Marcellus Chandra 36 Tahun RP 4,5 Triliun

36-TAHUN-RP-4,5-TRILIUN.housing-estate-eds-129.-XI.Mei.2015.pg-66

Marcellus Chandra, CEO PT Prioritas Land Indonesia (PLI), mengawali bisnis property di Uluwatu, Bali, bersama rekan sekolahnya, Victor Irawan, yang kini menjadi komisaris PLI. Di Pulau Dewata itu mereka mengembangkan 10 unit villa yang dijual secara presale. “Saat saya pasarkan tanahnya masih semak belukar,” kenangnya. Karena itu banyak calon konsumen yang datang ke lokasi mengurungkan niat membelinya. Tapi, ia tidak patah semangat. Berbagai terobosan dilakukan. Akhirnya  10 unit villa itu bisa sold out dalam enam bulan. “Dulu saya jual Rp 3 miliaran per unit, sekarang ditawar Rp 7 miliar nggak ada yang mau lepas,” ujarnya.

Sukses mengembangkan villa, Marcellus makin optimis dan kepincut membangun apartemen. Proyek pertamanya di lokasi favorit investor, Gading Serpong, Tangerang-Banten. Di atas lahan seluas 7.500 m2 ia membangun dua menara apartemen Majestic Point (839 unit). Sebagian lahannya dibeli putus, sebagian lagi menggunakan skim kerjasama. Untuk membangunnya? Selain dana internal perusahaan, ia menjual unit apartemen itu secara block sale kepada para investor. “Dengan lokasi yang strategis, harga khusus, dan deain bagus, banyak investor yang tertarik,” ungkapnya. Satu investor bisa membeli 1-3 lantai. Pembeli perorangan pun banyak. Mereka membeli secara tunai bertahap.

Penjualan Majestic Point lancer PLI mengembangkan proyek kedua, K2 Park juga di Gading Serpong. Skalanya empat kali lebih besar. Di atas lahan tiga hektar itu akan dibangun pusat belanja, empat menara apartemen (2.500 unit), satu menara hotel, dan satu menara pusat pendidikan. Skim pendanaannya mirip dengan Majestic Point. “Hanya pelaksanaan pembangunannyalebih rumit, karena ini proyek mixed use,” kata pria kelahiran Surabaya 36 tahun lalu ini.

Proyek ketiganya Indigo apartment berlokasi di Jl Narogong (Jl Siliwangi), kota Bekasi, Jawa Barat, sekitar satu kilometer dari pintu tol Bekasi Barat. Di lahan seluas 1,5 ha itu PLI mengembangkan tiga menara apartemen, satu menara hotel bintang empat, dan satu hotel bajet. Lulusan Civil Engineering dan Computer Science dari University of New South Wales, Sydney, Australia, ini menyebutkan, ketiga proyek dipasarkan dengan system block sale, tunai keras, dan tunai bertahap. “Kami tidak menggunakan pinjaman bank,” katanya. Jika semua proyek selesai dikerjakan, ia memperkirakan kapitalisasi pasarnya mencapai Rp4,5 triliun. Wow! Mudah-mudahan berjalan lancer.

Sumber : Housingstate – Sosok , Mei 2015

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *