IBM UC ‘Mengguncang’ Korea Selatan

Universitas Ciputra menawarkan proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Melalui visinya untuk mencetak World Class Entrepreneur, UC telah mengembangkan berbagai proses pembelajaran yang seimbang antara teori dan praktek. UC melalui jurusan International Business Management (IBM) menawarkan berbagai program yang dapat menumbuhkan jiwa entrepreneur generasi muda Indonesia. Salah satu program tersebut adalah Immersion Program. Pada tahun 2014, Immersion Program IBM ke korea yang bertemakan Think Globally Act Locally diikuti oleh 21 mahasiswa dan 3 dosen yang berkesempatan untuk berkunjung dan belajar di Korea Selatan

Istilah Immersion Program memang terdengar asing bagi banyak orang, saya sendiri pun pada awalnya tidak mengerti makna dari kata tersebut. Orang-orang lebih familiar dengan istilah study tour, yang membedakan hanyalah pada program ini peserta tidak hanya belajar mengenai budaya, bahasa dan juga sit in di kelas namun juga berkesempatan berkunjung dan belajar di perusahaan-perusahaan yang telah sukses. Pada tahun 2014 ini, IBM mengadakan Immersion program ke Korea Selatan, Daejon, Solbridge University. Mahasiswa berkesempatan untuk mengunjungi perusahaan besar korea yaitu Samsung. Sungguh menarik bila kita bisa mengenal secara lebih dekat dengan merk-merk yang dekat dengan lingkungan kita sehari – hari, misalnya Samsung, LG dan Hyundai. Siapa yang tidak memiliki salah satu produk dari Samsung? Kecil kemungkinan jawabannya adalah tidak. Samsung memproduksi berbagai produk: smartphone, kulkas, televisi, leptop, tablet, mesin cuci, kamera, smart watch, speaker bahkan saat ini Samsung merambah ke industri otomotif yang bekerja sama dengan pabrikan mobil dari Prancis yaitu Renault untuk memproduksi Samsung Renault Motors. Pengalaman ini tidak mungkin didapatkan di Indonesia karena kantor pusat Samsung sendiri ada di Korea Selatan.

korea2

Selain kunjungan ke perusahaan – perusahaan terkenal di Korea Selatan, progam ini juga menjadi lebih menarik dengan adanya kesempatan bagi mahasiswa dan dosen belajar langsung dalam kelas-kelas di Solbridge University. IBM UC telah bekerja sama cukup lama dengan Solbridge University. Kerjasama tersebut terjalin melalui student exchange program antara IBM dan Solbridge serta immersion program. Pelajaran saat sit in di kelas bukan hanya teori yang disharingkan oleh dosen-dosen yang luar biasa namun kita juga belajar mengenai budaya belajar bangsa korea. Tidak heran bila saat ini perekonomian korea melaju dengan pesat, mereka mempunyai sistem pendidikan yang sungguh disiplin dan sangat kompetitif. Pengakuan dari Prof. Hong (dosen yang mengajar kami disana) bahwa mahasiswa Korea maksimal hanya tidur 4 jam sehari dan sisanya dihabiskan untuk belajar. Informasi tersebut bukan hanya saya dengar dari Prof Hong, namun mahasiswa yang kami temui disana juga membenarkan pernyataan tersebut. Luar biasa bukan? Kita patut menirunya dengan memodivikasi beberapa hal. Tiru disiplin dan ketekunannya namun tetap istirahat 8 jam demi kesehatan di masa tua nanti.

Budaya Korea sedang digandrungi beberapa tahun belakangan ini. Penyebaran budayanya sungguh pesat di seluruh dunia. Pemerintah korea mengoptimalkan penyebarannya melalui media industri kreatif Korea yaitu drama dan musik korea a.k.a K-Pop. Jika menyukai drama Korea Dae Jang Geum, maka kalian pasti tergiur menikmati masakan Korea, rasa masakannya mantap, agak berbeda dengan restoran korea di Indonesia. Selain itu kalian juga pasti tertarik memakai baju yang digunakan Jang Geum, baju tradisonal Korea yaitu Hanbok. Kapan lagi bisa mencoba baju di negeri Ginseng langsung, terlebih kita belajar makna dan tata cara memakai baju Hanbok dari orang Korea langsung. Setiap warna dan desain dari Hanbok memiliki makna yang mendalam. Sungguh menarik belajar budaya korea. Korea kaya akan budaya yang penuh dengan filosofi seperti Indonesia.

korea1

Kurang komplit rasanya bila kita tidak mendatangi berbagai daerah parisiwata di Korea. Immersion program tahun ini mengajak mahasiswa untuk melancong ke Daejon Downtown (Yogjakartanya Korea yang merupakan kota pelajar), Everland (amusement park yang sangat luas yang terdiri dari permainan yang menarik dan ekstrim), Namsan Tower (tempat para lover memasang gembok sebagai tanda cinta yang terkunci rapat), Gyeongbok Palace (lokasi syuting drama korea yang terkenal, The Moon That Embrace The Sun yang diperankan oleh Kim So Hyun dan Han Ga In), dan Myong Dong (salah satu pusat oleh-oleh di Seoul).

Program ini tidak hanya memberikan kesempatan untuk belajar mengenai lingkungan belajar di kampus dan kesuksesan perusahaan korea tetapi juga mengenai negara korea itu sendiri. Semangat bangsa korea yang disiplin dan juga pekerja keras dapat dilihat secara langsung oleh mahasiswa bukan hanya pada lingkungan kuliah namun juga pada kunjungan ke perusahaan Korea. Salah satu hal yang paling menakjubkan adalah bagaimana mereka membuat produknya dengan baik dan mampu meyakinkan masyarakat untuk membeli dan menggunakannya. Bagi masyarakat Korea, produk pilihan pertama untuk dikonsumsi adalah produk dalam negeri. Kapan bangsa Indonesia mampu mengikuti jejak tersebut? Jawabannya ada di tangan kita, Generasi Muda Indonesia. Fighting Indonesia! Kamsahamida telah membaca artikel ini sampai akhir. Semoga bermanfaat dan mampu menginspirasi untuk melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda. (Gek Sintha, Dosen IBM)

 

 

}