Rumah Tradisional Surabaya. Radar Surabaya. 25 Mei 2022. Hal.6. Chrisyandi Tri Kartika. LIB

 

RUMAH kuno di Surabaya masih bisa dijumpai saat ini. Seperti di Kawasan Ampel dan rumah HOS Tjokroaminoto di kawasan Peneleh.

Pegiat Sejarah Kota Surabaya Yayan Indrayana mengatakan, rumah yang ada di kawasan Ampel ini sudah ada sejak tahun 1800-an. Menurutnya, rumah tradisional di Surabaya masih menganut model rumah Jawa yang khas dengan limasan. “Hanya ada beberapa yang mengadopsi gaya Belanda, ketika kolonial mulai masuk ke Indonesia,” ujarnya kepada Radar Surabaya, Selasa (24/5).

Yayan menambahkan, budaya luar sangat mempengaruhi dalam pemilihan material pembangunan rumah di Surabaya “Kalau dulu banyak yang menggunakan ijuk sebagai atap. namun ketika Belanda masuk ke Surabaya, sudah mulai menggunakan genteng. Selain itu, kalau sebelumnya menggunakan gedek juga diganti dengan papan atau tembok,” katanya.

Menurutnya, arsitektur budaya luar ini terlihat jelas pada tampilan luar, namun untuk dalam ruangan masih menggunakan budaya Jawa yang memiliki hirarki ruang. “Selain itu rumah dengan atap yang tinggi ini juga dipengaruhi oleh budaya Eropa. sehingga ada stap masih bisa diguna kan untuk kamar. Contohnya rumah HOS Tekraminoto,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan Pustaka wan Universitas Ciputra Surabaya Chrisyandi Tri Kartika. Menurutnya, kebanyakan rumah tradisional di Surabaya ini berbentuk limasan. Rumah tradisional di Surabaya juga mendapatkan pengaruh asing.

Meskipun bebagai jenis rumah tradisional di Surabaya memiliki karakter utama struktural dan tradisi bersama namun sejumlah fitur terlihat ada pengaruh eksternal yang berasal dari sejumlah tradisi arsitektural asing. “Ini artinya pengaruh asing ini juga sangat kuat dalam arsitektur rumah di Surabaya,” katanya. (mus/nur)

Pangan Medis untuk Hari Pangan Sedunia. www.timesindonesia.co.id. 30 Oktober 2020. Oki Krisbianto. FTP

https://www.timesindonesia.co.id/read/news/306734/pangan-medis-untuk-hari-pangan-sedunia

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Belajar mengenai gizi adalah belajar mengenai hidup.

Itulah kesimpulan yang saya ambil begitu saya menyelesaikan kelas gizi pada saat mengejar gelar magister beberapa tahun yang lalu. Saat itu saya diajar oleh dua orang profesor hebat yang juga membimbing tugas akhir saya. Sekali lagi, bukan hanya keilmuan saja yang mereka berikan kepada saya, terlebih lagi adalah bagaimana mereka mengajarkan saya untuk menghormati kehidupan.

Sebagai dosen yang juga mengajar di Fakultas Kedokteran, beliau-beliau juga banyak mengajarkan pelajaran terkait medis, salah satunya adalah pangan medis atau medical foods. Bukan istilah yang sering kami dengar, malah saat itu kami baru saja paham mengenai keberadaan pangan medis.

Pangan medis telah didefinisikan dengan baik oleh FDA sebagai makanan yang khusus diformulasikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi orang dengan kondisi kesehatan atau penyakit tertentu serta penggunaannya wajib berada di bawah pengawasan dokter. Pada tahun 2018, BPOM juga mengeluarkan peraturan terkait Pangan Olahan untuk Keperluan Gizi Khusus (PKGK).

Itulah kesimpulan yang saya ambil begitu saya menyelesaikan kelas gizi pada saat mengejar gelar magister beberapa tahun yang lalu. Saat itu saya diajar oleh dua orang profesor hebat yang juga membimbing tugas akhir saya. Sekali lagi, bukan hanya keilmuan saja yang mereka berikan kepada saya, terlebih lagi adalah bagaimana mereka mengajarkan saya untuk menghormati kehidupan.

Sebagai dosen yang juga mengajar di Fakultas Kedokteran, beliau-beliau juga banyak mengajarkan pelajaran terkait medis, salah satunya adalah pangan medis atau medical foods. Bukan istilah yang sering kami dengar, malah saat itu kami baru saja paham mengenai keberadaan pangan medis.

Pangan medis telah didefinisikan dengan baik oleh FDA sebagai makanan yang khusus diformulasikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi orang dengan kondisi kesehatan atau penyakit tertentu serta penggunaannya wajib berada di bawah pengawasan dokter. Pada tahun 2018, BPOM juga mengeluarkan peraturan terkait Pangan Olahan untuk Keperluan Gizi Khusus (PKGK).

BPOM menegaskan bahwa yang termasuk ke dalam PKGK bukanlah makanan yang diadministrasikan secara parenteral atau disuntikkan ke dalam pembuluh darah, sementara FDA menyebutkan bahwa yang didefinisikan sebagai pangan medis boleh diadministrasikan secara oral maupun enteral (tidak melalui mulut), misalnya langsung ke lambung. Meskipun demikian, pangan medis tetaplah bukan obat dan bukan ditujukan untuk menggantikan obat atau suatu pengobatan.

Kita mungkin jauh lebih familiar dengan istilah pangan fungsional yang bermanfaat untuk meningkatkan imunitas dan kesehatan, terutama semenjak masa pandemik Covid-19 ini berlangsung. Perlu diperhatikan bahwa pangan medis bukanlah pangan fungsional dan tidak termasuk ke dalam nutrasetikal. Hal ini ditegaskan sendiri oleh Prof. Dr. C. Hanny Wijaya selaku ketua Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia (P3FNI) secara langsung kepada saya.

