Ricardo Gelael dan Gairah Bisnis Waralaba Infrastruktur Tuntas, Biaya Terpangkas

27 Januari 2016. Ricardo Gelael dan Gairah Bisnis Waralaba_Infrastruktur Tuntas, Biaya Terpangkas. Jawa Pos. 27 Januari 2016.Hal. 1,13

Infrastruktur Tuntas Biaya Terpangkas

Sejumlah kalangan memandang dengan sebelah mata bisnis waralaba. Padahal, potensi penyerapan tenaga kerjanya tidak sedikit . Juga bisa menjadi indikator menggeliatnya ekonomi suatu daerah.

Bagi Ricardo gelael , presiden direktur PT Fast food Indonesia, pemegang waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC) indonesia tinggal memutuskan  pembangunan infrastuktur agar bisnis di daerah bisa bertumbuh. Dia mencoba mencontohkan pembukaan gerai KFC di luar pulau jawa yang masih harus mengimport ayam dari jawa.

Masyarakat Lebih Senang Santap Ayam

Menurut dia, jika pemerintah bisa nmemberikan infrastruktur lebih bagus, biaya nya akan kian terpangkas . dengan demikian , harga bisa di tekan “Akan ada pemangkasan harga yang lebih banyak dalam pengiriman” kata ricardo.

Tentang potensi ekonomi Indonesia ke depan, ricardo optimis negeri ini bisa bersaing dengan negara negara di Asia Tenggara. Indonesia memiliki modal buat memenangi pasar di Zona ASEAN. Dia menyebut tenaga kerja serta sumber daya alam yang melimpah sebagai modal dasar yang patut di maksimalkan. Menurut dia saat bertanam modal pengusaha akan berfikir bukan hanya lima tahun , melainkan sepuluh sampai lima belas tahun ke depan.

Dia mengatakan , asal pemerintah memberikan dukungan , ekonomi Indonesia akan terus tumbuh. Dia mengapreasi kebijakan pemerintah saat ini. Misalnya rencana pengampunan pajak.

Waralaba KFC di Indonesia dirintis sang ayah, (alm) Dick gelael pada ahkir 1970-an. Sampai sekarang KFC sudah memiliki 500 generasi yang terbentang mulai sabang sampai merauke.

Ricardo tidak langsung melesat dan menikmati kesuksesan seperti sekarang. Pria kelahiran Jakarta itu belajar dari bawah. Dia pernah menjadi pelayan di supermarket Gelael, juga milik ayahnya. Bahkan pelayan, membawakan barang milik pelanggan pun dengan rela dia lakukan. Itu dia dianggap sebagai bagian dari pembelajaran.

Itulah nilai nilai enterpreneurship dasar yang di ajarkan oleh ayah kepada saya. Tutur suami Rini S.bono tersebut. Ricardo tidak mau mentang-mentang SOB son of boss, perjalanan karirnya bisa berleha-leha dan mulus terus.

Pada awal 1980-an, Ricardo juga pernah turun langsung untuk menguji bagaimana memilih ayam yang baik. Oleh sang ayah , dia di haruskan memotong ayam meilih ayam yang bagus, juga menjaga kualitas ayam yang akan di sajikan di restoran miliknya.

Dalam membuka waralaba ricardo punya tiga prinsip. Yakni , branding location dan servis. Kemudian, setiap gerai KFC terus berkembang dan menambah gerai KFC harus punya QSC (quick, secure, cleanliness) dengan menjaga prinsip prinsiop tersebut KFC terus berkembang dan menambah gerai,

Dia mengatakan , ayam lebih bisa di terima oleh masyarakat. Juga, orang orang lebih senang menyantap ayam daripada burger. Sadar bahwa keungguklan KFC adalah dekat dengan budaya masyarakat Indonesia , dia merangkul anak muda dengan berbagai inovasi. Yakni, menjadikan gerai KFC sebagai lokasi nongkrong anak muda.

JAWA POS Rabu 27 JANUARI 2016

Ang Hoey tentang Industri Otomotif Riset dan novasi Menjadi Kunci

21 Februari 2016. Ang Hoey tentang Industri Otomotif_Riset dan novasi Menjadi Kunci. Jawa Pos.21 Februari 2016. Hal.1,11

Hengky Setiawan tentang Arah Kebijakan Ekonomi Kapal Besar Mesti Tahan Gelombang

20 Februari 2016.Hengky Setiawan tentang Arah Kebijakan Ekonomi_Kapal Besar Mesti Tahan Gelombang. Jawa Pos.20 Februari 2016.Hal. 1,11

Ibarat kapal besar,perekonomian Indonesai bakal selamat sampai tujuan.Syaratnya,tidak panik saat menghadapi gelombang.

HENGKY Setiawan,chairman Telesindo Group,mengatakan bahwa jumlah penduduk Indonesai merupakan pasar besar nan potensial.”Dari situ saja sudah merupakan poin penting,”ucapnya kepada Jawa Pos di kantornya pada Selasa (16/2).

 

Indonesia Kini Ibarat Start-up

       Berkah Indonesia kini bertambah dengan “harta karun” berupa komodiatas dan kekayaan alam lain yang ada di perut serta permukaan bumi pertiwi.Mengolah sebagiannya secara sederhana saja bisa membuat Indonesia menjadi penyulapi pasar dengan kekhasan tersendiri.Yang terpenting papar Hengky,ada akses dan regulasi yang kondusif.

Tidak ada keraguan sedikit pun pada diri Hengky bahwa kelak Indonesia menjadi salah satu kekuatan ekonomi global.Pria kelahiran Jakarta , 7 Juli 1969,itu yakin bahwa Indonesia akan menempel ketak Tiongkok dan India.

Namun , mimpi itu tidak bisa diraih begitu saja.Dari sisi pemerintahan,Hengky berharap para pemimpin menyadari bahwa Indonesia ibarat kapal besar yang sedang melaju dengan kecepatan yang cukup tinggi.Tidak terlalu ngebut,tapi juga tidak pelan.

Di tengah perjalanan,bisa saja ada gelombang,baik dampak luar negeri maupun dalam negeri.Atau tidak ada gelombang,tapi ingin berbelok kea rah yang diyakini lebih baik.Saat menghadapu itu,Hengky berharap sang nahkoda tidak banting setir secara membabi buta.”Kapal bisa oleng dan isinya berntakan ,” tutur dia.

Menurut suami Wan Hong tersebut ,gejala kekhawatiran itu ada.Misalnya penyikapan saat hendak menggenjot sisi perpajakan.Dia mengakui,niat mendapatkan hak negara yang berupa pajak maksimal memang sesuatu yang benar.Tetapi,hal itu tidak bisa di lakukan seperti menebang rumput liar agar cepat-cepat rapid an bersih tanpa mempertimbangkan factor lain.”Coba saja lihat.Hanya Karena mungkin salah informasi ,salah penerapan aturan ,atau kurang pertimbangan ,ada berapa banyak perusahaan yang terbebani .Akhirnya tutup atau PHK karyawan,” sesal pengusaha yang dijuluki Raja Voucher(pulsa) Karena prestasinya membangun bisnis dengan modal Rp 5 juta dan berpendapatan Rp 21 triliun pada akhir 2015 itu.

Bagaimanapun,papar dia,segala sesuatu memiliki proses.Diperlukan langkah yang win-win solution.Tidak ada satu pun perusahaan yang beroperasi di Indonesia yang tidak ingin tumbuh,apalagi merugi.

Menentukan kebijakan ,tertutama yang berkaitan dengan perekonomian dan iklim usaha ,memerlukan frame berpikir secara jangka panjang.Pada akhirnya ,negara tetap akan diuntungkan .”Memang sekarang sudah saatnya merapikan semuanya.Pajak,tata kelola  perusahaan,semuanya lah.Tapi,jangan berlebihan ,”taegasnya lagi.

Sebab,perlu disadari juga ,tambah Hengky,dari sisi industri atau bisnis,Indonesia sedang bertumbuh.Belum benar-benar mapan,sedang terus berupaya mengundang lebih banyak investasi.”Ini masih baru lah .Indonesia Indonesia ini start-up,”ujarnya.

Indonesia pernah lebih maju daripada Malaysia sehingga banyak pelajar dari negara tetangga yang mengais ilmu ke sini.Tapi,sekarang sebaliknya.Singapura yang lebih muda dan lebih kecil juga lebih melesat.

Dengan dasar itu,negara ini seolah sedang memulai hal baru.Sebagai start-up,tapi memiliki bekal pengalaman yang melimpah dan kuat .Agar tidak terjadi kemunduran lagi,Indonesia perlu belajar dari kesalahan masa lalu.”Sekarang era mandiri,Bangkit!”.ucap dia.

Pria yang hobi mengkoleksi barang antic,terutama mobil Mercedes-Benz,itu menilai pemerintahan  Jokowi sedang bergerak ke arah yang benar .Meskipun,pada praktiknya masih perlu waktu dan dukungan dari semua pihak.”Kita butuh tim ekonominya harus benar-benar prorakyat dan probisnis,”tegas dia.

 

 

 

UC Lib-Collect

Sabtu,20 Februari 2016

Emil Sanossa Tak Ada “Senja” Buatnya

Tak Ada Senja Buatnya.Kompas.20 Ferbuari 2016.Hal.16

“Orang tua jangan di larang untuk beraktivitas. Jangan berhenti menulis, membaca, atau sekedar menonton TV. Kalau apa-apa di larang, tubuh dan pikirannya akan menjadi lemah tidak berdaya,” kata Email Sanossa, penulis naskah film drama tahun 1960 hingga 1980-an, Rabu (17/2), di rumahnya di Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Pernyataan itu juga menjelaskan keadaan Emil sendiri. Meski berusia 78 tahun dan kondisi tubuh tidak lagi bisa berjalan tegak, pemikiran dan ingatan tentang kisah sejarah bangsa, alur hidupnya, atau proses kreatifnya dalam menulis masih tersimpan jelas dalam memorinya. Bahkan, dalam mencermati politik kekinian, pemikirannya masih sangat tajam.

“Saya sedang gandrung dengan karya tetralogi Pramoedya Ananta Teor. Satu keinginan saya adalah bagaimana agar karya besar itu bisa di tonton seluruh anak bangsa. Kisahnya sangat menarik dan penuh pesan kebangsaan kuat,” kata pria dengan nama asli Khoirul Abdullah itu.

Pada ea 1960 hingga 1980-an, Emil Sanossa adalah penulis naskah drama dan film cukup populer. Karyanya antara lain Fajar Sidik dan Menyongsong Ufuk yang di kenal luas oleh masyarakat saat itu.

Kini di usianya yang sudah 78 tahun,Emil tidak berhenti berkarya. Meski tidak tidak lagi menulis naskah film atau drama, kakek 12 cucu tersebut masih, aktif menulis puisi yang di terbitkan menjadi buku bersama penulis-penulis muda Malang. Kadang ia hanya menulis di akun media sosial miliknya.

Saat ini, Emil menjadi salah stau pembina komunitas seni anak-anak muda di Kota Malang. Tahun 2009, Emil masih menyempatkan menulis puisi panjang “Doa Akasyah”, “Perjamuan Pertobatan” yang di terbitkan dalam sebuah buku bersama Komunitas Lembah Ibarat.

Di luar itu, rumah Emil terbuka untuk siapa saja yang ingin menimbah ilmu darinya. Beberapa anak muda pun sering dtang ke sana untuk belajar menulis dan bertukar gagasan dengan ayah 5 anak itu.

“Beberapa anak muda sering datang kesini, membaca puisi, atau sekedar ngobrol. Senang jika masih ada anak-anak muda yang mau membaca dan menulis. Membacalah jangan puas dengan pendidikan selama kuliah. Karena dengan membaca, kamu bisa tahu banyak hal,” tuturnya.

Kebangsaan

     Karya-karya Emil dikenal dengan tema perjuangan kebangsaan. Baginya sejarah adalah identitas sebuah bangsa. Tanpa mengenla sejarah, apalah arti suatu bangsa. Ada, tetapi tanpa makna.

Naskah Menyongsong Ufuk, misalnya, merupakan karya Emil yang mengambarkan perjuangan Rahayu (seorang guru partikelir di sebuah sekolah kebangsaan) saat memperjuangkan cintanya kepada Komarudin (seorang jurnalis) di tengah kesibukannya mengajar sekaligus di tengah pergerakan politik.

Kisah-kisah berlatar kebangsaan hampir selalu menjadi tema karya-karya Emil. Tak heran jika kemudin ia menyebutkan dirinya seniman propatria, seniman persaksian sejarah kebangsaan.

Kisah perjalanan hidup Emil tidak melulu hanya menulis. Dia berkesenian semenjak SMP, ketika didik filsafat oleh gurunya di sebuah sekolah islam saat itu.

Meski sekolah islam, sang guru tidak segan mengajarkan lagu-lagu agama lain untuk membentuk mental anak didiknya. Siswa di latih menganalisis, membaca dan menulis banyak hal. Lahirlah Emil dengan pemikiran terbuka.

Seniman kelahiran 2 Februari 1938 itu pernah terjun ke dunia politik. Ia pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, tahun 1969-1970 dan menjadi wakil Ketua DPRD Kabupaten Lumajang tahun 1971. Selama menjadi anggota dewan, Emil sempat berhenti menulis. Waktunya habis untuk pergulatan politik.

Tahun 1980, ia merasa jenuh dengan panggung politik yang di anggapnya tidak adil. Emil memutuskan berhenti menjadi anggota dewan dan kembali ke Malang untuk menulis. Lahir lima naskah yang semuanya memegangi lomba naskah drama TVRI di Surabaya pada 1980.

Kelima naskah itu adalah Orang Ketiga, Gadis Kami Tercinta, Desas Desus, Di Suatu Masa di Sebuah Desa ,serta Buih dan Gelembung. Tahun 1980, naskah Gadis Kami Tercinta di produksi oleh TVRI dengan produser Deddy Miswar. Film TV itu berhasil menyabet Piala Vidya.

Kini, di tengah usia tuanya, Emil masih terus mencipta. Ia terus menggerakkan pikiran dan rasa, menulis bersama anak-anak muda.

Begitulah, tak ada sengaja bagi Emil Sanossa

 

 

UC Lib-Collect

KOMPAS, Sabtu 20 Februari 2016

Taylor Swift Si Lincah nan Tangguh

Si Lincah nan Tangguh. Kompas. 17 Februari 2016. Hal.16

Bahwa Taylor Swift (26) kerap mengejutkan, itu bukan hal yang mengetjutkan. Namun, kali ini Taylor mengejutkan sekaligus melawan. Ya, melawan orang-orang yang mencoba menumpang ketenarannya. Ini sebentuk kampanye feminis di panggung Grammy Awards.

