Meet UC People : Rania Putrisari

Bagi yang berkuliah di Universitas Ciputra, tentu sudah tidak asing dengan sosok bernama Rania Putrisari. Mahasiswi semester 5 jurusan International Business Management (IBM) 2013 ini adalah seorang sosok mahasiswi yang supel dan mudah bergaul. Selain sifatnya yang ramah, Rania juga telah menekuni passionnya sejak awal berkuliah di Universitas Ciputra. Hal ini terbukti dari Rania yang sudah tidak asing dengan dunia modeling. Prestasi membanggakan yang akhir-akhir ini diraihnya adalah menjadi pemain utama wanita dalam film berjudul “Surat Cinta Kartini” karya MNC Picture yang telah tayang pada tahun 2015 ini. Rania berperan sebagai Kartini dan berkesempatan beradu acting dengan aktor senior, Chico Jericho.

Perjalanan karir Rania di dunia modeling dimulai pada saat Rania mengikuti DetEksi Model Competition 2009. Pada saat itu Rania merasa tertantang untuk terus menggali bakatnya, sehingga dia mengikuti ajang pemilihan Gadis Sampul dan kemudian berhasil lolos menjadi salah satu finalisnya. Keberhasilan ini membuat Rania semakin mendalami dunia modeling, karena baginya dunia modeling dapat memberikan banyak manfaat positif baginya. Walaupun tidak begitu banyak lomba yang diikuti oleh Rania, namun dari pengalamannya mengikuti Gadis Sampul, Rania mendapatkan banyak kenalan baru serta tawaran-tawaran lain di dunia modeling.

Rania sendiri adalah seorang sosok yang menyukai pembicaraan dengan siapa saja dan dengan topik apapun. Hal ini membuatnya banyak mengetahui hal-hal baru. Passion Rania sendiri selain di dunia modeling adalah tentang musik, traveling, dan terutama fashion. Memulai karir modeling sejak berusia 13 tahun membuat Rania tentunya memiliki fashion statement sendiri. Rania dulu hendak masuk jurusan Fashion Design & Business (FDB) di Universitas Ciputra, karena ingin mendalami passion tentang fashion. Namun Rania berfikir lagi bahwa lebih baik dia masuk ke jurusan International Business Management (IBM) agar semakin memahami ilmu berbisnis. Baginya jika telah mengerti ilmu-ilmu tentang bisnis, maka semua passionnya baik di bidang entertain dan fashion keduanya bisa berjalan.

Berbicara mengenai pengalaman pertamanya bermain film, ternyata bekal pengalaman modeling yang dimilikinya selama 8 tahun saja belum cukup. Di dunia acting Rania dituntut untuk mengeksplore imajinasi dan menjadi dirinya sendiri saat berakting. Apalagi tokoh yang diperankannya ini adalah sosok Kartini. Sosok seorang Kartini begitu perpengaruh untuk membangkitkan pemikiran-pemikiran tentang kesetaraan gender di Indonesia. Berkemauan keras untuk belajar, berani mengungkapkan pendapat dan mendobrak jaman, begitulah Kartini dikenal. Dalam film “Surat Cinta Kartini”, Rania menampilkan sosok Kartini yang independen, yang pemikirannya tidak bergantung dari lingkungannya.

A photo posted by Universitas Ciputra (@ucpeople) on

Untuk mencapai impian dan cita-citanya, Rania bertekad untuk mengambil sebanyak mungkin kesempatan yang datang padanya. Baginya selagi masih muda, maka akan lebih baik kalau memiliki banyak pengalaman mencoba hal-hal baru. Hal ini merupakan bagian dari proses mengeksplore diri sendiri. Di Universitas Ciputra sendiri mindset entrepreneur bener-bener ditanamkan kepada para mahasiswanya dan dari situlah Rania belajar tentang membaca peluang-peluang yang ada.

Salah satu peluang yang diperoleh Rania selain di dunia modeling adalah untuk menekuni passionnya di bidang fashion yaitu keberhasilan Rania dalam mendirikan clothing line sendiri. Di Universitas Ciputra, seluruh mahasiswanya memang selalu ditantang untuk menjadi entrepreneur, berani start business earlier. Sekarang selain menjadi mahasiswi yang sibuk kuliah, Rania juga menjadi model, menjalankan promo film Surat Cinta Kartini, serta mengurus bisnis fashion dan clothing line yang didirikannya bersama dengan teman-temannya, yaitu Fullus Fashion. Rania memang terlihat sibuk, namun Rania bisa mengatur waktunya dengan baik. Komentar dari teman-temannya adalah agar Rania dapat memilih salah satu untuk fokus mana yang harus dikejar. Tapi bagi Rania, hal itu cuma masalah mengatur prioritas, “Balance itu bisa kok!”, jelas Rania yakin.

Artikel lain