Saya masih ingat pada saat saya menghadiri Group Discussion yang diadakan di Yogyakarta pada Bulan Januari 2019 untuk membahas definisi mengenai pangan fungsional yang baru, bahwa pangan fungsional merupakan pangan yang mampu meningkatkan kesehatan atau mengurangi resiko suatu penyakit tetapi bisa dikonsumsi dengan porsi sebagaimana makanan pada umumnya.

Berbeda dari pangan fungsional, pangan medis ditujukan kepada orang dengan kondisi kesehatan tertentu dan tidak bisa dikonsumsi secara bebas. Peraturan dari BPOM sendiri menegaskan bahwa label pada kemasan PKGK harus mencantumkan keterangan “Konsultasikan dengan Tenaga Kesehatan” untuk jenis PDK (Pangan Olahan untuk Diet Khusus) atau “Harus dengan Resep Dokter” untuk jenis PKMK (Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus).

Saya yakin para mahasiswa Teknologi Pangan sudah cukup familiar dengan PDK, misalnya minuman formula untuk bayi atau ibu hamil, tetapi tidak untuk PKMK. PKMK inilah yang banyak kami pelajari selama perkuliahan berlangsung bersama kedua profesor yang saya hormati tersebut.

Saat mempelajari pangan fungsional, kita belajar tentang pengaturan diet ataupun nutrisi orang sehat. Namun, saat mempelajari pangan medis, kita mempelajari metabolisme orang sakit. Selama itu juga saya mendalami bagaimana metabolisme orang dengan suatu penyakit tertentu, atau bagaimana organ tubuh pasien terus mengalami perubahan degeneratif. Sebagian dari mereka hanya memiliki satu pilihan, yaitu sebisa mungkin menghambat laju kerusakan organ tubuh mereka tanpa kemungkinan untuk pulih kembali.

Pertanyaan besar saya saat itu adalah, mengapa banyak peneliti yang mau repot-repot untuk meneliti dan memformulasikan pangan medis untuk berbagai jenis penyakit jika pada akhirnya sudah tidak ada harapan bagi para pasien tersebut untuk sembuh? Bukan hanya uang, tetapi juga tenaga serta beban psikologis dari orang-orang di sekitar pasien, dan pasien tersebut juga merasakan sakit. Misalnya dari stamina tubuh yang terus merosot, dilanjutkan menurunnya fungsi penglihatan, dan akhirnya penurunan fungsi ginjal secara bertahap sehingga ia harus menjalani cuci darah setiap minggu, seberapa besarkah harapan mereka untuk dapat terus bertahan hidup? Sementara masa depan mereka juga dipastikan hanya satu, yaitu semakin memburuk.

Saya mengeluhkan hal tersebut di depan dosen dan teman-teman sekelas pada saat saya menyampaikan apa saja yang telah saya temukan terkait pangan medis. Saat itulah dosen saya, Prof. Dr. Ir. Mary Astuti, MS., kurang-lebih berkata demikian,

“Memang orang yang masih hidup bisa mengunjungi makam keluarganya yang meninggal. Namun, jika kita dengan pengetahuan kita dan kemampuan kita di bidang Teknologi Pangan bisa membantu memperpanjang usia seseorang barang seminggu, sebulan, atau berapa bulan, setidaknya si penderita dengan keluarganya kan masih bisa berbincang-bincang lebih lama.” *

Saat itulah semua beban psikologis saya selama berminggu-minggu seperti hilang begitu saja. Saya telah diajarkan tentang harapan, yaitu harapan untuk terus bertahan hidup dan harapan untuk mempertahankan hidup. Kami di Teknologi Pangan memang tidak belajar medis ataupun cara untuk menyelamatkan hidup seseorang secara langsung, tetapi bukan berarti kami tidak bisa bersumbangsih dalam mempertahankan hidup. Bahkan bisa membantu untuk mempertahankan usia pasien selama sehari atau dua hari saja akan sangat berarti bagi keluarga dan kerabat yang mencintai pasien. Dari seseorang yang mengeluhkan dan menganggap sia-sia suatu penelitian terkait pangan medis, saat itu juga saya memiliki hasrat untuk dapat melakukan penelitian di bidang pangan medis.

Sekali lagi, saya menegaskan bahwa mempelajari gizi adalah belajar mengenai hidup. Tidak semua teknolog pangan akan fokus ke bidang gizi makanan, tetapi semua wajib untuk memahami gizi, khususnya terkait gizi produk yang mereka kembangkan. Tidak semua pula yang tertarik untuk mendalami pangan fungsional, apalagi untuk memasuki ranah pangan medis yang berkaitan erat dengan dunia kedokteran.

Saya pernah berkata kepada teman saya di Quora bahwa saya tidak takut jika nantinya akan ada banyak teknolog pangan yang melakukan penelitian ke arah pangan medis, toh hasilnya akan sama saja yaitu untuk mempertahankan kehidupan. Penelitian mengenai pangan medis bukanlah hanya terkait dana penelitian, bukan terkait Hak Kekayaan Intelektual (HKI), apalagi keuntungan yang akan diperoleh jika berhasil menemukan formula yang tepat. Pangan medis adalah mengenai meningkatkan kualitas hidup pasien, demi kemanusiaan.

Penelitian di bidang pangan medis tidak cukup hanya didukung oleh niatan peneliti untuk melakukan penelitian tetapi juga oleh kesadaran masyarakat. Jika masyarakat masih belum menyadari akan pentingnya pangan medis, perhatian berbagai pihak yang bisa mendukung suksesnya penelitian, seperti penyusun legislasi maupun sumber dana, juga tidak akan tertuju ke arah sana. Ranah pangan sangat luas dan akan selalu luas, masih banyak gap-gap penelitian terkait pangan medis yang masih bisa diisi.