Taylor membawa pulang tiga Grammy Awards 2016 untuk kategori Album Tahun Ini, Album Vokal Pop, dan Video Musik. Piala itu mengenapi tujuh piala Grammy yang di dapat sebelumnya, menjadi total sepuluh. Taylor juga menambahkan predikat baru sebagai penyanyi perempuan pertama yang memperoleh Grammy kategori Album Tahun Ini, yakini album fearless (produksi 2008) dan album 1989 (produksi 2014)

Album 1989 mencengangkan sejak awal dirilis. Album itu laku terjual hinga lebih dari 2 juta kopi, sepanjang tahun 2015. Taylor menyebut album 1989 sebagai penanda resmi dia berayun ke titik pop. Sebelumnya ia lebih di kenal sebagai penyanyi country. The las Angeles Times menyebut 1989 sebagai album yang menarik, di produksi dengan kemilau, dan berbau biografis. Angka 1989 itu merujuk pada tahun lahir Taylor Swift, seolah ia ingin mengatakan bahwa lewat album tersebuat dia terlahir kembali.

Taylor memang penyanyi dengan segudang prestasi. Ketika masih menekuni musik country, sejumlah penghargaan ia sabet, antara laim Top-Selling Digital Artist in History 2010 versi Nelsen SoundScan. Penyanyi termuda yang menerima Country Music Association (CMA), Enter-tainer of the Year, November 2009, dan Artist of the Year dari majalah Billboard tahun 2009.

Dari zona nyaman itu, dia lari ke zona pop yang masih remang-remang baginya waktu itu. Keputusan pindah haluan musik karena Taylo merasa lebih bisa berekspresi lewat pop. Ternyata sambutan publik luar biasa, yang mengubah remang-remang menjadi terang.

Beberapa lagu dari 1989, seperti “Shake It Of” dan “Blank Space”, merajai lagu-lagu di Amerika. Bahkan, lagu “Blank Space” menduduki puncak tangga di billboard hot 100 selama tujuh pekan.

Billboard Hot 100 adalah tangga lagu yang berisi 100 lagu terlaris di Amerika Serikat dan menjadi ukuran resmi populaaritas sebuah lagu. Itulah yang menyebabkan album ini laris terjual

Apasih menariknya lagu-lagu Taylor di album ini? Apa yang berangkat dari hati, mendapat tempat di hati. Begitulah Taylor, dia menghancurkan kegaduhan hatinya dalam lagu dan lirik-llirik naratif.

Ketika banyak pembenci yang menginginkan dia jatuh, Taylor menciptakan lagu “Shake It Of”. Lewat lagu itu, ia ingin mengatakan bahwa selalu ada orang-orang yang tidak ingin dia (kita) sukses. Ya, abaikan saja, mendingan membahagiakan hati daripada memedulikan pembenci.

Rumus serupa tercemin dalam lagu “Blank Space” yang menceritakan perempuan yang kerap berganti pasangan. Sebagian penggemar memilih itu adalah cermin dari Taylor yang memang berkali-kali berganti pacar, mulai John Mayer, Joe Jonas, Taylor Lautner, hingga Jake Gyleenhaal.

Lewat situs resminya, Taylorswift.com dia mengatakan bahwa itu bentuk kritik dia terhadap cara media menajikan karakter Taylor. Tetapi ia tidak mempersalahkan orang mengartikan makna lagu itu.

Taylor memang kerap menulis lagu bertolak dari pengalaman pribadi yang di bumbui sebuah sikap atau resolusi untuk menjalani hidup lebih baik. Di mata penggemarnya, cara Taylor itu seperti membantu mereka menemukan jalan keluar.

Kalau lagi patah hati, pas banget lagunya,” kata seorang remaja setelah menonton konser Taylor di Ancol, pertengahan 2014 lalu.

Itu tercermin atara lain, dalam lagu “We Are Never Ever Getting Back Together” dari album Red (2012). Taylor mengakui, lirik-lirik terinspirasi dari hubungan asmaranya yang kandas. Lagu ni menceritakan makna pentingnya move on setelah putus cinta.

Memegang prinsip

Yang juga mencengangkan adalah saat Taylor memberikan sambutan ke dalam Grammy Awards. “saya ingin mengatakan kepada perempuan muda di luar sana. Akan selalu ada orang-orang yang mencoba melemahkan kesukaanmu atau mengambil keuntungan dari ketenaranmu, “tutur Taylor dengan suara agak gemetar dan tertahan.

Dia melanjutkan bawa jalan terbaik adalah tetap fokus pada kerjaan dan mengabaikan orang-orang yang mencoba mengalihkan. “kelak, sesampai di titik yang di tuju, kamu akan mengetahui itu kamu dan orang-orang yang selalu memberi dukungan. Itu akan ter jadi perasaan yang luar biasa,” tegasnya.

Begitu pidato singkatnya Taylor Swift saat menerima piala Grammy Awards 2016 di Los Angels, senin malam waktu setempat atau selasa pagi waktu Indonesia. Ia tampil dengan pakaian serba merah muda.

Pidato Taylor yang terasa pedas itu di maknai banyak orang sebagai serangan balik terhadap Kanye West, rapper yang mengklaim turut berjasa atas kesuksesan dan ketenaran Taylor. Kanye mengungkapkan itu dalam lirik salah satu lagunya “Famous”: “I fell like and Taylor might still have sex/ I made that bitch famous”.

Serangan balik Taylor itu menegaskan bahwa dia bukan sosok yang mudah di tindas. Baginya, setiap kerja keras harus di hargai karena di situlah letak nila kemanusiaan.

Tentu pembaca masih ingat “perang” antara Taylor dengan perusahaan raksasa berlogo apel. Semua Apple tidak bersedia royaliti kepada produser, penulis, dan seniman selama masa percobaan layanan musuk streaming. Tentu itu tak adil karena karya seni tidak bisa di jadikan gratisannbegitu saja dalam bisnis yang melibatkan uang banyak. Taylor lantas menulis surat terbuka dan mengancam tidak akan memasukkan lagu-lagunya ke Apple.

Perusahaan rasaksa itu pun mengubah kebijakan dan menuruti kemauan Taylor yang memang di rasa publik lebih adil. Bukan hanya Taylor yang senang seniman lainpun demikian. Muda, kreatif, dan punya prinsip, itulah Taylor Swift.

Bakat taylor sudah muncul sejak belia. Umur 10 tahun dia menjuarai lemba menulis puisi tingkat nasional. Pernah menulis novel meski tidak di terbitkan bakat menulis itu kemudian di salurkan untuk menulis lagu pada usia 12 tahun. Dua tauhn kemudian ia di rekrut perusahaan rekaman untuk menulis lagu.

Taylor menyanyi lagu country antara lain karena pengaruh Shania Twain. Debutya adalah lagu “Tim McGraw,” yang ternyata masuk tangga lagu country Billboard. Dari sana namanya terus meroket hingga di nobatkan sebagai salah satu perempuan paling berpengaruh di dunia pada 2009 dan 2015 versi Farbes.  Taylor tidak hanya tangguh,tetapi juga lincah, baik di penggung maupun dalam kehidupan nyata.

 

 

UC Lib-Collect

KOMPAS, Rabu 17 Februari 2106

 

Cucu Panji Suherman Setia pada Tradisi “Bebegig”

Setia pada Tradisi Bebegig. Kompas. 13 Februari 2016. Hal.16

Jika hanya di lihat hitam putih dari sudut ekonomi semata, kesenian tradisional tidak bisa di andalkan untuk menopang kehidupan para penggiatnya. Namun, komuitas Baladdewa di Desa Sukamantri, Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, yang di kelola Cucu Panji Suherman (47) berpandang lain.

Para anggota Baladdewa setia menjadi pekerja seni bebegig Nyeker Sukamantri karena Cucu Panji berhasil meyakinkan mereka bahwa seni tradisi karuhun (leluhur) merupakan warisan yang harus di jaga, di pelihara, dan di sebarkan. “kalau tidak oleh kita sendiri, lalu oleh siapa lagi?” tutur singkatnya, tetapi bermakna luas.

