren gaya hidup sehat yang membuat orang makin rajin bertandang ke layanan kesehatan semacam klik atau juga rumah sakit.
Melihat trens tersebut, sejumlah pebisnis, terutama kalangan usaha rintisan atau start up tidak menyia-nyiakan kesempatan yang sudah ada di depan mata. Banyak pebisnis yang muali menawarkan aplikasi kesehatan dengan tujuan mempermudah proses adminstrasi den bisnis dari insdustri layanan kesehatan tersebut.
Apalagi layanan ini sejatinya memang dibutuhkan bagi pebisnis kesehatan yang sudah punya basis pasien. Terlebih jumlah pasien makin lama makin bertambah dan membuat para pebisnis kesehatan harus meminta bantuan pihak lain supaya bisa mengelola administrasi pasien serta manajemen layanan kesehatan tersebut menjadi lebih baik.
Nah, salah satu aplikasi yang memanfaatkan kondisi tersebut adalah Periksa.id. Aplikasi yanf mulai beroperasi September 2017 ini memang di peruntukan untuk membantu pihak rumah sakit, klinik termasuk juga dokter menangani persoalan dari para pasien. Mulai dari gal admintrasi, hingga rekam medis.
Sejatinya, aplikasi tersebut berdiri sejak tahun 2016 oleh Sutan Imam Hanifah, Founder and Chief Executive Officer Periksa.id serta Indri Hadianti, Co Founder Periksa.id.
Indri menceritakan bila pembentukan Periksa.id tersebut tidak terduga dan ia ibaratkan sebagai blessing in disguise, atau hal yan gtidak terduga sebelumya. Ia bersama Sutan sejatinya sudah mendapat konrak membuat sistem informasi sebuah klinik kesehatan pada 2015.
Sayang, ditengah jalan, pihak klinik tersebut tiba-tiba memutus kontrak dengannya. Sempat kelimpungan, ia dan Suta berpikir keas mengatasi persoalan tersebut. Akhirnya timbul ide untuk meneruskan proyek sistem informasi lembaga kesehatan tersebut.
Tapi pihaknya ingin sistem ini mendapat tempat di hati para pebisnis kesehatan. Akhirnya ia membuat survei terlebih dahulu untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan dari para pebisnis kesehatan terhadap sebuah aplikasi kesehatan.
Dari masukan hasil survei tersebut, Indri dan Sutan menggodok membuat aplikasi bagi para pebisnis kesehatan dengan label Periksa.id. “Ini bisa menjadi sebuah solusi untuk banyak unit fasilitas kesehatan, kemudian kami mengembangkan menjadi produk berbasis cloud untuk seluruh klink dan rumah sakit di Indonesia.” ucap Indri kepada KONTAN, minggu(18/3).
Untuk mengembangkanaplikasi tersebut, ia mengaku tidak pelu mengeluarkan modal yang besar. Saat awal pengembangan ia cukup merogoh kocek Rp 10 juta saja. “Modal tersebut untuk biaya operasional dan sewa kos-kosan pada saat itu,” timpalnya sambil menyebut modal terbesar sejatinya berasal dari ide dan gagasan pada pendiri, dalam hal ini dirinya dan Sutan Imam.
Kalau diperhatikan aplikasi ini memang diperuntukkan bagi business to business (BtoB). Bila pebisnis kesehatan mau meminta bantuan Periksa.id maka, klaim Indri, mendapat sejumlah kemudahan dalam berbisnis.
Semisal pendaftaran pasien cukup lewat online saja, hal yang lazim dilakukan di banyak rumah sakit dan klinik kesehatan lainnya. Aplikasi ini juga bisa mengelola data pasien sekaligus tempat penyimpanan data para pasien sekaligus temapt penyimpanan. Semisal bersarkan kategori, kelompok dan sebagainya.
Selain di klinik kesehatan, periksa.id nantinya juga bisa dipakai konsumen.
Dengan data tersebut para pebisnis kesehatan pun bisa membuat analisa. Semisal mengetahui kelompok pasien terbanyak dan membuat rencana layana dari data tersebut.
Perisak.id juga bisa mengelola keuangan pebisnis kesehatan. Semisal laporan memasukan dari layanan kesehatan BPJS Kesehatan dan yang bukan. Termasuk juga melihat total pemasukan, kredit, dan deposit. Aplikasi ini juga bisa menyediakan informasi soal stok pasokan dan alat kesehatan yang tersedia di gudang. Hingga, si klien bisa mendapatkan laporan kinerja berdasarkan harian, mingguan, bulanan hingga tahunan.