Masih banyak pasien diabetes, gagal ginjal, hipertensi, gangguan liver, kanker, HIV, phenylketonuria, berbagai penyakit langka, atau pasien Covid-19 yang membutuhkan peningkatan kualitas hidup. Bahkan, pangan medis yang sudah tersedia pun tidak bebas dari kendala, salah satunya adalah citarasa yang kurang menyenangkan tetapi wajib dikonsumsi oleh pasien hanya untuk dapat bertahan hidup.

Ada baiknya jika pangan medis juga memperoleh intensi pada Hari Pangan Sedunia yang diperingati setiap Bulan Oktober. Biasanya topik yang sering diangkat pada bulan tersebut adalah terkait Ketahanan Pangan, baik di bidang kuantitas (kecukupan pangan) maupun kualitas (kecukupan gizi). Hal tersebut sebenarnya cukup masuk akal karena masalah ketahanan pangan masih menjadi permasalahan yang cukup besar dihadapi penduduk dunia.

Pangan medis pun sebenarnya mendukung program ketahanan pangan, khususnya dalam hal pemenuhan gizi pasien tertentu. Ada baiknya jika kita juga mengingat mereka yang memiliki ketergantungan untuk mengonsumsi pangan medis sehingga mereka bisa merasakan bahwa mereka tidak sendirian, dan bahwa hidup mereka juga sangat berarti bagi kita.

***

Referensi:

Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2018). Pengawasan Pangan Olahan untuk Keperluan Gizi Khusus. (Peraturan Nomor 1 Tahun 2018).

Food and Drug Administration. (2016, Mei). Frequently Asked Questions About Medical Foods, Second Edition. Diperoleh dari http://www.fda.gov/FoodGuidances

 

Industrial Style For Casual Lifestyle. asrinesia.com. 20 September 2020. Maureen Nurhadi. INA

https://www.asrinesia.com/industrial-style-for-casual-lifestyle/

Gaya sebuah rumah tinggal adalah cerminan dari gaya hidup pemiliknya, seperti terlihat pada rumah tinggal ini.
Pasangan muda pemilik rumah ini sangat menyukai benda-benda vintage dan bahan-bahan yang rustic alami. Istri dan 3 putrinya tomboy, sedangkan suami adalah pebisnis yang sangat sukses dan berjiwa petualang, mempunyai pribadi yang positif, riang dan kreatif. Mereka berlima sangat suka traveling dan suka kegiatan outdoor. Maka tidaklah heran jika gaya rumah yang mereka pilih adalah gaya industrial, yang amat cocok dengan gaya hidup casual pemilik.
Arsitek Jean Francois Poillot, dosen di Arsitektur UK Petra dan interior desainer Maureen Nuradhi yang juga dosen di Interior Architecture Universitas Ciputra,  mendapat kesempatan untuk mewujudkan rumah idaman keluarga ini. Di atas tanah seluas 450 m2 dibangunlah rumah 2 lantai plus basement. Konsep keluarga dan hobby yang dianut oleh suami istri ini tercermin pada banyaknya penggunaan bahan2 rustic baik pada olahan dinding, lantai, langit2 dan pada furniturenya.

Suami dan istri pemilik rumah ini sangat mendorong perkembangan logika, kreativitas dan kemampuan artistik putri-putrinya, serta perilaku positive dan kasih sayang antar saudara. Sang suami suka memberikan surprise pada teman dan keluarganya, sehingga dia juga minta semua ruang kalau bisa ada unsur surprisenya. Nilai2 positif dalam keluarga dicantumkan pada quotes2 di dinding, sekilas tampak seperti wallart. Di hallway dipasang wallart berbentuk pohon melambangkan pohon keluarga, lengkap dengan digital frame yang berisi slideshow foto2 traveling keluarga.
Pasangan ini sering mengadakan acara bersama di rumahnya, karena itu ruang makan, living room dan ruang entertainnya dibuat berukuran luas. Dapur utama berada langsung di ruang makan karena istri hobby masak. Seluruh ruang masing2 kami desain dengan mengutamakan unsur fun melalui asesoris interiornya untuk mengimbangi kesan bahan2 rustic nya, demikian Maureen menjelaskan. Semua ruangan dengan fungsi2 yang berbeda ini dirangkai dengan penggunaan bahan rustic yang berwarna natural dan unfinished, sejak dari exterior hingga sampai kamar mandi.

Bahan2 finishing unik yang ada di proyek ini antara lain: kayu ulin bekas yang digelapkan dengan api, kayu bekas perahu yang dirangkai menjadi mozaik, metal corten untuk fasade dan sketsel yang dilaser cutting, mebel permanen dari bata dan semen ekspose, bata tempel ekspose untuk dinding, dan lampu living room custom dari rustic wood. Sungguh suatu pengaplikasian utuh dari industrial style untuk casual lifestyle.

Penulis @halistyapramana
Arsitek: Jean Francois Poillot
Interior Designer: Maureen Nuradhi dari Jean Maureen and Partners.
Kontraktor bangunan Tjokroadi Prayitno
Kontraktor interior: Hanny Tanjaya.
Lokasi: Surabaya Barat
#majalahasrinesia #majalaharsitektur #rumahbergayaindustrial #arsitekindonesia #desainerinteriorindonesia #karyaanakbangsa #banggaindonesia #likeforlike #followforfollow #designerassociation

Hunian Efisien dan Sehat Jean-Maureen. jawapos.com. 6 September 2020.INA

https://www.jawapos.com/arsitektur-dan-desain/06/09/2020/hunian-efisien-dan-sehat-jean-maureen/

REDAM CUACA PANAS: Peletakan jendela dirancang sesuai dengan arah angin. Area sekitar bukaan juga didinginkan dengan sosoran atap tanaman rambat, atau pohon. (JEAN-MAUREEN AND PARTNERS FOR JAWA POS)

Efisien dan sehat. Misi tersebut diusung Maureen Nuradhi dalam membangun rumahnya. Hasilnya, hunian tampak estetis, tetapi tetap hemat.