Pandangan itu di dukung oleh fakta kehidupan pertanian warga Sukamantri yang memang terkait erat dengan tradisi bebegig yang sudah tumbuh lebih dari 100 tahun, “kami manggung rata-rata sebulan sekali dengan imbalan Rp 7 juta,” kata Cucu saat di temui di Sukamantri, Selasa lalu

Imbalan dari pagelaran itu di bagi untuk 12-16 penari topeng, 10 penari pendamping, ditambah 10 pemain musik pengiring, serta onglos angkut pergi-pulang ke tempat pengundang. Setelah di bagi-bagi, uang sebesar itu sebenarnya hanya pas-pasan.

Meski bebegig tak menyajikan keuntungan ekonomi, Cucu nekat meninggalkan pekerjaannya sebagai montir di sebuah bengkel mobil di Kota Bandung tahun 2003. Selanjutnya, ia pulang ke kampung halaman untuk mengembangkan bebegig Sukamantri. Ia pun mengumpulkan dan membina anak-anak muda seraya melatihnya membuat kreasi topeng bebegig.

Dengan kemauan keras, upayah itu tidak mendapatkan hambatan berarti karena masyarakat Sukamantri memang sudah memiliki modal sosial. Secara turun temurun, keluarga Cucu juga temasuk turunan pelaku seni bebegig. Berkat sentuhan tangan dinginnya, tahun 2006, rombongan helaran bebegig Sukamantri berhasil meraih juara umum dan peserta favorit Kemilau Nusantara di Bandung.

Sukamantri merupakan kawasan paling utara Kabupaten Ciamis yang berbatasan dengan Kabupaten Majalengka. Desa yang terletak pada ketinggian 700-950 meter di atas permukaan laut ini merupakan sumber air bagi wilayah pertanian di bawahnya.

Situasi itu diperkuat dengan keberadaan hutan larangan yang di sebut Tawang Gantung, yakini sepenggal hutan keramat dan angker di sebelah utara Sukamantri. Siapa yang berani masuk dan menggangu tanaman dan pohon di hutan seluas 3,5 hektar ia bakalan kualat dan hidupnya tidak bakalan selamat atau terkena mamala (sunda).

Bukit ini memang ada dengan bukit-bukit lainnya. Selain agak menonjol, terdapat tiga parit besar (parigi) yang melingkar bagian bawah bukit. Di hilirnya terdapat lereng terjal yang di sebut oleh warga setempat Panggeleseran. Di bawah Panggeleseran itu ada sungai yang bersumber dari mata air di sekitar perbukitan dan mengalirkan air jernih.

Asal mula “bebegig”

   Leluhur Sukamantri, yakini Prabu Sampulur, yang menjadi penguasa wilayah ratusan tahun lalu, khawatir sumber air itu di ganggu oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Lalu ia membuat bebegig, berupa topeng dengan karakter mahluk menyeramkan. Rambutnya terbuat dari ijuk kawung (aren) yang terurai panjang ke bawah, dilengkapi mahkota dari bunga tanaman hutan bubuay dan daun waregu (sejenis palem hutan) yang tersusun rapi di atas topeng.

Selanjutnya, topeng-topeng kulit kayu itu di pasang di pohon-pohon besar yang ada di sekitar Tawung Gantung. Konon, karena kesakitan Sang Prabu, orang yang berniat jahat akan melihat topeng itu seolah-olah bagikan makhluk tinggi besar menyeramkan yang siap menerkam. Orang jahat pun ketakutan. “sejak itu, keturunan Eyang Prabu melanjutkan tradisi tersebut sehinngga tumbuhlah seni tradisi bebegig  Sukamantri,” tutur Cucu.

Bebegig atau orang-orangan sawah yang terbuat dari rangkaian tanaman kering sudah di kenal pelosok daerah pertanian Jawa Barat. Orang-orangan itu biasanya di tancapkan di tengah sawah dan di gerakkan menggunakan tali yang di bentangkan ke saung sawah di pematang atau daratan. Penampilan “mahkluk” itu diharapkan dapat menakuti kawanan burung yang menggangu tanaman padi, terutama menjelang panen.

   Bebegig Sukamantri dulunya memang di gunakan untuk menakut-nakuti manusia. Menurut Cucu, sampai saat ini tidak ada nama yang spesifik yang membedakan antara bebegig sawah dan bebegig seni. Untuk mempermudah menyebutnya, cukup dengan nama bebegig Sukamantri. Di luar itu ada tambahan nama bebegig nyeker karena pemainnya tidak mengunakan alas kaki (nyeker)

Bentu dan karakteristik bebegig Sukamantri unik karena memiliki tampilan menyeramkan dan menyiratkan kesan kepurbaan. Itu karena bahan-bahan untuk membuat bebegig hapir semuanya di ambil dai hutan yang ada di sekitar Sukamantri sampai ke Gunung Sawal, seperti ijuk kawung, bubuay ,kembang hahapaan, dan daun waregu.

Sepintas bentuk kepalanya seperti reog ponorogo. Bedanya bidang atas bebegig Sukamantri membentuk segitiga terbalik. Rangka di dalamnya terbuat dari bambu yag di beri penopang untuk di panggul. Kepala bebegig merupakan bagian yang terberat dan terbesar proporsinya.

Dilestarikan

Menurut cerita rakyat Sukamantri, Prabu Sampulur tidak lama menempati wilayah Tawang Gantungan. Dia selanjutnya di gantikan orang kepercayaanya. Margadati, pemimpin baru itu berusaha memperbaiki keadaan. Masyarakat mulai mandiri dan perlahan menuju kemakmuran dari pertanian yang berkelanjutan karena di dukung oleh pengairan yang baik.

Wilayah Tawang Gantung pun berganti nama menjadi Karang Gantung. Kesenian bebgig pun di lestarikan. Awalnya di gelar saat warga mendapatkan hewan buruan, seni itu lalu di helat saat panen tiba. Sejak zaman  kemerdekaan Republik Indonesia, tradisi itu digelar setiap HUT Proklamasi 17 Agustus.

Topeng bebegig dengan raut rasaksa jahat yang terbuat dari kayu yang di tatah atau di pahat. Semula untuk membuat topeng ukuran 60 x 50 sentimeter di ambil dari bahan kayu sisa penggergajian . seiring dengan perjalanan waktu. Topeng bebegig di buat dari kayu gelondongan, terutama jeni mahoni dan albasia. Saat ini motif raut dan karakternya mulai meniru tokoh wayang golek Sunda.

Walaupun tidak ada pakem khusus sebelum di pertontonkan, para pembuat kedok atau topeng bebegig  pergi ke makan keramat demi memperoleh suasana seram. Pengguna akan menyimpan kedok bebegig di makam hingga selama 3 hari. Ratusan orang mengeluarkan topeng-topeng bebegig dari pemakaman dan mengarakanya keliling desa.

Kini ,selain di helat pada acara khitanan dan 17 Agustus,  bebegig Sukamantri sering di ungang pada HUT kabupaten atau kota di Jawa Barat. “untuk bulan Februari, ada dua undangan yang sudah kami terima, yakini dari pemerintah Kabupaten Garut dan Ciamis, “ ujar Cucu.

Seniman itu yakin, seni rakyat ini bakal mampu bertahan di tengah perubahan zaman. Di tengah berbagai bentuk seni pertunjukan moderen, masyarakat masih merindukan tradisi bebegig Sukamantri yang bersahaja, unik, dan menghibur.

 

 

UC Lib-Collect

KOMPAS, SABTU 13 Februari 2016

Syafruddin Sang Pemburu Nyamuk

Sang Pemburu Nyamuk.Kompas.23 Februari 2016.Hal.16

Wajahnya yang dipenuhi peluh tak bisa menyembunyikan letih. Namun, sorot matanya menyala penuh semangat . “Wah, lumayan jauh ternyata jalanya. Mesti lewat jalan setapak, tetapi dapat banyak jentik. Ada ‘Aedes (aegypti)’, ‘Culex’, dan ‘Anopheles’,” kata Syafruddin, begitu keluar dari hutan, dengan nafas ngos-ngosan.

OLEH AHMAD ARIF

Dengan penuh gairah, Syafruddin menunjukkan botol plastic berisi eragam jentik nyamuk. Lalu, ia menerangkan perilaku jenis nyamuk Anopheles, penular malaria, penyakit yang menjadi fokus risetnya selama puluhan tahun. “Jentik Anopheles, kalo berenang, tubuhnya sejajar permukaan air. Nah, seperti yang itu,” ujarnya menunjuk sejumlah jentik nyamuk.

Saat rekan rekan-rekan penelitinya dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman sibuk mengambil sampel darah Orang Rimba di Bukit Duabelas, Jambi, Syafruddin punya kesibukan sendiri, yakni berburu nyamuk dan jentik. Berbekal ciduk dari aluminium, ia mengumpulkan sampel air di lingkungan tempat tinggal Orang Rimba. Hamper seharian, ia keliling dari satu kubangan ke kubangan lain. Begitu menemukan jentik yang dicari, ia menyimpannya di botol plastic dan membawanya ke laboratorium Eijkman untuk diteliti.

Padahal, mantan Kepala Unit Malaria Eijkman (1994-2004) yang di panggil Pak Din itu belum pulih total setelah kena stroke ringan 2014 dan diabetes. Selama sepekan survei  di pedalaman Jambi pada Desember 2015, Din harus disuntik insulin tiga kali sehari. Puji Budi Setia Asih, rekan peneliti yang menggantikan Din sebagai Kepala Unit Malaria Eijkman sejak 2015, yang biasanya memberikan suntikan insulin. “Saya peneliti. Tak tahan kalau hanya duduk,” kata Din.

Lelaki itu dikenal gila kerja. Bahkan, saat dirawat di rumah sakit, ia memaksa masuk kerja. Sejumlah rekannya pun mengubah ruang kerja Din di Eijkman seperti suasana rumah, dilengkapi kasur lipat. “Din itu peneliti sejati. Ia seperti vampire, selalu tergoda mengambil sampel darah orang untuk diteliti. Kalau tak ambil darah, ya, sibuk dengan ciduknya mencari jentik,” ujar Deputi Direktur Eijkman Herawati Sudoyo.

Dedikasi kepada pekerjaan dan semangatnya meneliti, menurut Din, adalah  obat terbaik atas penyakit yang dideritanya. Lebih dari separuh hidupnya digunakan untuk meneliti malaria yang menewaskan 600.000 orang di dunia pertahun itu.

“ Bandingkan dengan ebola yang menyebabkan kematian 4.000 orang di Afrika tahun (2015) lalu. Angka kematian karena malaria jauh lenih tinggi,” katanya. Di Indonesia, kematian karena malaria yang dilaporkan 30 orang per tahun, dari 400.000 pasien.

Angka itu jauh lebih rendah dari kenyataan karena banyak kasus tak terlaporkan. “ Di Indonesia, banyak orang meninggal tanpa diagnosis. Biasanya mereka disebut meninggal karena demam tak diketahui penyebabnya,” kata Din.

Malaria termasuk penyakit purba. Hamper sepanjang perabadan, manusia berjuang menghadapinya. Penyakit akibat spesies Plasmodium, anggota sporozoa (hewan renik berspora), itu jadi momok mematikan, terutama di daerah tropis. Ada 4 jenis penyebab malaria, yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, dan Plasmodium falciparum.

Selain ancaman kematian, malaria mengganggu produktivitas pasien. Mereka yang terinfeksi malaria akan mengalami demam hebat. Bahkan, Plasmodium falciparum bisa memicu kelainan fungsi otak, yang disebut malaria serebral. Penderita mengalami nyeri kepala, linglung, dan penurunan kesadaran. Panas tubuh naik bertahap kemudian mendadak turun. Serangan selama 20-36 jam membaik, lalu muncul gejala lagi selang waktu 36-72 jam.

Padahal, malaria bisa diobati. Penderitanya bisa sembuh total dengan pemberian obat secara tepat, terutama sejak artemisinin ditemukan pemenang Nobel Kedokteran 2015 dari Tiongkok, Youyou Tu. “Kematian karena malaria patut disesali,” kata Din.

Namun, artemisinin tak menjamin efektif di kemudian hari karena parasit malaria terus bermutasi sehingga resisten pada obat sebelumnya. Resistensi artemisinin dilaporkan di sekitar lembah Mekong di Vietnam. Untuk menyelidiki resistensi obat itu pula, Din meneliti daerah endemis malaria, termasuk lingkungan Orang Rimba. “Di Indonesia, tak ada laporan resistensinya,” ujarnya.

Dokter Nyamuk

Din awalnya belajar kedokteran dengan spesialisasi ilmu gizi. Ia menyelesaikan kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar,pada 1985. Setahun kemudian, ia diangkat jadi dosen tetap bagian ilmu gizi di kampusnya. Pda 1987, ia melanjutkan sekolah di Toyama Medical and Pharmaceutical University, Jepang. Sejak itu, minatnya beralih ke malaria.

Kampusnya yang ada di pesisir barat Jepang itu dikenal dengan banyak riset penyakit tropis. “Riset tentang penyakit tropis menarik dan amat pening, tetapi ahlinya di Indonesia amat kurang. Akhirnya, saya memutuskan meninggalkan ilmu gizi, beralih ke penyakit tropis,” ujarnya.

Ia memilih menekuni malaria yang mewabah di kampung orangtuanya, Pulau Selayar, Sulawesi Selatan. “Akhir 1980-an, malaria jadi masalah amat serius di Indonesia, terutama di Papua dengan infeksi 20 persen populasi, tertinggi di dunia selain Afrika,” tuturnya.

Din focus meneliti kehidupan parasit malaria karena problem utama di Indonesia lebih banyak ke aspek parasitnya. “Yang dibutuhkan ialah biologi sel parasitnya. Di Indonesia belum ada doktornya saat itu,”katanya.

Ia mendapat hasil bagus dan ada tanda-tanda bis ditumbuhkan di luar tubuh nyamuk, yakni di media tertentu diberi zat menyerupai tubuh nyamuk Anopheles. Dengan memahami siklus hidup nyamukitu, ia berharap menemukan cara tepat mengatasi penyebaran penyakit ini.

Akhir tahun 1992, Din menyelesaikan program doktoralnya di Jepang. Dia kembali mengajar di Unhas. Namun, alat-alat pendukung riset di kampusnya tak memadai. Dana riset pun minim. “Pekerjaan saya tiap hari saat itu hanya membersihkan laboratorium,” ucap Din.

Pada awal 1993, iamembaca berita di harian Kompas terkait pendirian Lembaga Eijkman, tetapi statusnya sebagai dosen Unhas tak bis dilepaskan hingga kini. Ia mesti bolak-balik Jakarta-Makassar dengan biaya sendiri.

“Saat pertama bergabung dengan Eijkman, saya diminta membangun sistem kultur parsait malaria di luar tubuh nyamuk sehingga bisa jadi bahan penelitian,” ujarnya.

Berikutnya, Din banyak ditugaskan ke lapangan untuk mengumpulkan parasit malaria, sebelum diteliti secara molekuler di Eijkman. “Tahun 1994, saya ditugasi melihat soal malaria di kampung halaman, Pulau Selayar.  Itu survei pertama dan berikutnya saya kecanduan ke lapangan.”

Selama 22 tahun, Din blusukan ke pelosok Indonesia demi berburu parasit  malaria. Puluhan tulisannya di publikasikan di jurnal internasional. Beberapa rekomendasinya  jadi rujukan pemerintah dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Namun, ia menganggap tugasnya  jauh dari usai. “Meski sebaran malaria di Indonesia turun, kita belum bisa menghilangkannya,” katanya.

Bahkan, survei terakhir kepada Orang Rimba di Bukit Duabelas  menunjukkan hasil yang membuatnya prihatin. “Tingkat malaria Orang Rimba 24,6 persen, itu tertinggi. Ini seperti angka malaria di Papua sekitar 20 tahun lalu saat saya baru meneliti. Banyak hal masih harus kita kerjakan”.

 

SYAFRUDDIN

  • Lahir : Makassar, 16 Mei 1960
  • Pendidikan :
  • Kedokteran Universitas Hassanudin, 1985
  • D, Toyama Medical and Pharmaceutical University, Jepang, 1992
  • Focus riset :
  • Biologi molecular tentang DNA parasit malaria
  • Mekanisme molekuler resistensi parasit malaria terhadap obat-obatan
  • Taksonomi molekuler dari parasit malaria
  • Pekerjaan :
  • 1985- sekarang, dosen di Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Unhas
  • 1993-sekarang, peneliti senior di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman
  • 1995-2014, Kepala Unit Malaria Eijkman
  • Publikasi : 62 artikel di jurnal internasional.

 

 

UC LIB-COLLECT

KOMPAS.SELASA.23 FEBRUARI 2016.HAL.16

Kobe Bryant Riwayat Abadi “Mamba Hitam”

Riwayat Abadi Mamba Hitam.Kompas.24 Februari 2016.Hal.16

Julukan pemain liga basket professional Amerika Serikat NBA,Kobe Bryant(37),sangat unik,”Mamba Hitam”,yakni ular berbisa dari Benuat Afrika.Ular itu selalu bergerak agresif dan cepat saat melumpuhkan mangsa.

OLEH WISNU AJI DEWABRATA

Bryant meciptakan julukan Mamba Hitam Karena itu mencerminkan dirinya.Julukan itu terinspirasi dari karakter pembunuh bayaran Black Mamba dalam film Kill Bill . Di lapangan basket,shooting guard dan small forward itu seperti seekor ular mamba.

Dia pemain yang agresif,kompetitif,dan cepat.Tembakannya menggetarkan.Bryant adalah pencetak skor terbanyak ketiga di NBA, yaitu 33.268 poin hingga pertengahan Februari 2016.Total poin itu bisa bertambah karena ia masih akan membela tim Los Angeles Lakers hingga April 2016.

Bryant pemain yang loyal pada LA Lakers selama 20 tahun sejak 1996.Si Mamba Hitam mengukir pretasi gemilang yang diimpikan semua pemain NBA bahkan sampai lima kaki.Sosok Bryant di sejajarkan dengan legenda basket yang bisa “terbang” , Michael Jordan.

Waktu pun berlalu,hingga Bryant memutuskan gantung sepatu setelah musim 2015-2016,atau April 2016,Karena terus-menerus didera cidera.Para pencinta basket sedih .Mereka hanya bisa memberikan tepuk tangan terakhir untuk  sang pahlawan Lakers itu.

Ketika tim Lakers bertandang ke kadang Clevenland Cavaliers,10 Februari lalu, penonton berdiri dan memeberikan tepuk tangan untuk menghormati Bryant .Teriakan “Ko-Be, Ko-Be, Ko-Be” juga membahana saat Bryant tampil di ajang NBA All Star 2016 di Air Canada Center, Toronto ,Kanada , Minggu (14/2).Bryant begitu memesona . Tak heran , dia 18 kali terpilih sebagai pemain All Star.

Ajang NBA All Star Toronto itu menjadi pesta perpisahan untuk Bryant.Legenda basket magic Johnson berdiri di tengah lapangan , membacakan riwayat singkat Bryant . Sementara layar video menampilkan kesan-kesan pemain NBA terhadap Bryant.

“Tidak akan pernah ada lagi Kobe Bryant yang lain,” ujar Johnson.

Bryant terharu sehingga sulit menemukan kata-kata untuk membalas sambutan penonton,”Teman-Teman saya… hmm… saya hanya ingin …  hmm…  berterima kasih atas semua dukungan kalian selama ini, “ Kata pemain yang mencetak rekor 81 poin saat melawan Toronto Raptors tahun 2006 ini.

“Terima kasih banyak. Sekarang saatnya saya harus pergi,” lanjutnya.

Menurut pemain yang aktif di kegiatan sosial itu,dirinya beruntung dapat bermain basket selama lebih dari setengah usianya .Dia berharap aka nada pemain yang berkarier selama 20 tahun seperti dirinya.

Pasang Surut

Darah basket Bryant menurun dari sang ayah yang juga pemain basket profesional,Joe Bryant . Kecemerlangan Bryant menjadi jagoan tim basket SMA Lower Merion di Ardmore, Pennsylvania , sehingga memikat tim NBA.

Bryant adalah segelintir pemain NBA yang masuk bursa pemain tanpa duduk di bangku universitas (biasanya pemain NBA adalah mahasiswa).Setelah lulus SMA,siswa cerdas itu masuk bursa  pemain NBA. Dia dipilih oleh tim Charlotte Hornets , lalu mentransfernya ke Lakers .

 

Saat pertama bermain di Lakers tahun 1996 , Bryant lebih sering duduk di bangku cadangan menungu dipanggil pelatih .Hanya dalam waktu dua tahun,Bryant menunjukan kualitasnya dan telah berhadapan dengan idola  nya ,Michael Jordan dari Chicago Bulls.

”Saya ingat bagaimana rookie(pemain baru) yang kurus itu sangat bernafsu menjaga Michael (Jordan),Michael merasa melihat dirinya pada Bryant . Saya tidak suka membandingkan , tetapi pemain yang paling mendekati Michael adalah Bryant ,” kata asisten pelatih Bulls,Randy Brown(47).

Bryant menuturkan, dirinya tumbuh di era Michael Jordan (53) dan Scottie Pippen (50). “Saya belajar banyak dari menonton pertandingan mereka. Pemain-pemain Bulls memberikan inspirasi ,”ujarnya.

Bryant tak selamanya berkibar , musim 2003-2004 ,Bryant berurusan dengan hukum Karena dugaan melakukan pelecehan seksual.Dia dikabarkan hengkang dari Lakers ke Chicago Bulls atau ke tim sekota,Los Angeles Clippers.Rupanya itu hanya gertakan Karena dia tetap bersama lakers.

Bryant tak bisa mengelak dari cedera seiring dengan semakin tua usianya.Musim 2013-2014 adalah musim paling kelabu , Bryant hanya tampil enam laga dari total 82 laga akibat cedera lutut parah.Musim 2014-2015, si Mamba Hitam sudah pulih dari cedera lutut ,tetapi hanya tampil dalam 35 laga dan absen dalam 47 laga akibat cedera bahu.

Memasuki musim 2015-2016,Bryant tak maksimal bermain dan menyerahkan nasib lakers kepada pemain- pemain muda.Memang ironis , Bryant akan meninggalkan Lakers saat tim itu sedang terpuruk di dasar klasemen dan gagal masuk play off.Meski demikian .riwayat sang Mamba Hitam akan abadi Karena dia begitu dicintai.

