Mulyono Bersahabat dengan Lebah Madu
- Semula,warga di Desa Pemantang Pasir , Kecamatan Ketapang , Kabupaten Lampung Selatan,Lampung , takut pada lebah yang suka menyangat . Mulyono, pengusaha lebah madu, mendorong mereka memelihara hewan itu dan menguduh madunya.
OLEH VINA OKTAVIA
Perubahan itu bermula dari satu kisah yang menarik 20 tahun silam.Suatu pagi di musim hujan,pintu rumah Mulyono digedor seorang tetangga.Dengan wajah cemas,sang tamu memintanya untuk mengusir lebah yang bersarang diatap rumah tetangga itu.
“Masalah” itu ternyata justru membuat Mulyono senang ,Ia pun bergegas mengambil bamboo dan golok, lalu mendatangi rumah tantangannya.Dengan tenang,dia memindahkan sarang lebah it uke rumahnya sendiri.
“Bagi saya,lebah adalah hewan pembawa rezeki yang harus dipelihara,”katanya,mengenang peristiwa unik itu. Kami berbincang santai di rumahnya, di Desa Pemantang Pasir, pertengahan Januari 2016.
Kejadian seperti itu tak hanya terjadi satu atau dua kali.Para tetangga yang takut dengan kemunculan lebah di atap rumah atau pepohonan di halaman rumah selalu mendatangi Mulyono.Sebenarnya pekerjaan formal lelaki ini adalah guru sekolah dasar (SD) , tetapi ia juga dikenal sebagai peternak lebah.
Awalnya,warga di desa itu memang mengangap lebah sebagai hewan pembawa penyakit,terutama Karena sengatnya yang menyakitkan.Anak-anak sering menjadi korban sengatan lebah hingga wajah atau tangannya bengkak.Tak sedikit orang tua yang membawa anak korban sengatan lebah ke dokter.
Tanaman jagung dan pisang yang banyak tumbuh di kampung itu secara tidak langsung mengundang puluhan koloni lebah.Polen(serbuk sari bunga) yang dihasilkan oleh tanaman jagung atau pisang merupakan pakan utama lebah.Itulah yang membuat lebah datang dan membuat sarang di atap rumah atau pepohonan di halaman rumah warga.
Sebelum Mulyono menetap di desa itu,warga yang terlanjur takut pada lebah biasanya mengusir hewan penghasil madu tersebut dengan asap.Bahkan,ada warga yang membakar sarang lebah.Perlakuan itu membuat banyak lebah mati.
Mengubah Pola Pikir
Pola piker itulah yang perlahan diubah oleh Mulyono dengan membudidayakan lebah madu.Lebah yang ditakuti warga justru ia pelihara dengan baik sehingga menghasilkan madu sebanyak 20-30 botol per bulan.Dari usaha tersebut,dia memperoleh tambahan penghasilan berkisar Rp 2 juta – Rp 5 juta per bulan.
Mulyono pun mengajak para tetangga memeliihara lebah.Setiap sarang lebah yang diserahkan kepada Mulyono dibeli Rp 25.000 – Rp.50.000, bergantung pada banyaknya jumlah lebah dalam koloni.
Sejak itu,banyak warga yang berinisiatif mengundang koloni lebah.Mereka menggantungkan batang pohon kelapa yang sudah dipotong berukuran 0,5 meter di atas pohon.
“Tanaman jagung dan pisang yang banyak tumbuh di sekitar sini adalah sumber pakan utama bagi lebah.Saya ingin masyarakat dapat memanfaatkan sumber daya alam untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka,”ujarnya.
Warga yang sebagian besar adalah petano juga diajak menernak lebah Mulyono mengagas pendirian Kelompok Tani Lebah Madu-Nahl.Mulyono juga mendirikan balai pertemuan Rumah Madu sebagai sarana warga untuk belajar dan berbagai pengalaman.
Di balai itu,warga mempelajari seluk-beluk memelihara lebah,termasuk cara membedakan lebah raja,lebah ratu dan lebah pekerja.”Mereka harus tahu bahwa hanya boleh ada satu lebah ratu dalam setiap koloni.Jumlah lebah raja juga tidak boleh lebih dari sepuluh ekor Karena dapat menghasilkan banyak makanan,”kata Mulyono .
Tak hanya itu,dia juga mengajak petani di kabupaten lain membudidayakan lebah.Setiap bulan,dia rutin mengunjungi petani di sekitar perkebunan karet,kopi atau durian .Mereka didorong memelihara lebah yang sudah siap menghasilkan madu.
“Saat ini,kami fokus mengembangkan lebah pekerja.Lebah yang sudah berumur lebih dari tiga puluh hari lalu dibawa ke perkebunan karet,kopi atau durian.Di sana,lebah digembalakan hingga menghasilakan madu sesuai dengan spesifikasi jenis bunganya,”katanya.
Tidak hanya madu,petani juga diajarkan memanen royal jelly, bee pollen, dan lilin.Dengan begitu peternak lebah madu mendapatkan penghasilan yang lebih banyak.Kini,sudah ada 67 kelompok tani lebah di Lampung yang menjadi binaan Mulyono.
Lelaki itu dianggap berjasa karena telah membina banyak petani untuk memperkuat ketahanan pangan melalui budidaya lebah madu.Atas upaya tersebut,Mulyono mendapatkan Penghargaan Adikarya Pangan Nusantara 2015 dari Kementrian Pertanian Republik Indonesia .Piagam penghargaan itu diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Galakkan penghijauan
Tak hanya mengajarkan cara menernak lebah,Mulyono juga menggalakkan gerakan penghijauan di desanya.Dengan bantuan bibit pohon dari Kementrian Kehutanan,dia mengajak warga menanam berbagai jenis pohon dan bunga di lahan kosong .
Kegiatan menanam pohon itu juga digiatkan di sekilah tingkat dasar,menengah ,dan sekolah tingkat atas di Kecamatan Ketapang. Guru dan siswa di sekolah diajak menanam berbagai jenis bunga dan pohon, seperti bunga matahari,pohon manga,dan pohon jambu.
“Dengan gerakan penghijauan ini, warga sekitar juga mendapatkan manfaat.Selain itu,peternak lebah juga mendapatkan manfaat.Selain itu,peternak lebah juga mendapatkan sumber pakan yang lebih banyak.Manfaatnya budidaya lebah ini menjadi lebih berarti,”katanya.
Mulyono selalu menekankan kejujuran pada setiap petani.Mereka dilarang mencampur madu dengan gula Karena dapat merugikan konsumen.Perilaku tersebut juga dapat membahayakan keselamatan orang lain.
“Madu bermanfaat menyembuhkan penyakit jika penjualnya jujur.Namun,kalua mereka tidak jujur,misalnya mencampur madu dengan gula atau pemain buatan,madu yang dijual justru dapat menjadi pembunuh .Bayangkan jika madu yang di campur dengan gula itu diminum oleh penderita penyakit diabetes. Itu bisa membahayakan kesehatan konsumen,” katanya.
Mulyono, yang kini telah pension sebagai guru,terus membina petani lebah madu di Lampung.Dia bahagia jika lebah madu yang selama ini telah menghidupinya dapat terus dibudidayakan oleh banyak orang.
MULYONO
- Lahir : Yogyakarta,11 Agustus 1953
- Pendidikan :
S-1 Program Studi Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Pringsewu,Lampung. - Keluarga :
– Istri : Suciwati
– Anak :
Siti Nurul Wakhidah
2.Muamar Dodi Prasetyo
3.Erlina Kripti Yanti
4.Axgeis
- Penghargaan :
– Juara 1 Lomba Penghijauan Tingkat Provinsi (Lampung) Tahun 1996.
– Juara 1 Tingkat Nasional Adikarya Pangan Nusantara Tahun 2015 , Kategori Pemangku.
UC-Lib Collect
Kompas,Selasa , 2 Februari 2016
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!