PENATAAN ruangan yang smart dan cermat menjadi kunci kenyamanan rumah Jean Francois Poillot dan Maureen Nuradhi. Rumah mereka memaksimalkan akses cahaya matahari dan udara. Untuk meredam cuaca panas Surabaya, bukaan pun dirancang dengan teliti. Letak jendela sesuai dengan arah angin. Area sekitar bukaan juga lebih dulu ”didinginkan.”

”Caranya, memberi pembayangan. Bisa dari sosoran atap, tanaman rambat, atau pohon,” kata Maureen. Permukaan bawah juga didesain tidak memantulkan cahaya berlebih. Salah satunya ditutup rumput dan kerikil.

Dosen interior architecture di Universitas Ciputra (UC), Surabaya, itu menyatakan bahwa sejuknya rumah juga didukung permukaan tembok yang berpori. Dinding dibiarkan berlapis acian. Tampilannya lebih alami. Plus, menghemat biaya finishing hingga 30 persen. ”Karena finishing ini, teman-teman kami menyebut rumah kami bergaya industrial,” ungkapnya.

Maureen menceritakan, huniannya mengusung konsep reserved house. Area yang dikerjakan tidak ”mengenai” rumah lama. Jadi, dia beserta keluarga tidak perlu usung-usung pindahan. Denah rumah pun dibalik. Area halaman disulap menjadi rumah. Lokasinya mengitari hunian lama yang lantas dirobohkan menjadi courtyard.

Karena letaknya yang dikepung ruangan, desain courtyard dibuat bersih. Entrepreneur section head UC tersebut menjelaskan bahwa lantai courtyard dibuat miring dan dilengkapi saluran pembuangan. Ruangan juga tetap terlindung sosoran atap. ”Tidak ada air yang menggenang dan cipratan saat hujan,” papar Maureen. Tanaman di courtyard dipilih yang tidak memiliki perakaran melebar dan merusak.

Konsultan arsitektur dan desainer interior Jean Maureen and Partners itu menuturkan, smart layout tidak hanya hemat energi dan biaya. Tetapi juga ikut mendukung konsep rumah sehat. Seluruh area mendapat ventilasi dan akses sinar matahari. Termasuk di dapur. Rumah pun bebas dari lembap. ”Kegiatan menyapu, mengepel, dan bersih-bersih lebih leluasa. Kelembapan tidak terjebak sehingga sangat sedikit area yang memerangkap virus,” tegas Maureen.

REDAM CUACA PANAS: Peletakan jendela dirancang sesuai dengan arah angin. Area sekitar bukaan juga didinginkan dengan sosoran atap tanaman rambat, atau pohon. (JEAN-MAUREEN AND PARTNERS FOR JAWA POS)

CERMAT TERAPKAN FINISHING ACIAN

”Memangnya nggak rusak nanti kalau kena panas dan hujan?”

”Kalau berlumut, gimana?”

Banyak pertanyaan yang muncul ketika mempertimbangkan finishing acian. Berikut tip dari Maureen:

  • Instalasi talang harus baik.
  • Bila menggunakan atap genting, kemiringan minimal 30 persen dan ada sosoran.
  • Sloof fondasi harus baik agar air tanah tidak naik.
  • Saat pengerjaan, tukang perlu diingatkan bahwa acian sekaligus menjadi finishing. Jadi, tukang tidak ceroboh memaku atau mengotori dinding.
  • Upayakan satu bidang besar dikerjakan satu orang/tukang agar hasil rata.
  • Cermat pilih semen. Sebab, beda merek dan jenis semen, beda pula rona abu-abu yang dihasilkan.
  • Untuk bagian luar, lapisi acian dengan coating batu alam agar tidak mudah berlumut.

SMART LAYOUT

REDAM CUACA PANAS: Peletakan jendela dirancang sesuai dengan arah angin. Area sekitar bukaan juga didinginkan dengan sosoran atap tanaman rambat, atau pohon. (JEAN-MAUREEN AND PARTNERS FOR JAWA POS)

  • Hemat biaya perawatan
  • Tatanan ruangan dibuat ringkas agar perawatan dan pembersihan lebih mudah. Terutama untuk keluarga yang tidak menggunakan jasa asisten rumah tangga (ART).

HEMAT RUANG

Sebagian furnitur dibuat built-in. Dampaknya, pemakaian bahan bangunan juga irit.

HEMAT BIAYA LISTRIK

  • Pengeluaran untuk air conditioner (AC) dan lampu bisa diminimalkan karena layout memaksimalkan bukaan.
  • Rumah courtyard Jean-Maureen
  • Arsitek: Maureen Nuradhi dan Jean Francois Poillot
  • Luas tanah: 200 m2
  • Luas bangunan: 200 m2 (dua lantai)
  • Lokasi: Surabaya Timur
  • Lama pengerjaan: 1 tahun

Hunian Efisien dan Sehat Jean-Maureen. Line Today Sci-Tech. 6 September 2021.INA

https://today.line.me/id/v2/article/zwzvvP

Efisien dan sehat. Misi tersebut diusung Maureen Nuradhi dalam membangun rumahnya. Hasilnya, hunian tampak estetis, tetapi tetap hemat.

PENATAAN ruangan yang smart dan cermat menjadi kunci kenyamanan rumah Jean Francois Poillot dan Maureen Nuradhi. Rumah mereka memaksimalkan akses cahaya matahari dan udara. Untuk meredam cuaca panas Surabaya, bukaan pun dirancang dengan teliti. Letak jendela sesuai dengan arah angin. Area sekitar bukaan juga lebih dulu ”didinginkan.”

”Caranya, memberi pembayangan. Bisa dari sosoran atap, tanaman rambat, atau pohon,” kata Maureen. Permukaan bawah juga didesain tidak memantulkan cahaya berlebih. Salah satunya ditutup rumput dan kerikil.

Dosen interior architecture di Universitas Ciputra (UC), Surabaya, itu menyatakan bahwa sejuknya rumah juga didukung permukaan tembok yang berpori. Dinding dibiarkan berlapis acian. Tampilannya lebih alami. Plus, menghemat biaya finishing hingga 30 persen. ”Karena finishing ini, teman-teman kami menyebut rumah kami bergaya industrial,” ungkapnya.

Maureen menceritakan, huniannya mengusung konsep reserved house. Area yang dikerjakan tidak ”mengenai” rumah lama. Jadi, dia beserta keluarga tidak perlu usung-usung pindahan. Denah rumah pun dibalik. Area halaman disulap menjadi rumah. Lokasinya mengitari hunian lama yang lantas dirobohkan menjadi courtyard.

Karena letaknya yang dikepung ruangan, desain courtyard dibuat bersih. Entrepreneur section head UC tersebut menjelaskan bahwa lantai courtyard dibuat miring dan dilengkapi saluran pembuangan. Ruangan juga tetap terlindung sosoran atap. ”Tidak ada air yang menggenang dan cipratan saat hujan,” papar Maureen. Tanaman di courtyard dipilih yang tidak memiliki perakaran melebar dan merusak.

Konsultan arsitektur dan desainer interior Jean Maureen and Partners itu menuturkan, smart layout tidak hanya hemat energi dan biaya. Tetapi juga ikut mendukung konsep rumah sehat. Seluruh area mendapat ventilasi dan akses sinar matahari. Termasuk di dapur. Rumah pun bebas dari lembap. ”Kegiatan menyapu, mengepel, dan bersih-bersih lebih leluasa. Kelembapan tidak terjebak sehingga sangat sedikit area yang memerangkap virus,” tegas Maureen.

REDAM CUACA PANAS: Peletakan jendela dirancang sesuai dengan arah angin. Area sekitar bukaan juga didinginkan dengan sosoran atap tanaman rambat, atau pohon. (JEAN-MAUREEN AND PARTNERS FOR JAWA POS)

CERMAT TERAPKAN FINISHING ACIAN

”Memangnya nggak rusak nanti kalau kena panas dan hujan?”

”Kalau berlumut, gimana?”

Banyak pertanyaan yang muncul ketika mempertimbangkan finishing acian. Berikut tip dari Maureen:

  • Instalasi talang harus baik.
  • Bila menggunakan atap genting, kemiringan minimal 30 persen dan ada sosoran.
  • Sloof fondasi harus baik agar air tanah tidak naik.
  • Saat pengerjaan, tukang perlu diingatkan bahwa acian sekaligus menjadi finishing. Jadi, tukang tidak ceroboh memaku atau mengotori dinding.
  • Upayakan satu bidang besar dikerjakan satu orang/tukang agar hasil rata.
  • Cermat pilih semen. Sebab, beda merek dan jenis semen, beda pula rona abu-abu yang dihasilkan.
  • Untuk bagian luar, lapisi acian dengan coating batu alam agar tidak mudah berlumut.

SMART LAYOUT

REDAM CUACA PANAS: Peletakan jendela dirancang sesuai dengan arah angin. Area sekitar bukaan juga didinginkan dengan sosoran atap tanaman rambat, atau pohon. (JEAN-MAUREEN AND PARTNERS FOR JAWA POS)

  • Hemat biaya perawatan
  • Tatanan ruangan dibuat ringkas agar perawatan dan pembersihan lebih mudah. Terutama untuk keluarga yang tidak menggunakan jasa asisten rumah tangga (ART).

HEMAT RUANG

Sebagian furnitur dibuat built-in. Dampaknya, pemakaian bahan bangunan juga irit.

HEMAT BIAYA LISTRIK

  • Pengeluaran untuk air conditioner (AC) dan lampu bisa diminimalkan karena layout memaksimalkan bukaan.
  • Rumah courtyard Jean-Maureen
  • Arsitek: Maureen Nuradhi dan Jean Francois Poillot
  • Luas tanah: 200 m2
  • Luas bangunan: 200 m2 (dua lantai)
  • Lokasi: Surabaya Timur
  • Lama pengerjaan: 1 tahun

Bibis Tama dan Kehidupan Pinggir Sungai Kalimas (13)_Ada Dua Bangunan Ikonik yang Jadi Cagar Budaya.Radar Surabaya.1 Februari 2021. Hal.3,7.Chrisyandi.LIB

Harapan Baru Pariwisata Indonesia. Jawa Pos. 29 Desember 2020. Hal.4. Dewa.GS. HTB

Oleh Dewa Gde Satrya (Dosen Hotel dan Tourism Business, Fakultas Pariwisata, Universitas Ciputra Surabaya)

SANDIAGA Uno mendapat kepercayaan sebagai menteri pariwisata dan ekonomi kreatif (Menparekraf) menggantikan Whishnutama. Kementerian tersebut memimpin dan mengelola industri yang mendapat tekanan terberat dan mengalami keterpurukan terdalam sepanjang perjalanan sejarah bangsa ini.