 

KOBE  BEAN BRYANT

  • Lahir : Philadelphia ,AS , 23 Agustus 1987 di
  • Tinggi/Berat : 198 cm/96 kg
  • Tim : Los Angeles Lakers
    (1996-sekarang )
  • Gaji 2015-2016 : 25 juta dollar AS(Tertinggi di NBA)

Prestasi :
– Juara NBA lima kali
( 2000,2002-2009)
– Pemain tebaik final NBA (2009,2010)
– Pemain terbaik NBA (2008)
– Pemain NBA All Star 18 kali (1998,2000-2016)
– Pemain terbaik NBA All Star (2002,2007,2009,2011)
– Emas Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012

 

UC Lib-Collect

KOMPAS , RABU,26 FEBRUARI 2016

Corfi Carnus Magnus Penerus Tradisi Gerabah Leluhur

Penerus Tradisi Gerabah Leluhur.Kompas.11 Februari 2016.Hal.16

Sebuah rumah gubuk dari bamboo dibangun persis di pinggang bukit Desa Wolokoli,Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka,Nusa Tenggara Timur.Di sampin rumah berukuran 5 meter x 7 meter itu terdapat lubang berdiameter 2 meter menyerupai goa.Dari”goa” itu,tanah berwarna merah bercampur pasir karang terus di gerus oleh Corfi Carnus Magnus (41) untuk bahan baku gerabah.

OLEH KORNELIS KEWA AMA

Tradisi pembuatan gerabah di desa itu sudah berlangsung ratusan tahun.Namun kini tinggal Manyus , demikian sapaan Magnus , yang meneruskan warisan leluhur itu.Dengan segala keterbatasan nya , dia mempertahankan tat acara membuat periuk tanah sejak usia 19 tahun .

 

Ketika ditemui di Desa Wolokoli 50 Kilometer arah selatan Maumere,akhir Januari lalu ,Manyus tengah merapikan sebuah periuk tanah di teras rumah itu.Puluhan periuk tanah dan keramik yang sudah jadi dipajang  di sebuah rak di samping kanan teras.Hasil karya Manyus tidak lama tersimpan di rumah itu. Sebagian lagi Manyus kirim ke alamat pemesan.

 

Pada tahun 1920 hingga 1980-an , gerabah Wolokoli begitu digemari di daratan Flores Karena hanya warga dari desa tersebut yang membuat gerabah. Gerabah saat itu sangat popular di kalangan masyarakat terutama untuk perabotan memasak,mengambil air disungai,dan tempat obat tradisional.

 

Saat itu , perkakas dapur hasil industri belum merambah di wilayah Flores .Semua pasar tradisional di Sikka,Ende, dan Flores Timur dipadati gerabah asal Wolokoli .Sistem dagang gerabah waktu itu sebagian besar dengan cara berter.Gerabah di tukar dengan garam,ikan,sabun,pakaian,pisau,atau parang.

 

Namun pamor gerabah perlahan turun di kalangan masyarakat Sikka ketika panci,ember,cerek,dan gelas  keluaran industri(pabrik)merambah Sikka.Itu terjadi tahun 1990-an.Sejak saat itu, kegiatan membuat gerabah di Desa Wolokoli pun ikut surut dan di tinggalkan perajin.

Menekuni gerabah

          Manyus tidak ingin keterampilan membuat gerabah yang diturunkan pada leluhur akhirnya hilang begitu saja. Ia bertekad menguasai pembuatan gerabah Wolokoli sekaligus menyelamatkannya dari kepunahan . Ia pun memutuskan ikut pelatihan membuat gerabah.

 

“Awal 1996, saya mengikuti pelatihan pembuatan periuk atau gerabah dari tanah liat di Yogyakarta dengan modal sendiri.Saya belajar di pusat kerajinan gerabah milik Pak Mudjiono di Bantul . Setelah tiga bulan mengikuti pembelajaran di sana,saya pulang ke Maumere,”tutur Manyus.

 

Manyus ingin meneruskan pengetahuan itu kepada masyarakt Desa Wolokoli,Ia membentuk satu kelompok usaha gerabah dengan nama Gerabah Leluhur,beranggotakan 20 orang,sebagian besar kaum ibu,Namun kelompok ini hanya bertahan 6 bulan.Mereka beralasan tidak mendapatkan uang langsung dari periuk .Padahal,para iburumah tangga itu butuh uang untuk membeli susu anak dan belanja kebutuhan rumah tangga.

 

Kegiatan membuat gerabah hanya berlangsung selama musim kemarau.Mei-Agustus,sedangkan September-April warga setempat fokus pada pertanian lahan kering .Desa ini berada sekitar 800 meter dari permukaan laut.Pekerjaan utama adalah bertani di samping kerajinan membuat gerabah dari tanah liat .

 

Manyus tidak patah semangat .Ia bekerja sendirian .Belakangan,lima pemuda dari desa ikut bergabung.Namun,mereka hanya terlibat pada pagi,sore,dan hari libur .Siang hari mereka harus ke ladang sehingga  mereka tidak berkembang dalam usaha kerajinan ini .Akhirnya mereka tidak tahan juga dan memutuskan untuk berhenti.

 

Lelaki lajang itu tetap menghargai kemauan para pemuda tersebut . Paling penting , mereka ingin belajar dan memahami membuat gerabah dari tanah liat .Ia berharap,suatu saat mereka bisa meneruskan keterampilan itu kepada anak-anak.

 

Manyus memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk kegiatan membuat gerabah dari tanah liat.Satu hari ia seorang diri bisa menghasilkan 20 gerabah atau periuk berkapasitas 2 liter air . Tanah liat itu di campur cadas, tanah putih dengan perbandingan dua ember tanah liat dicampur satu ember tanah cadas serta setengah gelas serbuk besi .Campuran serbuk besi ini di satu ember tanah cadas serta setengah gelas serbuk besi .Campuran serbuk besi ini diyakini membuat periuk lebih kuat di banding hanya tanah dan cadas.

 

Untuk asbak rokok,ia bisa menghasilkan 50-60 asbak per hari , sementara gerabah sedang dengan ketinggian sekitar 60 sentimeter dan lebar tengah 30 sentimeter untuk vas bunga sebanyak lima buah per hari .Semua itu di kerjakan secara manual.

 

 

 

Setelah mancapai 50-70 vas bunga atau 200-500 asbak rokok.gerabah tanah liat itu segera dibakar untuk mendapatkan kualitas yang baik.Setelah itu gerabah langsung di kirm ke konsumen.

 

CORFI CARNUS MAGNUS

“Gerabah yang tersisa di rak ini sebagai contoh saja.Sebenarnya saya bisa menjual dan mempromosikan gerabah ini melalui media online,tetapi disini tidak ada jaringan listrik. Saya sendiri pun belum begitu paham cara mempromosikan produk mempromosikan produk melalui media online.Tetapi saya akan belajar supaya gerabah dari sini bisa di jual lebih jauh lagi,tidak hanya di Maumere atau NTT,” papar Manyus yang pernah diikutkan ke sejumlah pameran di Sikka ,Kupang,Denpasar dan Jakarta oleh Pemerintah Daerah Sikka.

 

Kini,Manyus sudah bisa merasakan hasil kerja kerasnya.Penjualan gerabah bisa ia gunakan untuk menambah modal usaha , mambantu adik-adiknya sekolah ,dan membangun rumah buat orangtuanya.

 

Manyus berencana membuka ruang pamer khusus gerabah di Maumere ,Ia yakin gerabah dari desanya akan tetap bertahan di tengah serbuan perabot buatan pabrik ,Buat Manyus ,perabotan buatan pabrik bukan pesaing gerabah Wolokoli yang sudah dikembangkan masyarakat sejak ratusan tahun silam.

 

“ Budaya itu tidak bisa dibuang begitu saja meski ada sesuatu yang di nilai jauh lebih baik dan bermanfaat bagi kehidupan,”ujar Manyus.

 

Tradisi maupun gerabah yang di wariskan nenek moyang Wolokoli adalah sebuah kearifan local . Gerabahnya sendiri menjadi ikon desa. Untuk memastikan keterampilan itu tetap lestari , Manyus manawarkan pelajaran membuat gerabah kepada anak-anak sekolah dasar di desanya. Namun, tawaran tersebut belum di sambut

 

 

UC LIB-COLLECT
KAMIS , 11 FEBRUARI 2016

 

Murniadi Haryono Panggil Aku Dedi Penyu

Panggil Aku Dedi Penyu.Kompas.9 Februari 2016.Hal.16

Kecintaan Murniadi Haryono kepada penyu telah mandarah daging.Saat di tanya nama lengkapnya,dengan bangga dia menjawab,Panggil saja Dedi Penyu.” Ada alasan tersendiri mengapa dia lebih senang dipanggil Dedi Penyu daripada nama lahir pemberian orangtuanya.

 

OLEH ZULKARNAINI

Itu kampanye gratis .Saat orang memanggil saya Dedi Penyu ,lama-kelamaan orang itu akan merasakan dekat dengan penyu ,”kata Dedi menjelaskan nama panggilan nya pada suatu sore di akhir Januari di Pantai Panga,Aceh Jaya,Aceh.

 

Sejak empat tahun lalu,Dedi memutuskan menjadi  “induk” penyu.Dia bertekad menyelamatkan penyu dari kepunahan.Malalui komunitas Konservasi Penyu Aroen Meubanja yang dibentuk pada 2012 , mimpi itu di wujudkan .

 

Kisah “cinta” ayah satu anak itu kepada penyu seperti drama.Dulu dia adalah predator telur penyu.Saban malam pada Agustus hingga Februari di bawah terang bulan ,dia menyususri garis pantai untuk berburu telur penyu .Telur penyu yang ia dapat lalu  di jual,sebagian dibawa pulang untuk di makan .Sekarang,dia berada di garda terdepan utnuk melindungi hewan vertebrata yang kian terancam Karena pemburuan itu.

 

Dedi berubah setelah mengikuti sosialisasi tentang hewan lindung oleh lembaga swadaya masyarakat Koalisi untuk Advokasi Laut Aceh.” Saat itu mereka bilang apabila terus di buru,suatu saat penyu akan musnah,lalu anak cucu kita tidak akan kenal dengan penyu,seperti kita tidak pernah melihat dinosaurus,”cerita Dedi.

 

Sepulang dari acara sosialisasi,Dedi mulai merenungi perbuatannya mengambil telur-telur penyu.Dia merasa bersalah.Toh, uang yang didapat dari menjual telur penyu ternyata tak seberapa.Satu telur di jual dengan harga Rp.3.000.Jika beruntung,dia mendapat 100 telur , pendapatan hanya Rp.300.000.Namun,tidak jarang ia begadang hingga pagi dan tak satu telur pun didapat.

 

Swadaya anggota

 Dedi akhirnya insaf , Dia berjanji tidak akan mengambil telur-telur penyu lagi. Tidak hanya itu,ia kemudian membentuk komunitas konservasi.Lewat komunitas itu,dia mengajak warga lain untuk menangkar penyu.

 

Semula hanya tujuh orang yang mau bergabung dengan komunitas .Akan tetapi , di awal-awal , mereka pun tidak bersedia menyerahkan telur penyu hasil berburu untuk ditetaskan.Sebagian tetap saja di bawa dan menjadi hak milik penemu.

 

“Ya, kecintaan itu akan tumbuh seiring waktu.Biarkan saja dulu dia mengambil sebagian daripada dulu semuanya diambil,” kata Dedi.Terkadang Dedi membeli telur penyu dari penemu untuk ditangkarkan.

 

Biaya penangkaran sepenuhnya di tanggung anggota tim konservasi.Meraka pada umumnya petani dan nelayan. Dengan penghasilan pas-pas an mereka harus patungan untuk mencukupi pengadaan peralatan.seperti senter dan jas hujan,serta membangun pos pemantauan.

 

Dedi juga seorang nelayan sungai dan petani .Penghasilannya sehari hanya Rp.50.000 – Rp.200.000 . Tak jarang uang yang didapat dari menjual kepiting dia pakai untuk biaya peralatan penyu di penangkaran.

 

“Istri saya sudah paham,dia tidak marah kalo uang hasil mencari kepiting saya pakai untuk merawat penyu.Istri saya punya usaha,jualan kue basah,” kata Dedi.

 

Saat ini jumlah anggota konservasi belipat tiga menjadi 22 orang.Mereka terdiri atas warga dari tiga desa,yakni Desa Keude Panga,Kuta Tuha dan Keude Bieng,Garis pantai sejauh 7 kilometer yang berada di tida desa itu ditetapkan menjadi wilayah konservasi penyu.

 

Di pantai yang agak tinggi , sarang-sarang penangkaran digali.Lokasi sarang dipagar dengan kayu.Selama proses pengeraman berlangsung ,Dedi dan anggota tim secara bergantian menjaga sarang itu .Setelah menunggu 80 hari, telur penyu itu akan menetas.Anak-anak penyu yang mungil itu kemudian di lepas ke laut.

 

Sejak 2012 hingga 2016 sudah lima kali pelepasan anak penyu atau tukik dilakukan.Sekali pelepasan mencapai 700 tukik.Saat pelepasan pada akhir Januari lalu,Dedi tak kuasa menahan air mata bahagiadan terharu bercampur menjadi satu.

 

“Tidak tahu mau bilang apa.Berpisah dengan tukik-tukik itu rasanya berat sekali,”kata Dedi.

Kearifan lokal

Dedi bukan sarjana lingkungan.Dia hanya tamatan sekolah menengah pertama.Dia bekerja atas dasar kecintaan dan sedikit pengetahuan yang dia dapat dari teman-teman LSM local. Dia mengaku tidak mengerti betul mengenai aturan hewan lindung.

Dalam melakukan kampanye penyelamatan penyu dia menggunkan pendekatan kearifan local yang di wariskan nenek moyang .” Ada hukum tak tertulis yang diwariskan oleh pendahulu kita . Asoe laot yang ta pinjam beuta pulang keu eneuk cuco(isi laut yang kita pinjam harus kita kembalikan kepada anak cucu),” ujar Dedi mengutip petuah bijak itu.

Menurut Dedi.dulu nenek moyang mereka saat menemukan telur penyu tidak semua diambil , separuhnya di sisakan dai sarang agar penyu tetap ada.Namun,belakangan orang-orang semakin rakus.Ajaran pendahulu pun di tepiskan.

Dedi ingin ajaran nenek moyang mereka di kuatkan kembali.Menurut rencana , nilai-nilai kearifan local itu akan di kumpulkan untuk di tulis sebagai bahan sosialisasi pelestarian penyu .Ia pikir dengan cara itu sosialisasi akan lebih mengena dan mudah di terima masyarakat lokal.

MURNIADI HARYONO
ALIAS DEDI PENYU

  • Lahir : Teunom,Aceh Jaya, 21 Maret 1971
  • Riwayat Pendidikan :
    – SD Keude Panga Aceh Jaya
    – SMP Keude Panga Aceh Jaya
    – SMA Kuala Kreung Sabee(tidak tamat)
  • Pekerjaan : nelayan dan petani
  • Aktivitas : Ketua Konservasi Penyu Aroen Meubanja,Aceh Jaya,Aceh
  • Istri : Swarnita

Anak : Dewiyanda

 

UC LIB-COLLECT
KOMPAS , SELASA 9 FEBRUARI 2016