Meki belum genap satu tahun berjalan, Indri mengaku bila aplikasi ini sudahmenarik perhatian para bebisnis kesehatan. Saat ini sudah ada satu rumah sakit di daerah Grogol, Jakarta Barat san dua bidan di Pulo Gadung dan Kelapa Gading, Jakarta Timur yang menggunakan aplikasi tersebut. Sayang Indri tidak merinci jenis aplikasi yang dipakai dari para klien tersebut yang jelas, ia memasang tarif layanan ini beragam. Mulai dari Rp 499.000 per bulan, Rp1,2 juta per bulan hingga Rp 3,4 juta per bulan.
Ia mengkalim, klien yang memakai aplikasi ini membuat jumlah pasien melonjak. Rata-rata dalam sehari bisa mendapat antara 100 sampai 150 pasien.
Meski suda mendapat klien, Indri masih belum bersedia menyebut total omzet yang sudah dikantongi Periksa.id. Lantaran saat ini pihaknya masih fokus untuk terus menjaring pelanggan baru. Apalagi aplikasi ini masih tahap bootstapping alias para pendiri masih mengembangkan lebih lanjut tanpa bantuan pihak lain, alias masih dari injeksi modal sendiri.
Salah satu cara untuk bisa menjari pelanggan anyar adalah lewat promosi di media sosial, seperti Facebook, Instagram serta Linkedln. Proser pemasaran situs ini ia lakukan bersama dengan enam pegawainya.
Apalagi untuk mendapatkan aplikasi ini, kata Indri, tidak terlalu sulit. Syaratnya adalah pada pebisnis kesehatan harus punya jarigan internet yang memadai jadi tidak perlu ada instalasi khusu.
Ini bisa terjadi karena aplikasi ini berbasis cloud atau komputansi awan sehingga dapat diakses melaui web-based di komputer atau table yang tersedia di rumah sakit. “ jadi cukup bka link kami dan masukkan usernam dan password saja, adi pihak klink atau rumah sakit tidak pelu investasi besar,” klaimnya.
Namun tidak mudah bagi Indri untuk bisa meyakinkan para target pasar. Dalam hal ini adalah para pebisnis rumah sakit dan pemilik klinik dari klinik kesehatan. Namun, ia tidak patah semangat, mulai tahun ini Periksa.id bakal mengudang para mitra di bidang kesehatan dan yang mendukung di bisnis kesehatan untuk mengenalkan aplikasi tersebut. Untuk sementara, ia belum merinci target klien yang bakal diraup sepanjang tahun ini.
Rencana lain yang bakal Periksa.id lakukan adalah aplikasi ini juga bisa dipakai konsumen di setiap kecamatan. Namun, Indri tidak merinci seperti apa detil kegunaan aplikasi ini.
Bisa Memberikan Program Promo dan Potongan Harga
MENURUT Heru Sutado, pengamat teknologi digital dari Indonesia Information and Communication Technology (ICT) keberadaan aplikasi Periksa.id dan aplikasi sejenis memang sangat membantu para pebinis kesehatan. Seperti klinik kesehatan dan rumah sakit. Tak heran bila aplikasi sejenis marak berkembang.
Nah, yang menjadi persoalan aplikasi ini adalah bagaimana kiat dari manajemen Periksa.id meyakinkan para mitra bahwa system ini bermanfaat dan bisa mmenguntungkan bagi para mitra. Maklum, yang menjadi titik lemah dari aplikasi ini adalah usia yang terbilang masih muda, yakni baru berjalan satu tahun lebih.
Untuk itu, ia menyarankan para pengelola Periksa.id untuk terus mengembangkan aplikasi tersebut secara maksima. Tujuannya adalah supaya layanan yang diberikan bisa optimal bagi para klien. Selain itu ada hal yang penting juga yang menjadi perhatian aplikasi in. “Yakni perlu testimony bagi yang sudah memanfaatkan layanan yang akan menjadi dasar partner bidang kesehatan lain mau bekerja sama,” tukas Heru Sutadi ke KONTAN (18/3).
Selain itu, supaya aplikasi ini mendapat respon positif, perlu ada penawaaran khususyang diberikan Periksa.id. misalnya ada program diskon atau gratis beberapa bulan atau satu tahun pertama demi menjaring mitra lebih banyak terlebih dahulu. Ini langkah penting, supaya jangkauan dari aplikasi ini bisa lebih luas, semisal seluruh rumah sakit dan klinik di sekitar Jakarta bisa memakainya.
Sedangkan untuk mengembangkan aplikasi ini menjadi lebih baik lagi, ia menyarankan Periksa.id tidak cuma fokus mencari klien secara person to person saja atau person ke klinik kesehatan, tapi sudah antar klinik kesehatan.
Sumber: Kontan.19-Maret-2018.Hal_.17