Artinya, siapa pun yang menjadi Menparekraf haruslah didukung seluruh pihak, tidak dituntut berlebihan, dan tidak dibebankan seluruh harapan pemulihan. Sebab, sebagaimana kepariwisataan itu sendiri adalah lintas sektoral, maka kinerja kementeriannya pun multisektor.

Sekaligus, spirit kementerian pariwisata selayaknya diarahkan untukmendorongperjalananwisata di luar Jawa dan Bali. Percepatan pembangunan lima destinasi superprimitas, cli mana hanya satu yang ada di Jawa, yakni Borobudur. Empat lainnya berada di luar Jawa (Toba, Likupang, Mandalika, dan Labuan Bajo), menyiratkan pemerataan pembangunan pariwisata agar tidak Bali sentris.

Kursi panas Menparekraf saat ini tidak semata-mata karena kepariwisataan terpuruk dan pada waktuyangbersamaan diharapkan menjadi andalan pemulihan ekonomi bangsa. Tetapi, terlebih menjaga gairah dan antusiasme publik di berbagai daerah di tanah air untuk bersama-sama memperkuat kepariwisataan RI melalui peningkatan daya saing kepariwisataan daerah masing-masing.

Sebagaimana halnya target kepariwisataan negara-negara lain, target kepariwisataan Indonesia saat ini sulit tercapai karena menghadapi sedikitnya tiga tantangan utama. Yakni, adanya perubahan perilaku dan keinginan wisatawan dalam menghadapi wabah global; pencitraan Indonesia sebagai destinasi pariwisata yang aman, teliti, dan tepat dalam mengelola Covid-19; serta ketersediaannya kapasitas dankualitas produkwisata.

Pandemi Covid-19 mendorong terjadinya reorientasi beberapa hal. Di antaranya, jalur perjalanan wisatawan jarak jauh (long haul) ke jarak menengah dan pendek (medium and short haul trip). Lalu, menurunya tingkat pengeluaran, lama tinggal, dan jumlah wisatawan yang melakukan perjalanan ke luar negeri karena mereka lebih memilih berwisata di dalam negeri.

Pola serupa terjadi ketika krisis global beberapa tahun yang lalu. Karena itu, ada sejumlah poin penting bagi Menparekraf untuk mengakselerasi sumber daya yang dimiliki guna mengatasi tantangan yang ada dan mempercepat pencapaian target yang dicanangkan.

Pertama, sebagaimana menteri agama yang memiliki track record dalam menjaga keberagaman dan menjadikan agama sebagai inspirasi, demilcian pula Menparekraf, sekiranya menjadi sosok pemersatu. Sebagaimana diketahui, stakeholder kepariwisataan terdiri atas sektor privat, pemerintah, asosiasi, akademisi, dan masyarakat umum.

Lewat Menparekraf yang baru, diharapkan muncul teamwork swasta-pemerintah untuk mengatasi kendala aturan dan ritme kerja birokrasi. Terlebih, mengatasi situasi sulit pandemi Covid-19 yang menekan pelaku usaha pariwisata dan perhotelan serta menambah pengangguran.

Diperlukan juga kecepatan dalam pengambilan keputusan yang cermat dan tepat, mengawasi, dan mengevaluasi penerapan CHSE (cleanliness, healthy, safety, environment sustainability)sampai ke “lorong-lorong” yang takterlihat di permukaan.

Sandiaga Uno diyakini berkemampuan memangkas dikotomi pemerintah-swasta yang kerap kali menjadi kendala dalam koordinasi pariwisata. Mentalitas birokrasi (birokrat) dalam konteks itu sepatutnya ditanggalkan. Ambil contoh Sinergi erat privat-publik di berbagai negara maju, atau paling tidak tetangga kita Singapura, Malaysia, dan Thailand yang menghasilkan ritme kerja cepattepat-efisien.

Kedua, Menparekraf ke depan juga semakin diharapkan sebagai sosok yang lebih andal dalam melakukan lobi di tingkat internasional. Dalam situasi normal, diplomasi internasional setingkat menteri diperlukan untuk memenangkan biding MICE (meeting, incentive, conference, exhibition), misalnya.

Juga melawan keputusan-keputusan politik otoritas negara asing yang merugikan kita seperti travel warning dan larangan terbang bagi maskapai Indonesia di area negara lain. Diplomasi dan lobbying personal yang dijalankan seorang menteri pariwisata sangatlah efektif untuk hal-hal semacam itu.

Saat ini, area-area diplomasi kebudayaan atau biasa dikenal diplomasi soft power dipercaya berdaya efektif bagi pemulihan dan peningkatan citra Indonesia secara luas, dan khususnya dampaknya bagi pariwisata riegeri kita. Jejaring bisnis dan pemerintahan asing dipastikan sudah dimiliki Sandiaga Uno, maka tinggal dirawat dan diefektifkan.

Kiprah Menparekraf Sandiaga Uno ke depan haruslah semakin memperkuat jaringan di tingkat internasional, baik dari kalangan buyer, government, investor, maupun pelaku bisnis pariwisata. Pun halnya, lembaga-lembaga internasional, di mana Indonesia tergabung di dalamnya. Misalnya, UN World Tourism Organization, G20, serta perlu semaldn dikelola dan ditargetkan untukkeuntungan turisme Indonesia.

Ketiga, Menparekraf Sandiaga Uno diharapkan juga semakin memahami peta bisnis (pasar) wisatawan domestik yang diperlukan pada jangka pendek maupun wisatawan global di jangka panjang. Dalam sambutannya setelah diperkenalkan presiden, Sandiaga menyatakan strategi kementerian yang akan dia pimpin tidak hanya survive, tetapi juga thrive. Artinya, tidak hanya bertahan, tetapi juga menangkap peluang pasar wisatawan.

Karena itu, sekalipun diprediksikan bahwa market wisatawan asing di Indonesia bergeser ke segmen medium dan short haul seperti negara-negara Asia Pasifik dan ASEAN, dengan inovasi, itu memungkinkan untuk membuka pasar-pasar wisatawan global yang selama ini tertutup atau tidak optimal.

Kiranya Menparekraf baru bisa menjadi harapan para pelaku usaha dan pekerja di bidang pariwisata serta siapa pun yang bergantung pada sektor pariwisata, untuk memimpin sektor pariwisata di masa-masa sulit saat ini. Termasuk, melakukan normalisasi pada waktunya nanti.

*) Dosen Hotel & Tourism Business, Fakultas Pariwisata, Universitas Ciputra Surabaya

 

Sumber: Jawa Pos. 29 Desember 2020. Hal 4

Pariwisata di Tangan Sandiaga UNO. Bali Post 29 Desember 2020. Dewa GS.HTB

Oleh Dewa Gde Satrya (Dosen Hotel & Tourism Business Fahultas Pariwisata Universitas Ciputra Surabaya)

 

            SANDIAGA UNO ditunjuk Presiden untuk menjadi N1enteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) menggantikan Wishnutama. Sandiaga Uno diharapkan mampu membawa kepariwisataan Indonesia tidak business as usual, tetapi mengembangkan bisnis kreatif berbasis kreativitas dan budaya. Oleh karena pariwisata sangat erat dengan kreativitas.

Namun, di tengah situasi pandemi ini. siapa pun yang memegang tampuk kepemimpinan industri pariwisata dalam negeri, pasti mengalami situasi yang sulit. Di satu sisi kepariwisataan diharapkan segera menunjukkan hasilnya, yang menurut. Sandiaga Uno haruslah menunjukkan quick wins. namun di sisi lain perjalanan dan kepariwisataan harus dibatasi atau setidaknya ditunda untuk menghindari penularan.

Disatukannya ekonomi kreatif dengan pariwisata. mengingatkan kita pada pemerintahan SBY periode kedua. Di mana masa itu benar- benar mendongkrak popularitas sekaligus alternatif jalan keempat perekonomian dunia, yaitu industri kreatif Sebelumnya. dunia berada pada gelombang pertama yang mengandalkan pada pertanian. gelombang kedua pada m.ufaktur. gelombang ketiga pada information technologi.

                       Saat membuka Pesta Kesenian Bali XXXI tahun 2009 di Panggung Terbuka Ardha Cancira, Taman Budaya, Denpasar. Presiden SBY saat itu menyatakan masa depan perekonomian Indonesia bukan hanya pertanian, perindustrian, maupun jasa jasa yang reguler. tetapi masa depan perekonomian Indonesia juga akan disumbang oleh ekonomi kreatif dan kepariwisataan. Karena itu pantaslah menaruh harapan yang sangat tinggi agar Bali terus menjadi motor dan pusat pengembangan dari pariwisata dan ekonomi kreatif termasuk ekonomi produk budaya.

Ekonomi kreatif yang menjadi ruh kepariwisataan mengandalkan industri vang berbasis pada kreativitas. keahlian. dan bakat individu. Departemen Perdagangan mendaftarkan 15 sektor vang masuk kategori ekonomi kreati£ yakni jasa periklanan. seni rupa. desain. film. seni pertunjukan, riset dan pengembangan. televisi dan radio, video game. arsitektur. kerajinan, mode, musik penerbitan. software dan gante (SWA No. 11/XXIV/29 Mei-11 Juni 2008). Industri kreatif ini dikembangkan dengan berbasiskan aset kekayaan intelektual (intellectual property). Namun persoalannya tidak semua orang mampu dan berkeyakinan penuh mengembangkan bakat dan ketertarikannya. Dalam konteks ini. kita dihadapkan pada persoalan masih rendahnya mentalitas kewirausahaan sebagai daya dorong setiap individu mengembangkan balcat dan kreativitasnva untuk menciptakan suatu produk seni-budaya khususnya.

Kreativitas menjadi antitesa atas rendahnya daya saing. sekaligus mengarahkan insan Indonesia sebagai insan entrepreneur dan menghidupi dimensi entrepreneurship yang dalam bidang pariwisata menghasilkan produk dan memberikan layanan yang inovatif untuk meningkatkan kunjungan wisatawan (asing dan domestik). memperlama waktu tinggal wisatawan (length of stay), dan tentu saja mendongkrak pendapatan negara dari pengeluaran wisatawan (spend of money).

 

Kreativitas

Seorangentrepreneur dikenal sebagai insan yang kreatif dengan mengedepankan independensi gagasan dan ide original yang cenderung 
radikal daripada bergantung pada pendapat atau tren umum (metooism). Di antaranya melalui oxymoron. yang menurut kamus Oxford berarti paduan dua kata yang saling berlawanan yang membentuk satu pengertian baru. Keterampilan membuat oxymoron sangat berkaitan dengan kreativitas kita.

Di ranah praktis. baik intrapreneurship maupun entrepreneurship membutuhkan semacam design thinking yang berada di luar kebiasaan umum di masyarakat. Sederhananya, pemiki-ran dan performance yang mencerminkan 
design thinking identik  dengan insan yang kreatif insan yang problem solver. Sosok radikal yang konstruktif lewat suatu karya. produk atau jasa yang radikal dan “diterima” oleh masyarakat luas sebagai jawaban atas suatu kebutuhan peradaban aktual, merupakan gagasan ideal manusia-manusia Indonesia di masa depan yang mampu memadukan dua kekuatan otak sekaligus: kanan dan kiri. Dengan kekuatan otak kanan, dilanjutkan perpaduan otak kanan dan otak kiri, insan yang kreatif akan menjadi keniscayaan. Dan it ulah entrepreneur.

Berbeda dengan orang yang lebih dominan menggunakan otak kiri, orang dengan kecenderungan yang tinggi pada otak kanan lebih kreatif dan memiliki imajinasi yang tinggi pula. Seniman, artis, desainer dan invent,or biasanya lebih banyak menggunakan bagian otak sebelah kanan. Namun kedua otak tersebut sama pentingnya. Orang yang selama hidupnya menggunakan otak kiri akan sulit untuk berkembang. Dia terbelenggu oleh rutinitas, aturan. prosedur dan kebiasaan yang dia lihat dan kerjakan sehari-hari, sehingga dia tidak akan mampu membuat dan mengembangkan sesuatu yang baru. Begitu juga dengan orang yang selama hidupnya hanya mau menggunakan otak kanan. Dia memang bisa kreati£ tetapi kreativitas tanpa kemampuan analisis dan logika. hanya akan menghasilkan sesuatu yang tanpa makna (Sebastian. 2010). Sementara itu. perbendaharaan otak kanan cukup banyak. di antaranya gurauan (humor). permainan. cerita. kiasan. kreativitas. visual. musik. intuisi. sintesis. empati. keramahtamahan. rasa syukur. dan pemaknaan hidup (Ippho Santosa. 2008).

Diyakini bahwa inovasi radikal di bidang pariwisata menjadi jawaban atas kegelisahan itu. Yang di satu sisi menghadirkan sesuatu yang baru yang memberikan kemanfaatan optimal bagi umat manusia. atau secara bisnis diterima dengan baik di pasaran. dan di sisi lain menjalankan prinsip bisnis yang etis.

Kreativitas yang paralel dengan inovasi. menjadi kebutuhan mendasar di negeri ini. Berulang kali Presiden Jokowi menyampaikan visi pemerintah dan negara untuk mendorong anak-anak muda melakukan inovasi, tidak hanya dalam business e-commerce yang saat ini berkembang pesat dan memiliki masa depan yang bagus. namun juga di setiap aspek kehidupan agar anak- anak muda Indonesia melakukan inovasi. Saatnya pariwisata Indonesia mendasarkan arah pembangunan dan masa depannya pada kreativitas. Di tangan Menpar yang kreatif. kita optimis.

 

Sumber: Bali Post. 29 Desember 2020

Mahasiswa UC Raih Juara 2 Puteri Pendidikan 2020_Inspirasi Banyak Orang Dalam Dunia Pendidikan. Surya. 27 Desember 2020. Hal.3

Inspirasi Banyak Orang Dalam, Dunia Pendidikan

Kabar baik datang dari Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bisnis Media Universitas Ciputra Surabaya (UC)

 

SALAH satu mahasiswinya Anggun Elsa Mayanti menyabet Juara 2 setelah bertarung melawan 60 lebih peserta dari seluruh provinsi di Indonesia dalam ajang Putera Puteri Pendidikan Indonesia 2020.

Kompetisi yang digelar oleh Yayasan Ikatan Pemuda Prestasi Indonesia (IPPI) ini ditujukan agar generasi muda yang terpilih dapat menjadi inspirator dalam dunia pendidikan melalui advokasinya masing-masing. “Kami sebagai generasi muda di Indonesia merasa lebih bisa memahami tentang pentingnya kualitas pendidikan dalam suatu bangsa,” ujar Anggun sapaan akrabnya, Sabtu (26/12).

Kompetisi ini memilild beberapa tahap, di antaranya tahap Karantina yang berlangsung selama 3 hari.

Dalam tahap ini seluruh finalis diberi pembekalan mengenal public speaking, psikologi, beauty class, dan sharing alumni.

Selain itu, peserta juga diberikan beberapa tes seperti tes uji kompetensi pengetahuan umUm, presentasi advokasi, FGD (Forum Group Discussion), penampilan bakat, Top Model Competition, Depth Interview, Table Manner, dan masih banyak lainnya.

Sementara pada malam Grand Final acara digelar di Sari Ater Kamboti Hotel and Convention Bandung Jawa Barat.

Meski digelar secara ofiline dimasa pandemi, kompetisi tersebut telah mendapatkan izin dari Satgas Covid-19 dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dengan syarat mematuhi kewajiban protokol kesehatan. Namun sebelum itu, seluruh finalis diwajibkan membawa hasil swab atau rapid test. Pada tahap Grand Final peserta dIminta satu persatu untuk menjelaskan tentang pendidikan untuk menentukan 10 peserta terbaik.

“Saat 10 besar kami diberi pertanyaan (QnA) untuk menentukan 5 besar, kemudian kami masuk ke dalam sesi penobatan bagi para pemenang, bersyukur sekali saya dapat juara 2,” ungkap perempuan asal Blitar ini.

Berkat keberhasilan tersebut Anggun bertekad untuk terus menginspirasi banyak orang dalam dunia pendidikan. “Selama 1 tahun ke depan menjabat, saya akan melanjutkan advokasi pendidikan yang saya bawakan untuk generasi emas menuju Indonesia Cerdas,” jelas perempuan usia 19 tahun ini. (zainal arif)

 

Sumber: Surya. 27 Desember 2020. Hal 7

Punya Passion Desain Grafis, Natasha Buat Usaha Hampers di Surabaya, Dilirik Perusahaan Besar. 30 Desember 2020. https://jatim.tribunnews.com

https://jatim.tribunnews.com/amp/2020/12/30/punya-passion-desain-grafis-natasha-buat-usaha-hampers-di-surabaya-dilirik-perusahaan-besar