Malang, – Desa merupakan unit terkecil dari negara yang terdekat dengan masyarakat dan secara riil langsung menyentuh kebutuhan masyarakat untuk disejahterakan. Masyarakat desa mempunyai beragam ikatan sosial dan solidaritas sosial yang kuat, sebagai penyangga penting kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Universitas Ciputra Surabaya, melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) mengembangkan desa produktif, kreatif, dan mandiri pada komunitas Wisata Budaya Desa Peniwen (WBDP) di Desa Peniwen, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang.
Dr.Wirawan ED Radianto. M.ScA selaku Kepala LPPM Universitas Ciputra menjelaskan bahwa basis sistem kemasyarakatan di desa yang kokoh adalah kekuatan untuk mengembangkan sistem sosial, budaya, dan ekonomi. “Masyarakat desa harus berdaya agar pembangunan mencapai sasarannya. Maka yang diperlukan adalah upaya-upaya pemberdayaan masyarakat desa untuk membangun kemampuan masyarakat desa dengan cara mendorong, memotivasi, dan mengembangkan potensi sumber daya lokal yang dimiliki” Ungkap Wirawan pada, Jumat (4/1/19).
LPPM UC melakukan pendampingan Socioprenership sejak bulan Agustus 2018, rangkaian pendampingan terdiri Pelatihan Sociopreneurship bagi warga desa, pendampingan pengelolaan penginapan (Home Stay), pembuatan makanan dan minuman bebasis produk khas lokal, pelatihan pemandu wisata bagi kader WBDP dan pelatihan dolanan tradisional. Tak hanya itu Kader WBDP juga di dampingi pengelolaan manajemen kegiatan yang puncaknya diadakan kegiatan Festival Babad Peniwen berlangsung pada tanggal 27-30 Desember 2018. Yekti Andareni selaku sekretaris komunitas WBDP, menyatakan sangat bersyukur didampingi oleh team LPPM Universitas Ciputra Surabaya sehingga mampu mendorong masyarakat desa Peniwen bergerak untuk mengelola potensi desa untuk menjadi sejahtera dan mandiri. “Kami sangat berterima kasih kepada LPPM Ciputra yang banyak membantu berdayakan warga melalui workshop sociopreneur dan juga ingin untuk mengenalkan desa kami ke masyarakat luar”, tuturnya.
Sementara itu, Agus Sugiharto, M.Si dari LPPM UC selaku Koordinator Pelaksana Program Deskprom (Desa Kreatif, Produktif dan Mandiri) menjelaskan gerakan Sociopreneurship ini tujuannya agar mampu memberi kontribusi nyata dalam mengatasi permasalahan sosial-ekonomi pada masyarakat pedesaan. “Dalam konteks desa Peniwen, program Sociopreneur ini menjawab 3 persoalan dasar yakni pengamanan serta optimalisasi aset, peningkatan daya saing SDM, dan pengembangan inovasi budaya lokal. Kami mendampingi komunitas anak-anak muda untuk berperan aktif dalam mengelola berbagai potensi berbasis alam, social dan budaya didesa Peniwen, dalam berbagai kegiatan produktif.” Pungkas Agus.
Agus menambahkan gerakan Sociopreneur di desa Peniwen dilakukan dengan melibatkan berbagai komunitas masyarakat desa sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Wisata budaya dijadikan sebagai isu utama dan lokomotif gerakan pemberdayaan ekonomi. Dibawahnya ada 7 kelompok usaha berbasis masyarakat yang sedang dikembangkan yakni sektor agribisnis, seni budaya, kuliner, kriya, olah raga petualangan, edukasi,dan kesehatan.
Peniwen adalah sebuah desa yang berada di lereng gunung kawi yang memiliki sumber daya Pertanian, Peternakan dan Perkebunan. Keunikan yang dimiliki desa peniwen adalah jumlah penduduknya mayoritas penganut Kristiani, kemudian di desa Peniwen terdapat jejak sejarah monument Tragedi Peniwen Affair. (*)