Asah Kreativitas Lulusan Siap Jadi Pebisnis Media. Jawa Pos. 3 Mei 2019.Hal.25.FIKOM

Mahasiswa ilmu komunikasi dan bisnis media sangat dibutuhkan dalam berbagai lini pekerjaan di industry terbaru. Tak Cuma menjad pegawai diperusahaan, tapi juga harus bisa sebagai pelaku dari media mereka sendiri.

Sesuaikan dengan minat: mahasiwa didorong untuk dalam menentukan lini yang bakal dijadikan focus utama. Apakah tampil dilayar kaca atau berperan dibalik layar.

Keunggulan Fikom UC

  • Memfasilitasi dengan laboratorium tercanggih dalam segi radio, audio, visual effect, visual editing, dan interactive display
  • Mahasiswa tak hanya didorong untuk fasih menjalankan aktivitas dimedia, namun juga sebagai entrepreneur dan tampil sebagai owner dari media
  • Network yang luas dan bekerja sama dengan media-media besar yang membuat mahasiswa kaya akan pengalaman
  • Mahasiswa berkesempatan melakukan pembelajaran lintas program studi
  • Belajar media dan bisnis didampingi oleh para pakar dan praktiknya dilakukan dilaboratorium komunikasi media
  • Mahasiswa dihadapkan pada real Project, real problem, dan real client

 

Menyikapi perkembangan industry media yang  makin melesat, Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bisnis Media (Fikom) Universitas Ciputra (UC) mahasiswa untuk mampu merancang dan melaksanakan program-program komunikasi. Baik dalam korporasi maupun lini media.

Pembelajaran di Fikom berangkar dari metode pedagogi yang berkelanjutan dan kreatif. Tak ketinggalan, praktik lapangan diperusahaan media rekanan. Lewat metode tersebut, lulusan Fikom UC professional dan mampu menjalankan usaha dibidang komunikasi pemasaran maupun bisnis media.

Kepala prodi ilmu komunikasi dan bisnis media UC Hilda Yunita menuturkan, tak Cuma materi, mahasiswa dilatih untuk terlibat secara nyata dalam program komunikasi dan proyek bisnis sejak awal kuliah. Mereka diharuskan mengidentifikasi masalah dan mengeksekusi solusinya. Termasuk bertemu dengan customer secara langsung atau pelanggan riil. Kunjungan ke berbagai media kerap dilakukan mulai cetak, visual, hinggal online.

Menurut Hilda mahasiswa bukan Cuma balajar perihal ilmu komunikasi seperti broadcasting. Namun, mereka juga mendalami entrepreneurship dibisnis media. Sebab, dunia industry media digital kini makin berkambang tak Cuma 4.0, namun mulai bergerak ke 5.0.

Dalam belajar bisnis, mahasiwa didampingi oleh para pakar dan melakukan praktik pembelajaran didalam laboratorium komunikasi media. Selain itu, pembelajaran komunikasi media. Selain itu, pembelajaran lintas program studi diberikan pada mahasiswa demi menambah nilai plus. Pemilik dan pengisi program dimedia besar juga dihadirkan guna memberikan suntikan pengetahuan.

Hilda juga memastikan mahasiswa memegang keahlian dalam berbagai lini media kekinian. Dengan demikian mereka tak hanya hadir sebagai pegawai, namun juga menjadi pelaku dimedia miliknya. “lewat contoh youtube mereka bisa berpenghasilan tinggi terlebih jika kontennya inovatif dan menarik,” ungkapnya.

Mendukung hal tersebut, mahasiswa diajarkan dasar-dasar media pada semester pertama. Berikutnya, mereka sudah mulai di tempa untuk menelurkan ide-ide tertentu. Semester tiga menjadi awal bagi mahasiswa untuk mulai mengeksekusi ide tersebut dengan membuat konten, seperti film, radio, dan televise.

Hilda menambahkan, pihaknya mendorong mahasiswa untuk aktif dalam menentukan lini yang bakal dijadikan focus utama. Bagi yang menyukai tampil dilayar kaca, mahasiswa akan didorong untuk piawai dalam menguasai panggung atau acara. Namun, mahasiswa yang lebih menyukai berperan dibalik latar, akan lebih diarahkan untuk menekuni minat tersebut, seperti tim kreatif dan kamerawan.

Mahasiswa Fikom UC juga diwajibkan untuk magang. Dari pengalaman tersebut mereka akan lebih banyak belajar. Salah satunya. Mengetahui bagaimana system operasi diperusahaan yang sudah mapan.

“sudah mereka tahu, cara kerja perusahaan media yang besar itu seperti apa,” ujar Hilda. Sebab, banyak indicator yang harus dipelajari untuk mampu menguasai berbagai ilmu di lini media. Bukan hanya visual dan audio, namun juga sumber daya untuk membuat sebuah program.

Meski belum genap empat tahun berdiri, Fikom UC telah menelurkan berbagai prestasi dari banyak kompetisi. Diantaranya, BNS Favourite Project Green Lifestyle 2016, 1 st place of promotion plan dan competition at bank & UMKM Expo 2016 East Java, seta 3rd place of nation MC and presenter competition.

Fikom UC juga menjalin kerja sama dengan berbagai instansi, seperti ciputra group, asosiasi pendidikan tinggi ilmu komunikasi (Aspikom), radio suara Surabaya, dan jawa pos, juga Perhumas, Telkomsel, serta berbagai stasiun televisi besar nasional. Diperusahaan mahasiswa bisa mendapatkan ilmu melalui program magang.

 

Lab canggih, pastikan Mahasiswa Kuasai teknologi

Untuk menunjang pembelajaran mahasiswa, Fikom UC menyediakan fasilitas lengkap. Yakni, kelas interaktif, student lounge, perpustakaan, auditorium, ruang teater, incubator bisnis, dan wifi, serta e-learning. Ada juga lab fotografi, public relation, tv dan radio.

Mahasiswa pun difasilitasi dengan lab multimedia dan marketing communication. Serta laboratorium hidup yang bekerja sama dengan perusahaan dan media rekaman. Laboratorium tersebut terdiri tas lab Tv, lab radio, lab recording, lab editing audio visual, dan lab public relations.

Fikom UC juga telah meluncurkan laboratorium terbarunya yang diberi nama Laboratory of Communication and media convergence (LCMC) pada 24 april lalu. “sebelum membuat lab ini, kami sudah berkeliling ke beberapa Universitas dan industry media demi menganalisis peralatan seperti apa yang dibutuhkan. Nah, kami hadirkan teknologi audio visual tercanggih, yaitu kamera Ultra HD 4K,” ujar Head of LCMC Ari Priambada.

Kompeten: fakultas ilmu komunikasi (Fikom) UC menyediakan laboratorium yang dilengkapi dengan teknologi terkini. Salah satunya, laboratory of Communication and media convergence (LCMC).

                Laboratorium berdinding kaca yang berada di UC tower lantai 12 itu memiliki beberapa fasilitas tercanggih di Surabaya, salah satunya adalah kamera Ultra HD 4K di lab TV. Ari memastikan, seluruh peralatan di laboratorium tersebut cukup canggih. Semua teknologinya fresh dengan peralatan broadcasting yang sangat mumpuni mulai radio, visual editing, hingga visual effect,” ungkapnya.

Hal itu untuk menyiapkan mahasiswa agar menguasai peralatan broadcasting yang beberapa tahun kedepan bakal makin canggih. Ada pula interactive displat yang memakai wireless screen Bluetooth. Media tersebut dapat membantu mahasiswa praktik untuk mengontrol visual.

 

Sumber: Jawa Pos. 3 Mei 2019

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *