No System Is Safe

National Programming and Logic Competition (NPLC) 2018 merupakan kompetisi pemrograman dan logika nasional yang diadakan tahunan oleh program studi Informatika dibawah Fakultas Kreatif Industri Universitas Ciputra. Dikemas menarik dalam bentuk Competitive Programming dan Rally Game, NPLC 2018 mengusung tema “No System Is Safe”.

NPLC tahun ini memiliki misi khusus untuk menyampaikan value penting mengenai pentingnya menjaga keamanan diri di media maya / dunia maya terkait isu sistem keamanan yang sedang marak-maraknya dibicarakan masyarakat saat ini, salah satunya adalah cyber crime yang merupakan kejahatan yang terjadi di dunia maya, seperti peretasan sistem, pengambilan data pribadi, penyabaran virus komputer, terorisme, penipuan belanja online, bahkan penipuan-penipuan yang terjadi melalui media sosial yang ada hingga saat ini.

“Mengapa target NPLC adalah siswa SMA? Siswa SMA merupakan generasi milenial yang sudah dianggap dewasa dan sangat melek akan kemajuan teknologi hingga saat ini, sehingga  mereka tidak hanya dapat menggunakan teknologi itu saja, namun sadar terhadap segala sesuatu yang menjadi ancaman dan ketidakamanan di dalam dunia maya saat ini”, jelas Mychael Maoeretz, S.Kom., M.Cs., Dosen Informatika sekaligus Pembina NPLC 2018. “Mereka bisa menjadi pribadi yang lebih peduli lagi terhadap lingkungan sekitar mereka mengenai isu keamanan di dunia maya, dimana bahkan kerabat, orang terdekat mereka sendiri bisa saja menjadi korban kejahatan dunia maya ini,” imbuhnya.

Competitive Programming adalah babak penyisihan dilaksanakan pada 28 oktober 2018 diaman peserta 70 tim mengikuti lomba secara online. Kemudian 40 tim yang lolos akan kembali berkompetisi dalam sesi final pada Minggu, 4 November 2018 yang bertempat di Universitas Ciputra. “Peserta NPLC 2018 ini ada yang berasal dari berbagai daerah seperti Aceh, Makassar, Jakarta, Banyuwangi, Semarang, Sumatra Utara, Bangka Belitung”, Mychael menjelaskan.

Ada yang berbeda di NPLC tahun ini yaitu hadirnya Rally Game sebagai salah satu kategori. Kemasan Rally Game ini didesain sebagai sarana dalam menyampaikan value terkait menjaga keamaan dalam dunia maya. Dengan game maka diharapkan siswa lebih mudah memahami value tersebut.

Berikut beberpa contoh adalah permainan dalam Rally Game:
Blind Puzzle  yang memberikan penjelasan bahwa dalam dunia keamanan di dunia maya banyak hal masih awam untuk diketahui dan dipahami, ketidakpahaman ini manfaatkan oleh cracker (orang jahat). Ini peran seorang programmer untuk memeranginya.
Maze Memory, dengan memecahkan suatu kasus dengan pattern/pola yang sudah ada. Perlu kerjasama tim. Hal inipun berlaku dalam situasi menanggulangi pola-pola celah keamanan, sehingga celah tersebut dapat di tutup.
Citra Lestari, M.Kom. dosen pengagas Rally Game NPLC 2018 ini menyatakan bahwa dunia IT itu sangat seru dan menantang. “Keseruan pun tantangan dalam pembelajaran IT ini dapat dialami oleh peserta. Geek but Fun, itu yang kami sajikan dalam Rally Game ini”, jelasnya. Salah satu pos permainan yang paling digemari adalah Death Move. Dalam game ini, dua tim yang bertanding harus mampu menjawab pertanyaan secara berebut. Tim yang kalah harus melakukan “pose” diatas matras yang sudah disiapkan dengan arahan dari tim lawan. Gelak tawa mengiringi jalannya game ini saat melihat pose arahan lawan yang mematikan dan mustahil untuk dilakukan.

“Kami berharap dengan pemahaman sejak dini yaitu sejak dibangku sekolah, mereka bisa lebih mawas diri dan kemudian menunjukan kepeduliannya terhadap adanya cyber crime, sehingga kedepannya cyber crime dapat diminimalisir,” terang Mychael. (edt)

Artikel lain